Sambutan yang Manis

11.9K 1.2K 69
                                    

Hai semua, nuna comeback again dengan Double Up untuk zheyeng-zheyeng nuna. Dan alhamdulillah berkat kalian karya nuna sempat rank 7  di teen fiction. Jangan bosen-bosen ya... Lopyu, saranghae, semua dah...

Nemu typo wajib lapor 24 jam...
Happy reading...

-

Xeara terdiam dan hanya mengikuti kemana seseorang itu membawanya. Langkah kaki mereka memasuki ruangan dan akhirnya berhenti.

Xeara masih tampak tenang saat ia di paksa untuk berlutut dan kedua tangannya di ikat.

Penutup hitam itu akhirnya terbuka dan perlahan Xeara membuka matanya.

Karla dan 5 orang gadis lainnya berdiri menatapnya tajam sambil menyeringai. Dan hanya Karla yang membawa balok kayu.

"Ada apa ini? Apa kalian sedang mengagumi kecantikanku?" Tanya Xeara tanpa memperdulikan situasi.

"Hah, kau memang pemberani. Aku menjadi tertantang untuk melukaimu. Kaum low kasta sepertimu sangat merusak kualitas orang-orang di Wills School." Ucap Karla.

"Aish, mengapa semakin banyak sampah-sampah masyarakat yang terlahir beruntung seperti kalian. Menjauh jika kalian tidak ingin terluka" Desis Xeara mengejek sambil memperingati.

Semua gadis itu tersinggung dan Karla memukul wajah Xeara dengan balok kayu itu kuat, hingga pelipis putri seorang mafia mengeluarkan darah.

Xeara menatap tajam Karla dan tidak memperdulikan darah yang terus mengalir di pelipisnya.

"Apa? Kau tidak suka? Inilah akibatnya jika kau menggoda Darren dan Matt, bitch!" Ucap Karla saat tatapan tajam Xeara mulai terlihat.

"Sudahlah Karla, cepat tanya dia. Aku sangat kesal melihatnya, kaki-ku sangat ingin menempel ke wajah cantiknya itu." Sambut gadis berambut bob itu.

Karla dan gadis lainnya tertawa lalu dengan kuat Karla mencengkram rahang Xeara.

"Ah, Darren dan Matt ternyata. Kalian ingin mengetahui hubungan kami, bukan? Kualitas mereka sangat tinggi, dan kalian berharap lebih? Hahaha!" Balas Xeara terkekeh geli.

"Ayo katakan! Kau ingin aku pukul!" Pekik salah satu gadis. Xeara tak menghiraukan dan masih tertawa.

Karla menendang dada Xeara dan membuat putri seorang mafia tergeletak di lantai penuh debu itu.

"Kalian hanya membuang-buang tenaga, dua lelaki itu bahkan tak sudi untuk menatap sampah-sampah seperti kalian, pengecut! Kalian semua menjijikkan, sifat kalian pasti menurun dari orang tua kalian, membully orang tak berdaya dengan cara pengecut seperti ini." Ucap Xeara yang hampir habis kesabaran.

"Apa kau bilang! Wanita sombong sepertimu harus diberi pelajaran!" Pekik Karla yang di sambut antusias oleh gadis-gadis lain.

Gadis-gadis itu melangkah mendekati Xeara dan memulai aksi yang di luar nalar untuk seorang anak dari golongan level atas.

Tetapi, sebelum hal itu terjadi. Dengan cepat Xeara menendang kaki mereka dan membuat tubuh gadis-gadis itu terbentur ke lantai.

Dengan mudah Xeara membuka ikatan tangannya lalu bangkit dan membenahi penampilannya. Xeara memegang darah yang mengalir dari pelipisnya.

"Sambutan yang manis." Ucap Xeara lalu menyeringai saat Karla dan teman-temannya bangkit lalu kembali menyerang Xeara.

-

(Ruang BP)

'Cklek'

"Ahk! Putriku, ada apa dengan wajahmu! Mengapa mereka seperti ini? Apakah sekolah mengajarkan siswi untuk berkelahi seperti ini?"

"Siapa yang telah melakukan hal ini kepadamu?"

Ucapan itu terdengar kuat saat ibu dari gadis-gadis berakal pendek itu datang. Semua gadis menutup mulut mereka rapat-rapat dan menatap takut-takut ke arah gadis yang sedang asik mendengarkan musik melalui headphone sambil memejamkan mata. Gadis itu tampak mengerikan karena bercak darah yang masih tampak jelas di wajahnya dan seragam yang kotor.

"Gadis mengerikan itu yang telah melakukan hal ini kepada kalian? Hei, dimana orang tuamu? Aku akan membawa hal ini ke jalur hukum." Ucap seorang ibu yang ternyata adalah ibu Karla.

Dede yang mendengar hal itu pun berdesis frustasi kepada Xeara.

"Xeara, apa yang telah kau lakukan? Apa yang akan ibu katakan kepada orang tuamu?"

Ibu Karla yang mendengar hal itu tertawa sinis.

"Kau sedang meremehkan kami? Kau dengan mudah menghubungi kami dan sangat sulit menelpon orang tua gadis tak tau diri itu? Ingatlah, disini kau hanyalah babu yang bertugas mengurus anak-anak kami! Sudah miskin tak tau diri, ingat posisimu!" Ucap Ibu Karla dengan sombong.

Xeara menggebrak meja lalu menatap tajam ke arah para ibu dan anak berakal pendek itu.

"Sekarang aku mengerti darimana sifat menjijikkan kalian. Apa pekerjaan orang tuamu?" Tanya Xeara dingin kepada Karla sambil melepaskan headphonenya.

"Woah, kau sangat sombong gadis rendahan. Pekerjaan kami jelas berada di atas orang tuamu. Dan, aku dengar kau mendapat beasiswa? Haha, dasar tak tau diri." Ucap salah satu ibu dari gadis-gadis itu.

"Xeara, hentikan. Ibu akan menelpon orang tuamu sekarang." Ucap Dede pelan sambil ketakutan.

"Tuhan memang adil, kelebihan harta dan kekurangan akal. Menciptakan kaum 'low' attitude untuk menghibur hariku yang membosankan." Ejek Xeara dengan nada merendahkan.

Ibu Karla tak bisa menahan amarahnya lagi dan melayangkan tamparan kuat ke pipi Xeara. Tetapi tamparan itu tak bisa mendarat karena sebuah tangan mengenggam erat pergelangan tangan ibu Karla.

Xeara tersenyum sinis saat ibu Karla tau bahwa seorang Matt pria yang akan ia jadikan menantunya menahan lengannya dengan kuat.

"Jangan coba-coba untuk menyentuh adikku!" Ucap Matt penuh amarah.

Semua yang ada di sana menganga kaget.

'Brak'

Pintu terbuka dengan kuat, Darren sang pelaku masuk dengan wajah memerah karena amarahnya yang akan meledak. Kasey juga tampak mengikuti Darren dari belakang.

"Aish, kau terluka!" Pekik Darren khawatir sambil menangkup kedua pipi Xeara.

"Berani-beraninya kalian melukainya, aku akan memberi pelajaran kepada kalian. Ibu Karla, aku batalkan semua kerja sama kita." Ucap Darren membara lalu membawa Xeara bersama Kasey.

Matt masih ada di sana, menatapi semua pemeran utama yang kini menunduk takut dengan bahu bergetar. Ibu Karla yang sedari tadi membusung angkuh, kini pucat dan lemas.

"Aku akan menjamin kalian mendapat hukuman, dan adikku tak pernah mengusik siapa pun jika kalian tak mengusiknya." Peringat Matt tajam.

"Bu, hubungi Uncle Ken dan Aunty Araxi, mereka pasti akan marah jika Xeara pulang dengan keadaan terluka. Dan peringatkan mereka untuk tidak mengumbar identitas Xeara William jika ingin selamat." Ucap Matt dengan dingin lalu pergi dari ruangan pengap itu.

"Ke-ken dan Araxi?!" Ucap salah satu ibu gadis itu.

Karla dan gadis-gadis yang lain bertatapan lalu melotot kaget.

Ibu Karla mendadak pingsan dan semua menjadi panik.

Bersambung...

Medan, 8 Agustus 2019.

ANTONIMWhere stories live. Discover now