Part.49. Malam Pertama

1.6K 55 3
                                    

Ketika senja benar-benar turun dan langit sudah berwarna kelabu jelaga. Sebentar kemudian bulan tanggal tiga muncul dengan wajahnya yang pucat menggantung sedih di atas telaga kematian.

Bayangannya menampilkan cahaya samar yang semakin membuat suasana malam itu terasa berjalan lambat.

Kimpul dan beberapa orang penduduk mendapat giliran jaga malam ini.
Baru saja ia menyalakan tumpukan kayu kering untuk membuat api unggun, sekedar penghangat dan pengusir nyamuk, sosok tubuh tinggi besar datang mendekat.

Wajahnya yang tampan dijilat oleh bayangan cahaya nyala api yang menari-nari.

" Selamat, malam paman. Bolehkah aku ikut menghangatkan badan di sini. Maaf, namaku Aji, Paman?" suara Aji tenang dan jelas. Keberadaan dan sapaanya yang tiba-tiba tak urung mengagetkan Kimpul juga.

Untuk menutupi rasa terkejutnya, Kimpul pura-pura batuk dan bertanya.

" Uhuk... Uhuk... ," ia mencuri pandang melihat ke arah sosok yang terlihat ramah dan penuh senyum itu.

" Boleh Nak Aji. Ayo, mari ke sini,
Ada singkong baru saja diambil dari kebun. Pasti enak untuk menemani begadang malam ini," ajak Kimpul ramah kepada Aji, sambil tidak henti-hentinya mempersiapkan semua keperluan untuk menemani tugas berjaga malam ini.

" Ngomong-ngomong Nak Aji, dari mana mau ke mana?" tanya Kimpul ringkas.

" Maaf, paman. Aku tinggal di Dukuh Bayu Biru di bagian Selatan dekat kota raja Widyatilka," jawab Aji sambil ikut duduk di atas akar pohon yang tumbuh di dekat tempat jaga di pinggir telaga.

" Aku sengaja datang ke sini karena mendengar kabar kematian misterius di telaga ini. Apakah kabar itu, benar paman?" tanya Aji hati-hati.

Untuk sesaat Kimpul menghentikan pekerjaannya. Ditatapnya lurus-lurus wajah dan dicarinya kesungguhan dari pancaran mata Aji.

Setelah menghela nafas panjang, Kimpul mengangguk membenarkan. Terlihat wajahnya yang persegi itu terlihat gundah dan was-was.

" Bolehkah, aku tahu sebenarnya apa yang tengah terjadi di sini?" pinta Aji selanjutnya.

Melihat gelagat, gerak-gerik, serta tutur sapa Aji yang  terpancar dari kesungguhan hati, membuat Kimpul dengan percaya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Sampai kematian kambing saat ia memancing pun lengkap diceritakan.

Aji dengan sabar dan perhatian mendengarkan semua cerita dari Kimpul apalagi beberapa warga ada yang berdatangan menambah suasana malam itu semakin hangat.

Selain Kimpul, warga yang lain juga memberikan tambahan cerita.
Aji mengumpulkan semua keterangan itu. Dijadikan bahan pertimbangan, untuk melakukan langkah yang tepat ke esokan hari.

Malam itu langit malam di sekitar telaga masih terlihat temaram. Apalagi rembulan muda sepotong bersembunyi di balik pohon Asem besar yang tumbuh di dekat telaga.

Aji tidak menyia-yiakan kesempatan untuk memperoleh keterangan sebanyak-banyaknya sambil membantu secara sukarela berjaga-jaga di telaga itu.

Menuju tengah malam tidak terjadi hal-hal yang mengkhawatirkan. Masing-masing warga bergantian melakukan perondaan.

Aji berpamitan untuk beristirahat di sebuah gubuk kecil tidak jauh dari tempat penjagaan.

*

Sementara di sisi Utara telaga Kematian, lima pasang mata tampak berkilat di antara gelapnya malam.
Sang pemimpin mengulapkan tangan, memberikan perintah untuk menghentikan gerakan.

Dari cahaya samar-samar yang kebetulan melintas menerangi kelima orang yang berpakaian hitam-hitam ringkas. Merunduk hati-hati sepertinya bersembunyi di antara kegelapan bayangan pepohonan pisang yang tumbuh subur di sekeliling telaga Kematian.

Sang pemimpin ternyata adalah Sengkala bersama anak buahnya, prajurit khusus kerajaan yang mengemban tugas menyelidiki keberadaan Aji Panjalu dan selalu menyesap kabar terbaru tentang Mestika Cakar Naga.

Gesit dan cekatan juga gerakan para prajurit itu.
Hanya beda setengah hari dari ke datangan Aji Panjalu.
Mereka sengaja memutar dari arah pertama mereka datang. Sengaja menyelidiki dengan hati-hati dan diam-diam.

Sengkala dan anak buahnya, sebelumnya tidak pernah menyangka bahwa orang yang dikejarnya hanya berada ratusan tombak jauhnya dari mereka bersembunyi.

Aji Panjalu tepat di seberang telaga Kematian itu.

Apakah yang akan dilakukan Aji Panjalu?
Bagaimanakah jadinya jika mereka akhirnya bertemu?

Bersambung...

Mestika Cakar Naga 2 ( Tamat )Where stories live. Discover now