Part VI

66.9K 1.8K 27
                                    

So much thanks untuk my all beloved readers yang masih eksis baca You Are Mine, so glad masih ada yg ngikutin apalagi udah ngasih VOTEnya dan thanks tak terhingga untuk my beautiful readers @ViraTale, @SelenaPeregrine, @fietrie, @good_reader, @pelangiang, @bia_yukies yang berbaik hati ninggalin komennya....soooooo untuk silent readers pleaseeeee bgt buat votenya...happy reading :)

    

MATANYA berusaha menangkap sosok yang dikenalnya sementara rasa gugup mulai menjalari disetiap menitnya disaat beberapa pasang mata menengok ke arahnya, ia tidak nyaman menerima perhatian dan tatapan intens yang ditujukan padanya.

Berusaha lebih keras, Amber mengedarkan pandangan untuk mencari keberadaan Mary hanya untuk memperlihatkan kehadirannya. Ia bermaksud untuk tidak berlama-lama dalam pesta, pikirannya tidak menentu dan selalu tertuju pada Chris yang menunggunya di tempat parkir.

Dari sudut pandangannya, ia mengenali rekan sekerjanya sedang mengumbar pesonanya ke salah satu eksekutif muda di bagian yang lain. Ia ingin sekali memberi kesempatan kepada rekan sekerjanya itu untuk bisa mengakhiri kesendiriannya namun memikirkan Chris yang sedang menunggunya membuatnya menguatkan diri untuk menginterupsi apapun rayuan yang sedang diumbar teman terdekatnya.

Dengan tekad kuat dan kepala menunduk, Amber berjalan ke arah temannya berada dan hingga beberapa langkah ia terbentur dengan dinding keras yang tiba-tiba berada didepannya. Dengan gugup ia mengangkat kepalanya dan langsung berhadapan dengan sepasang mata cokelat yang sanggup membuatnya meleleh dalam sekejab.

Pemilik sepasang mata cokelat itu menatapnya dalam-dalam hingga Amber merasakan wajahnya menghangat akan kuatnya pengaruh yang ditimbulkan, ia meneliti keseluruhan wajah pemiik mata cokelat itu dan hampir terkesima akan menemukan pria yang begitu menawan sekaligus sangat maskulin dengan tiap garis wajahnya yang terpahat sempurna dengan mulut yang paling sensual.

Refleks Amber mundur saat ia merasakan perasaan aneh yang sulit ia jelaskan sekaligus menakutinya saat ia bersitatap dengan mata cokelat hangat pria asing itu, jantungnya berdetak dengan cepat dan wajahnya terasa semakin panas seiring dengan tatapan intens pria itu.

"Ma-maaf...aku tidak melihat kehadiran anda maksudku kedatangan anda mmm maksudku....aku minta maaf sudah menabrak anda," Amber mengutuk dirinya sendiri atas kegugupan yang tiba-tiba menguasai dirinya.

Bibir sensual pria itu bergerak membentuk senyum tipis yang mampu membuat lutut wanita manapun lunglai seketika dan Amber berjuang sekuat mungkin untuk tidak terpengaruh akan kuatnya pesona yang dipancarkan pria itu, demi Tuhan, ia sudah memiliki kekasih dan ia berpikir betapa menawannya pria yang berada didepannya.

"Kurasa aku yang seharusnya minta maaf karena sudah menghalangi jalanmu, mia bella1." bisik lembut pria itu dengan suara parau yang terdengar begitu sexy ditelinga Amber sekaligus mengirimkan gelenyar ke seluruh tubuhnya.

Seketika muncul penyesalan yang menderanya, ia seharusnya tidak mendengarkan suara pria itu karena ia yakin tidak akan mampu menghilangkan suara itu dari pikirannya dan membuat dirinya terlena.

"A-aku harus pergi," dengan panik ia mengalihkan tatapan dan tanpa menunggu sahutan pria itu, Amber beringsut maju melewati pria itu namun saat ia berada sejajar dengan pria itu ia merasakan tangan hangat pria itu mencengkeram lengannya mencegahnya untuk berjalan maju.

Amber membeku ditempatnya, gejolak aneh yang ditimbulkan pria itu terasa semakin kuat dan ia harus bisa mengusir perasaan itu jauh-jauh dari dirinya.

"Siapa namamu, tesoro mia1?" pria itu berbisik merdu ditelinganya membuat kulit Amber meremang.

Amber memejamkan mata untuk menenangkan dirinya sekaligus menguatkan diri agar tidak gugup layaknya gadis belasan tahun yang bertemu dengan idolanya, "Tolong lepaskan tanganku, Mister."

Dirasakannya tubuh pria disampingnya menegang namun cekalan dilengannya tidak ikut mengencang hingga Amber dapat merasakan kuatnya kontrol yang dimiliki lelaki asing itu, ia berharap pria itu segera melepaskan cekalannya agar ia bisa segera menemui Mary dan menyelinap pergi.

"Menarik," guman pria itu lebih kepada dirinya sendiri dan Amber merasakan firasat aneh akan sesuatu yang besar yang akan mengguncang kehidupannya, ia berusaha menarik lengannya dari cekalan pria itu namun tangan pria itu tidak juga mau melepaskannya.

"Bisakah anda melepaskan tangan anda, sir?" Amber menekankan setiap kata yang ia ucapkan dan berharap pria disampingnya itu mengerti akan ketidak nyamanannya akan cekalan pria itu.

"Sayangnya, aku tidak bisa melakukannya selama kau tidak mengatakan namamu, cara mia1." sahut pria itu dengan menyesal seakan-akan jawaban yang ditunggu merupakan penentu hidup dan mati seseorang dan Amber tidak mengerti akan kekeras kepalaan pria itu.

Tanpa sengaja Amber melirik jam dinding yang tepat berada didepannya dan meringis, ia tidak menyadari sudah setengah sejam ia meninggalkan Chris ditempat parkir dan ia bisa membayangkan ketidak nyamanan kekasihnya berada dalam mobilnya. Bayangan akan kegusaran lelaki itu sanggup memberinya kekuatan lebih untuk melepaskan diri dari cekalan pria asing yang mampu memporak porandakan hidupnya jika ia lebih lama berada dekat dengan pria itu.

Amber memaksakan senyum terbaiknya saat kembali bersitatap dengan mata cokelat yang selalu membuat jantungnya berdetak cepat dan seketika itu pria disampingnya tercengang menatapnya hingga tanpa disadari lelaki itu jika cekalannya melemah dan ia menggunakan kesempatan tersebut untuk melarikan diri.

"Maaf, aku tidak merasa penting untuk menuruti apa yang anda inginkan." sergahnya lalu menarik tangannya dengan mudah dan berbalik menuju pintu tanpa menunjukan dirinya pada Mary.

Ia melangkah cepat dan berdoa pria itu tidak mengikutinya, ia mengingatkan dirinya untuk menghubungi Mary dan menyatakan permohonan maaf karena tidak bisa datang. Ia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya karena ia yakin rekan sekerjanya itu akan mulai membayangkan adegan romantis yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.

Dengan meningkatkan kecepatannya, Amber bergegas menuju ke tempatparkiran. Ia bukan saja mengkhawatirkan Chris namun ia ingin berlari menjauhipria yang mampu menjungkir balikan perasaannya hanya dalam sekejab dan ia tidakmenyukai pengaruh yang ditimbulkan pria itu bagi dirinya.

for my new readers...pleaseee for the VOTE 'n komennya yaaa

You Are Mine tersedia dalam versi cetak dengan 356 hal, add line anda_san or fb sandra anda untuk order....thank you for your support my beloved readers

------------> to next part ^.^





You Are Mine (Available On Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang