P R O L O G

57.9K 4.2K 18
                                    

Kerumunan wartawan di depan kantor A&J Collection bertambah semakin banyak meskipun hari sudah menjelang petang. Upaya pihak keamanan mengusir mereka, sesuai perintah sang atasan, tidak berjalan lancar. Seorang wanita dengan rambut abu-abunya yang dikuncir asal-asalan, kacamata hitam bertengger di hidungnya tampak terlihat kesal. Ia mengetukkan sepatu high heels berwarna hitamnya ke lantai marmer yang menciptakan suara nyaring.

"Gue mau pulang, capek, mau mandi," tukas wanita itu lalu berjalan ke arah pintu keluar, namun dirinya dicegat oleh salah satu pegawai wanita.

"Jangan keluar dulu. Nanti Mbak Joy pasti ditanyain macem-macem, biar mereka pergi dulu."

"Sampai kapan gue nunggunya Maurin?" Joyvika menatap sang sekretaris dengan kesal. "Heran deh, apa mereka kekurangan bahan gosip sampai harus cari berita tentang gue?"

Maurin meringis. "Kan Mbak Joy kemarin ketahuan kencan sama Mas Ilyas."

"Terus masalahnya apa? Kita berdua bukan selebriti yang jual kehidupan pribadi!"

"Ya salahnya Mas Ilyas kan gebetannya Mbak Rachel, masa Mbak Joy nikung gebetan adik sendiri?"

Wanita itu menyeringai mendengar nama adik tirinya. Nikung? Kalau pun ia melepas Ilyas, dirinya yakin lelaki itu tak akan menoleh untuk Rachel. Kenapa gadis kecil itu sangat suka berhalusinasi?

***    

JOYVIKA [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang