Part 2. Desk Job! Sign in!

359 38 6
                                    

"Pagi pak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi pak." ini jam sembilan pas, Pak Kevin, my new direct boss gue Masuk ke ruangan kerja sambil membawa tas kerjanya. Boss baru gue ini kelihatan ganteng pagi ini, dia memakai kacamata bening kurasa ini buat mengemudi saja dan pakai kemeja biru gelap  yang pas di postur atletisnya. Well, serius  dia boss yang  ganteng tapi berkat karakternya dia gak jadi ganteng lagi tapi disegani mendekati ditakuti dimata orang-orang di kantor ini.

"Pagi, kamu sekertaris baru..."

"Iya pak, saya Renata Sanjaya. Siap membantu Bapak. Mohon bimbingannya" gue udah mikirin kalimat paling lugas ini buat perkenalan dengan pak boss.

"Oke Rena, ke ruangan saya." Gue deg-degan, pasti pengarahan tugas. Demi dua puluh juta, gue bakal sabar sama tugas apapun. Fight. Gue cepet-cepet jalan duluan buka pintu buat boss sambil bawa notes dan pulpen.

Dia agak heran ngeliat gue cepet-cepet bukain dia pintu. Mungkin sekertaris lain gak pernah sampe segitunya. Ape gue lebay ya. Ga lah, I do my best buat jabatan assiten tetap. Positive Thinking. Lagian sekretaris dia sebelumnya cowo. Gue cewe, detail and have my own style. Hehehe gue PD.

Dia jalan masuk dan gue nutup pintu. Yess, dia sedikit menangkap pemandangan berbeda. Gue sedikit mendekor ulang ruangan dia. Gua ngerayu cashier utama dengan persetujuan Pak Andre buat beli beberapa organizer baru saat dia sedang ada kunjungan bisnis ke Jepang. Nyusun beberapa item di meja kerjanya dengan lebih rapi.  Dan menambah beberapa desain bunga artifisial yang ga lebay dan cocok sama ruangan kerja besar mengkilat ini.


"Maaf pak, saya sedikit menata meja dan ruangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf pak, saya sedikit menata meja dan ruangan ini. Tapi jika bapak tidak menyukainya saya akan kembalikan." dia cuma lihat dan gak protes kayanya. Gue selamat.

"Email yang bapak harus jawab sudah dimap kuning. Laporan mingguan keuangan di map merah dan laporan proyek di map biru pak." gue langsung nyerocos.

"Duduk." langsung nyelipin diri di kursi depan meja kerja dia. Dia ngeluarin beberapa dokumen dari tasnya.

"Handle ini ke bagian keuangan siapkan PO, pembelian new equipment ke supplier. Minta keuangan siapin pengajuan LC ke bank. Email supplier-supplier  ini minta jadwal kapal dari Osaka ke Singapore kapan. HubungI forwarder kita di Sin."

"Baik pak... " dia langsung membuka map email. Periksa satu-satu dan ngasih ke gue instruksi apa yang harus gue bales. Kerja dan mikirnya nih boss cepet juga. Cuma dalam dua puluh menit semua email kelar.

"Masukkan nomor hape kamu." gue langsung ambil iphone mengkilat itu dan masukkin nomor gue. Dia langsung misscall. "Sudah pak." gue langsung nunjukin hape gue dikantong.

"Jam kerja kamu sebagai assiten saya bukan 9 to 5, tapi juga diluar jam kerja kantor. Andre sudah jelaskan ke kamu?"

"Sudah pak."

"Ini shechdule book saya, kamu harus pastikan jam 7.30 malam tiap hari, schedule harian saya buat besok, sudah update ke email pribadi saya. Subject shechdule harian dan tanggal, detail keterangan, jam dan nomor kontak orang yang saya harus temui.   "

"Siap pak."

"Saya ingin assisten saya pakai blazer hitam dalaman blouse putih, celana bahan hitam. Pantofel 7cm. Rambut diikat rapi, kacamata kerja, makeup tidak berlebihan mulai besok. Saya bukan mau ngatur penampilan kamu. Tapi saya ingin assiten saya tidak terlihat seperti 'bitch', itu menurunkan kredibilitas saya. Setiap kamu ikut saya, maka kamu harus berpakaian seperti itu." To the point! Boss ini clearly know how to look perfect with his own standard.

"Siap pak."

"Semua perkataan saya harus dilaksanakan tanpa pertanyaan. Tanggung jawab assiten saya juga termasuk masalah saya diluar kantor, tidak ada batasan tanggung jawab.  Kamu tidak bisa membantah apa yang saya suruh. Dilarang membicarakan apapun mengenai masalah pribadi saya ke sesama rekan kerja kamu. Jika saya menemukan kamu membocorkan masalah pribadi saya, maka pengacara saya akan tuntut kamu diatas pernyataan bermaterai yang harus kamu tandatangani sekarang." dia ngeluarin sebuah kertas yang sudah bermaterai! Gue spechless, ini yang dimaksud pak Andre, boss bakal ngomong sendiri. Jadi ini tanggung jawab gaji dua puluh juta!

Gue ngeliat poin-poin pernyataan di surat perjanjian bermaterai itu. Lengkap sekali, dari no drug allowed, pasal gue harus merahasiakan setiap masalah pribadi dan perusahaan, tidak akan mencuragi masalah keuangan, hingga menjaga kehormatan dan norma kesopanan 'busyeettt WTF!' selama bekerja dengan boss. Dan diakhir kalimat. Pelanggaran berakibat pembayaran denda 10x gaji. Hell ....jadi gue harus bayar denda 200 juta! Sadis!

"Setuju dengan syarat saya sesuai perjanjian itu?" dia ngeliat gue sambil memajukan badannya dan ngetuk-ngetuk pena mahalnya di meja kerja segede gaban itu. Serius sekarang gue takut ama boss depan gue ini, dia megang orang terdekatnya pakai tali kekang dan mastiin semua terkendali! Tapi ini untuk dua puluh juta per bulan belum termasuk bonus dan THR!

"Iya setuju pak." serius gue sedikit gemetar dengan jawaban gue, rasanya gue jawab itu dibawah todongan pistol di kepala gue.

"Sign in!" dia nunjuk kertas bermaterai itu. Dan gue tandatangan dengan gemetaran. Oh my Godness, I'm like dragging my self to prison. Did I doing mistake here? Dengan cepat dia narik kertas bermaterai itu. Gue ngerasa hopeless, kaya hidup gue ditangan orang yang salah sekarang. Firasat gue buruk!

"Fotokopi KTP kamu kasih ke saya, saya akan kirim ini ke pengacara pribadi saya."

sudah ditangan boss, hidup gue ditangan dia sekarang!

"Masa percobaan kamu dua bulan gaji 10 juta selama dua bulan! Jika saya anggap kamu mampu, kamu akan terima gaji penuh di bulan ketiga. Ingat siapa kamu, kamu adalah asisten saya, tangan kanan saya, saya harap saya bisa mengandalkan kamu. Saya sering bicara keras, it's habit on work to get everything done, not a personal matter! Get it!" ngomongnya terus terang  banget nih boss.

"Understood sir! I'm doing my best!" semangat dehhh... udah gue tandatangan juga. No turning back point here!

"Good, saya berharap besar pada kamu!  Kamu bisa keluar. Bilang ke kepala keuangan dan marketing ke ruangan saya!" khas omongan boss, 'saya berharap banyak kepada kamu'. Okelah Boss karena saya juga berharap banyak pada gaji saya. Jahhh! 

"Baik pak." Gua langsung pergi dan nutup pintu. Menghela napas panjang. Let's do this. One step forward is done today.


Nahhhh dua episode awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nahhhh dua episode awal. Gue baru pertama kali bikin cerita amburadul non baku bahasa  seenak udel begini hahaha. 

Sorry bahasa asingnya ga gw italic , gua nulis pake hp semua draft 1 gw, gak diedit kompi. 

Apakah  2 part awal ini menarik , apa ini ngebosenin garing ??? tolong aku perlu pandangan kalian hehehe ...komen yaak

I Hate My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang