Aku berdiri tegak. Aku memendam ketakutan setengah mati.
"Kau katakan sesuatu?" Bowmen bertanya.
"Aku-um, iya," aku menjawab.
Jessy menarik bajuku tanpa suara. Aku mengerti dia mau aku berhenti. Laki-laki yang bersama Bowmen menaikkan sebelah sebelah. Iya kan, namanya Bowmen? Bahkan beberapa dari yang tadi bersama Rhodes menaikkan sebelah alis mereka.
Bowmen menyeringai dan melihatku. "Kalau kau mau ngomong lagi, ku akan cari cara untuk membuatmu diam," dia berkata.
Tenggorokanku mendadak kering.
"Sana, ancam pelacurmu, Bowmen," Rhodes mengancam.
"Kau pelacur, Rhodes. Lagipula, sejak kapan kau peduli siapa yang ku ancam?"
"Sejak gadis emas ini terlalu cantik buat orang seperti kau."
Kedua Bowmen dan Rhodes berargumen secara intens dan teramat mengejutkan bahwa mereka balik membicarakan wilayah. Orang-orang mereka juga berargumen, atau dengan kata lain, bertengkar lagi. Aku mengambil kesempatan itu untuk lari.
Jessy mengikutiku dan setelah kita tidak bisa terlihat oleh mereka lagi, aku melepas nafas lega.
"Siapa mereka?" Aku bertanya saat aku yakin kedua pihak tidak mengikuti kita.
"APA YANG KAU PIKIRKAN?!"
"Aku pikirkan tentang kelas. Aku tidak mau telat ke kelas dan aku tidak punya waktu untuk orang-orang sombong seperti mereka," aku menjelaskan.
"Mereka itu berbeda dengan cowok lain," Jessy berkata, "mereka itu geng Barat dan geng Timur. Mereka itu bermusuhan sejak fajar waktu!"
"Geng? Wah, maafkan aku menggangu bocah-bocah malang dengan pertengkaran kecil mereka," aku tertawa. Lucu sekali. Geng? Anggota geng bukan seperti mereka, ganteng dan sedang bertengkar, iya kan?
"Aduh, Amber. Ini bukan permainan. Mereka membunuh orang!"
Itu menarik perhatianku.
"Kalau memang separah itu, mereka sudah di penjara sekarang, atau lebih parah, dikeluarkan!" Aku berkata dan tertawa akan lelucon kutu bukuku. Bukan berarti aku kutu buku, tentunya.
YOU ARE READING
Dua Geng Dan Gadis Emas
Teen Fiction"Aku tidak meminta untuk berada di tengah pertengkaranmu," aku mengeluh. Blake menekanku ke loker, tangannya memegang kedua sisi kepalaku. "Suka atau tidak, kau di tengah-tengahnya sekarang, sayang," dia berbisik. Mukanya hampir mengenai mukaku dan...