23. Teori Cinta Yudan

13.3K 1.3K 66
                                    

Yang jelas, kalau lo udah sayang sama seseorang, udah pasti lo jatuh cinta sama dia. Kalau lo udah jatuh cinta sama dia, lo bakal selalu berusaha buat melindungi dia, berada di sisi dia. Lo selalu mau yang terbaik buat dia.

• • •

"Kamu hanya punya dua pilihan. Kalau kamu tidak ingin menandatangani surat perjanjian, kamu harus menandatangani surat pengunduran diri ini. Yang artinya kamu bersedia untuk mengundurkan diri sebagai siswa di Lawden Hall."

Seketika Adnan membuang napasnya kasar, bersamaan dengan dia membuang wajahnya dari pandangan Madam Loly. "Saya gak mau menandatangani keduanya." Adnan berucap tegas.

"Itu tidak ada dalam pilihan yang saya beri," tandas Madam Loly dengan cepat.

Di saat Madam Loly tetap terlihat tenang, lawan bicaranya justru terlihat sangat gelisah. Persetan dengan pilihan yang disuguhkan Madam Loly, kepala Adnan tiba-tiba saja sakit karenanya. Keduanya sama saja. Ujung-ujungnya dia harus keluar dari Lawden Hall. Yang membedakannya hanyalah waktu.

Di sisi lain, Madam Loly yang bosan menunggu kuputusan Adnan, menengok jam tangan mini yang melingkar di tangannya. "Saya tidak memiliki banyak waktu. Jika kamu tidak bersedia menandatangani keduanya, saya anggap kamu mengundurkan diri sekarang juga."

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Madam Loly, seketika saja mata Adnan terbuka sempurna. "Saya akan menandatangani surat perjanjian." putus Adnan tiba-tiba.

"Apa?"

Ini orang pura-pura budek atau emang budek beneran?! geram Adnan.

"Saya akan menandatangani surat perjanjian. Saya bersedia disidang dan dikeluarkan dari asrama apabila saya melanggar aturan lagi," ucap Adnan dalam satu tarikan napas.

Senyuman puas nampak mengembang sejelas-jelasnya di bibir Madam Loly ketika ia mendengar pernyataan Adnan barusan. Sesaat ia menarik kembali surat pengunduran diri yang sudah ia siapkan. Lalu menyodorkan surat perjanjian tepat di tengah-tengah, juga mendorongnya menjadi lebih dekat di hadapan Adnan. Bahkan dengan senang hati ia mengambilkan sebatang bolpoin yang kemudian ia serahkan pada Adnan.

"Silakan, kamu tandatangan di sini." Jari telunjuknya menunjuk sebuah materai yang sudah tertempel pada surat tersebut.

Tidak butuh waktu lama. Hanya dalam beberapa detik, tanda tangan Adnan sudah terbubuh di atasnya. Setelah itu, Madam Loly mengambilnya kembali. Beberapa saat ia memandangi tarikan pulpen yang membentuk tanda tangan Adnan dengan senyuman yang kian merekah.

"Baiklah, kamu boleh keluar sekarang."

"Lo suka sama Nasya?" tembak Daniel tiba-tiba dengan pertanyaan yang menohok selepas ia mendengarkan Adnan kembali bercerita mengenai kesepakatannya dengan Madam Loly. Dari cara Adnan berkata kalau dia tidak ingin meninggalkan Lawden Hall demi keinginannya untuk melindungi juga menjaga Nasya, Daniel merasa kalau pertanyaan darinya itu cocok untuk ia tanyakan pada Adnan.

Adnan diam. Ini yang Adnan bingungkan. Adnan bingung bagaimana perasaannya pada Nasya dapat dikategorikan. Apa ini termasuk suka, atau cuma sekedar peduli? Adnan sungguh bingung terhadap perasaannya sendiri. Karena dia belum pernah merasakan seperti ini pada gadis lain sebelumnya. Dia juga tidak tahu seperti apa rasanya menyukai atau mencintai seorang gadis. Yang ia tahu, dia menyayangi Nasya. Entah dirinya menganggap Nasya sebagai apa, Adnan tidak tahu.

"Lo gimana, Niel?" Tiba-tiba Lukas menceletuk. "Itu mah udah gak usah ditanya. Lo denger sendiri kan seberapa nekatnya dia demi Nasya?"

"Gue paham, kok, Nan, kenapa lo sampe segila itu demi Nasya. Karena ketika kita udah sayang sama seseorang, kita bisa melakukan banyak hal gila tanpa kita sadari demi orang itu. Cinta emang punya power yang besar dalam hidup setiap manusia. Gue percaya itu." Kali ini Yudan bertutur dengan intonasi serius. Yudan memang akan mendadak serius jika sudah bicara soal cinta.

Emerald Eyes 1&2Where stories live. Discover now