Bus terbakar

8 0 0
                                    

29, Agustus. 05: 46 Sore

"Aghh!" Cans memegang kepalanya karena sakit. Di kepalanya terasa cairan kental dan itu darah. Cans melihat ke kiri, Rayyan masih belum sadar.

Sepertinya Cans terantuk jendela hingga kepalanya berdarah. Cans menggoyang-goyangkan tubuh Rayyyan pelan karena dia belum punya banyak tenaga.

"Ray..." Ucapnya lirih.

Ray bangun setelah lama Cans memanggil. Rayyan terkejut melihat pemandangan yang ada. kepala Cans berdarah dan tangan kanannya terjepit oleh bangku di depannya sedangkan Rayyan sendiri hanya jidatnya yang berdarah. Di samping kiri Rayyan, Hilda. Tangannya serta buku yang dia pegang terjepit di pegangan bangku yang sudah rusak.

"apa yang terjadi?"

"Mana gua tau, cepet tolongin gua keluarin tangan gua!" Suruh Cans.

Rayyan langsung menarik bangku di depannya ke kiri agar celahnya membesar dan tangan Cans dapat keluar.

"Lo gak apa?" Tanya Rayyan.

"gak apa dengkul lu jelas-jelas kepala sama tangan gua luka," Jawab Cans kesal.

"Ya, setidaknya lo hidup," Balas Rayyan.

Rayyan yang tubuhnya masih kuat pun mencoba untuk berdiri dan melihat jika ada yang sudah bangun, diikuti dengan Cans yang susah payah Jalan.

Rayyan pergi ke arah Hilda untuk mengeluarkan tangannya. Dia masih belum sadar tapi setidaknya masih bernafas. lalu Rayyan pergi ke tempat Cellicia dan Michael, menggoyang-goyangkan Tubuh mereka.

"ada yang bangun, Ray!" Seru Cans dari arah depan.

Rayyan langsung menghampiri Cans.

"ini kenapa?" Tanya Orang itu bingung sambil memegang jidatnya. Tubuhnya tidak ada yang terluka. Sungguh, beruntung.

"Lo cepet bantuin gua bangunin mereka-mereka!" Suruh Rayyan.

Laki-laki itu, Felix. Dia baru bangun dan tidak tahu apa-apa dengan bingung dia melakukan apa yang disuruh Rayyan.

Sudah ada  beberapa bangun,

"Cans, lo nyium bau sesuatu gak?" Tanya Cellicia yang sudah bangun dari tadi.

"iya, kayak gosong," Jawab Cans.

Tiba-tiba ada yang berteriak.

"Mesin di depan kebakar!"

Spontan yang bangun langsung berlari keluar meninggalkan orang yang masih belum sadar. Tepat saat semua sudah keluar, Bus itu terbakar.

"Sial!" Keluh Rayyan.

Yang hidup hanya ada 15 orang. 5 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Mereka yang hidup langsung pergi jauh dari Bus itu takut api menjalar ke mana-mana

"apa yang harus kita lakukan?" Cellicia duduk dengan memeluk lututnya. Udara di sini memang dingin dan juga sebentar lagi malam akan datang.

Michael datang dan memberi memberi Cellicia jaket.

"Thanks," Ucap Cellicia.

Untunglah beberapa dari mereka sempat mengambil barang-barang yang penting. Seperti tenda, senter, makanan, dan obat-obatan.

Di antara mereka juga ada yang pernah belajar merawat orang. Salah- satunya Velania, perempuan yang menyukai Rayyan sedang merawat Cans. Untunglah saat itu Velania tidak mendengar percakapan mereka.

Vel memperban tangan Cans dan membuat penyangga agar tangan Cans tak jatuh.

"tangan lo jangan digerakin dulu. Kalau lo gerakin bisa-bisa tangan lo retak," Vel memperingati.

"kira-kira gue harus kayak gini sampai kapan?" Tanya Cans.

"sampai lo ditindak lanjuti!" Jawab Vel.

Sementara di tempat Rayyan.

"Kita harus gimana ini?!" Rayyan terlihat sangat panik, dia berjalan berputar sambil memegang jidatnya.

"lo jangan Panik gitu nanti malah gak bisa berpikir," Saran Jaren. Jaren tiba-tiba berdiri.

"oke, sudah selesai waktu bersedih. kalian ada yang punya jaringan, gak?" Tanya Jaren ke semua.

Semuanya mengecek handphone mereka masing-masing dan tidak ada yang mengangkat tangan. Mereka benar-benar berada di tempat belantara.

"ok kalau gitu. Karena mau malam mendingan yang bisa buat tenda dan tidak sedang sakit. Buat gih, tenda! Terus yang masih bisa gerak leluasa cari ranting dan kumpulin, carinya jangan jauh-jauh!" Jaren memimpin.

Tampaknya ada yang tidak suka dengan Jaren yang sok memimpin mereka.

"eh, kok lu jadi ngatur-ngatur?!" Bantah seorang wanita, Gia.

"memang lo mau kita gak ngapa-ngapain sampai kelaparan terus mati?!" Balas Jaren. Gia terdiam.

Mereka semua pun melakukan apa yang Jaren suruh.

"keren, cuk!" Ucap Rayyan.

"biasa ae lah!" Jaren tersipu.

Rayyan pun bantu mencari ranting-ranting pohon sedangkan Michael dan Cellicia membantu membuat tenda. Jaren sendiri juga mencari ranting bersama Rayyan sedangkan Cans masih bersama Vel.


*Aduh maaf banget kalau ada banyak kesalahan. yang sudah membaca terimakasih, Kalau seneng tolong kasih tanda bintang, ya. kalau udah baca tapi gak suka makasih. udah di baca orang pun saya seneng banget

29th AugustWhere stories live. Discover now