3. Room No. 4402

117 8 0
                                    

HAPPY READING AND SORRY FOR TYPO

DON'T FORGET VOTE DAN COMMENTNYA


ROOM NO. 4402

Dimas membawa sebuket bunga dan menuju resepsionis lantai 4, "Selamat Sore Sus, dimana ruangan Kalea Azura ya?" tanya Dimas sambil tersenyum manis, Sang suster menjawab senyumannya "Di ruangan No 4402" jawab sang suster. Sang Suster menujuk pintu kaca diseberangnya "Sebelah sana ya mas" ucap sang suster lagi.

Dimas mengangguk "Terima Kasih Sus" ucap Dimas lalu menuju pintu yang dituju. Radja keluar dari lift bersama Jawa "Loh Dimas? Kok Lo disini? Mau ngapain?" tanya Radja kaget, Dimas tersenyum "Mau nemuin saudara, Saudara yang pernah gue kasih tau ke lo. Mau ikut?" tanya Dimas.

"Ya kali dim, kenal aja gak masa gue dia ajak jenguk" ucap Radja tidak enakan, Dimas tertawa "Santai orangnya seru" ucap Dimas. Akhirnya setelah perdebatan dan rasa tidak enak Radja memilih ikut masuk.

"Gila yang dia tempatin VVIP" batin Radja dalam hati, Mereka bertiga menatap pintu nomor 4402 dan Dimas mengetuk pintu menunggu jawaban.

Kara mengeluarkan kertas-kertas tugasnya, hari ini mungkin dia akan sendirian sampai besok pagi karena sang Mama mengatakan bahwa dia akan lembur malam ini begitu juga dengan ayahnya sedang ada dinas diluar kota.

Dia mengeluarkan catatan Sejarahnya, dia harus mengerjakan 15 soal dan dia juga harus menghafalkannya sebagai ulangan. Disaat Kara ingin mulai mengerjakan PRnya pintu Kamar Rawat Inapnya diketuk. Alis Kara mengangkat tinggi bingung siapa yang menjenguknya.

"Masuk" ucap Kara, Pintu rawat inapnya terbuka dan terpampang Buket bunga berwarna biru dan cukup besar. Kara menatap orang itu aneh "Siapa ya?" tanya Kara bingung lalu menengok kearah belakangnya yang terdapat Radja.

"Ini siapa dja?" tanya Kara, "Kar, Maaf banget kalau gue ganggu lo. Tapi temen-temen gue mau ketemu sama lo dan dia nanyain lo mulu. Soalnya gue cerita tentang lo ke mereka, maaf banget ya. Bentar aja" ucap Radja merasa bersalah karena memang yang dia lakuin adalah hal yang benar-benar salah.

"Tapi yang lo lakuin ini bener-bener gak sopan sebenernya" ucap Kara dengan sedikit kesal, "karena ini Rumah Sakit bukan buat tempat main-mainan" ucap Kara lagi. Dimas dan Daffa langsung berpandangan "Sumpah gue minta maaf banget, Gue selalu penasaran sama Cerita Radja kalau dia ketemu sama cewek di Rumah Sakit, dan gue gak percaya karena ya kali ketemu cewek cantik di Rumah Sakit kalau bukan Hantu" Ucap Dimas sambil menjelaskan maksudnya.

Kara mengangguk "Iya Gue maafin, tapi bisa gak keluar dari kamar gue? Maaf banget gue mau Istirahat" usir Kara sambil merapihkan lembaran-lembaran Tugasnya dan menaruh dimeja disampingnya dan membalikan badannya lalu menarik selimutnya dan memejamkan matanya.

Radja, Dimas, dan Daffa langsung memberi kode untuk keluar "Kar, Sekali lagi maafin gue ya" ucap Radja sebelum Dimas menutup pintu Kamar Kara. Mereka berjalan berdampingan menuju Kamar Rawat Inap Radja tanpa satu kata pun dan mereka memasuki kamar juga dengan diam.

"Besok gue bakalan coba ngomong ke dia" ucap Radja sambil memecah keheningan diantara kedua sahabatnya itu, "Tenang aja Dim, Gue bakalan jelasin ke dia kok" ucap Radja, Dimas hanya mengangguk.

**

Kara memandang buket bunga yang tergeletak di meja makan didalam kamar rawat inapnya. Kara meremas tangannya lalu turun secara perlahan untuk mengambil buket tersebut dan matanya lalu tertuju pada surat didalm buket tersebut

Lost And FoundWhere stories live. Discover now