BAB 2

54 7 3
                                    

"Wah, ga nyangka gua, Pop. Lu bisa bikin puisi sebagus ini?" Virgo berbicara, dengan suara yang cukup besar sehingga seisi kelas mengalihkan perhatian mereka pada Virgo.

"Vir, apa sih?! Siniin lah buku gua," Ucapan Poppy membuat seisi kelas Virgo menggelengkan kepala mereka. Virgo memang usil, selalu usil, hanya kepada teman-temannya saja.

"Nggak, Pop. Gua mau kasih ke Lolita deh, biar puisi lu viral di SMA Nusa Kasih," Virgo membalas ucapan Poppy sambil berlari kecil kearah ruangan mading, tempat yang Lolita pasti kunjungi saat istirahat seperti ini.

"Virgo Dei Spark jangan macem-macem sama puisi guee! Lu pikir puisi gue es kepal apa?!" Poppy berteriak sembari berlari menyusul Virgo yang sudah berlari dengan cepat karena mendengar teriakan sahabatnya itu.

Virgo berlari sambil sesekali melihat ke belakang dan menjulurkan lidahnya kearah Poppy. Tiba-tiba Virgo merasa terhalang dan kehilangan keseimbangan, Virgo kembali menoleh kearah depan dan Virgo menemukan sosok laki-laki, yang pastinya baru saja ditabrak Virgo.

"Hati-hati, dong," Kata laki-laki itu.

"Ngalangin jalan aja lu, awas dong, lagi buru-buru, nih, Lang" Balas Virgo. Ya, laki-laki yang ditabrak Virgo adalah Gilang. Setelah Virgo membalas ucapan Gilang, Virgo langsung saja melesat keujung koridor sekolahnya, untuk memberikan puisi karya sahabat tercintanya itu kepada Lolita, ketua ekskul mading.

"Lita, nih, coba baca deh, menurut gua puisinya bagus, karya Poppy, bawa pulang aja nih bukunya, buku coret-coretan doang kok. Gua yakin lu gabakal kecewa, cepet umpetin dulu dimana, kek, kalo Poppy tanyain bukunya bilang aja gatau, oke?" Ucap Virgo panjang-lebar, setelah membuka pintu ruangan mading dengan hentakan yang cukup membuat seisi ruangan kaget.

"Oke, lain kali, ketuk dulu, Vir, kaget ini manusia-manusianya," Respon Lita untuk Virgo.

"Sorry, gua buru-buru soalnya, please, baca puisinya Poppy, ya," Kata Virgo.

"Vir, siniin gak, buku gue," Lita baru saja ingin menjawan ucapan Virgo, namun, Poppy sudah terlebih dahulu menyusul Virgo.

"Virgo, buku gua dimana?" Tanya Poppy karena tidak menemukan bukunya di tangan Virgo, maupun ditangan Lita. Ya, buku itu sudah Virgo berikan pada Lita sejak Virgo masuk kedalam ruangan, Lita memasukannya kedalam tas berisi perlengkapan mading. Seperti spidol, origami, pensil warna, dan lain-lain. Karena Lita menduga, Poppy akan mencari bukunya kedalam tas berisikan karya-karya siswa.

"Tolonglah, dimana buku gua, Lit, Vir?" Tanya Poppy dengan tampang yang sudah memelas. Lita hanya mengangkat kedua bahunya singkat.

"Udah, Pop, ikhlasin aja kalo hilang, mah," Virgo berkata dengan nada prihatian, yang dibuat-buat tentunya.

"Urghhh, Virgooo!" Poppy berseru dengan muka ganasnya yang sekarang ini menjadi berang. Dengan langkah seribu, Poppy menghampiri Virgo. Dan dengan langkah seribu pula, Virgo menghindar dari Poppy.

Mereka mengelilingi meja -tempat mading dibuat- ditengah ruangan. Virgo yang ada didepan terus berlari hingga keluar ruangan, niatnya ingin kembali ke kelas diurung karena lorong menuju kelas 11 sangat ramai, Virgo bisa tertangkap. Akhirnya, Virgo belok kanan ke lorong kelas 12 yang cukup sepi.

"Duh, si Poppy kalau udah begini gua bias tamat, larinya jadi kenceng banget lagi," Batin Virgo lalu menengok kearah Poppy, kebelakang. Virgo kaget melihat jarak antara dirinya dan Poppy, mungkin hanya 10 meter.

Jdug.

Suara itu muncul, bertepatan dengan berhentinya Virgo dari acara larinya.

"Siapa lagi sih? Gilang kan harusnya digedung sebe..." Kalimat Virgo terputus ketika Virgo menyadari bahwa yang ditabrak bukan Gilang, melainkan sosok laki-laki dengan muka kaku dan datar.

Chegaste ao fim dos capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jun 13, 2018 ⏰

Adiciona esta história à tua Biblioteca para receberes notificações de novos capítulos!

VIRGO : THE ZODIAC SERIESOnde as histórias ganham vida. Descobre agora