II. SUTAN MAHMUD DENGAN SAUDARANYAYANG PEREMPUAN

27 0 0
                                    

P ada senja hari yang baru diceritakan, kelihatan bendi Sutan

Mahmud masuk ke dalam pekarangan sebuah rumah gedung di

kampung Alang Lawas. Di dalam bendi ini duduk Sutan

Mahmud.

Memang gagah rupanya Penghulu ini duduk.di atas bendinya,

bertopangkan tongkat ruyung dengan kedua belah tangannya.

Destamya yang berbentuk "ciling menurun" itu adalah sebagai

suatu mahkota di atas kepalanya. Bajunya jas putih, ber-kancingkan "letter W," dan ujung lengan bajunya itu berpetam

sebagai baju opsir. Celananya celana panjang putih, sedang di

antara baju dan celana kelihatan sarungnya, kain sutera Bugis

hitam, yang terjuntai hampir sampai ke lututnya. Sepatunya

sepatu kasut, yang diperbuat dari kulit perlak hitam.

Rupanya Penghulu ini, tak guna kita rencanakan, karena

adalah sebagai pinang dibelah dua dengan rupa anaknya

Samsulbahri. Di antara Penghul u-penghulu yang delapan di kota

Padang waktu itu, Sutan Mahmud inilah yang terlebih dipandang

orang, karena bangsanya tinggi, rupanya elok, tingkah lakunya

pun baik; pengasih penyayang kepa da anak buahnya, serta adil

dan lurus dalam pekerjaannya.

Tatkala sampai ke muka gedung tadi, berhentilah bendi Sutan

Mahmud, dan Penghulu ini turun dari atas kendaraannya, lalu

naik ke atas rumah ini. Dari jauh telah nyata kelihatan, gedung

ini kepunyaan seorang mampu, karena rupanya sederhana,

pekarangannya besar dan dipagar dengan kayu yang bercat

hitam. Di dalam pekarangan in i, banyak tumbuh-tumbuhan yang

sedang berbuah dan bunga-bungaan yang sedang berkembang.

Jalan masuk ke rumah ini, bentuknya sebagai bulan sebelah,

dan kedua pintunya, dapat ditutup dengan pagar besi yang bercat

putih. Pada bentuknya nyata, ge dung ini buatan lama; karena

bangunnya tinggi, tiangnya besar-besar berukir-ukiran, lantainya

papan, demikian pula dindingnya; atapnya genting dilapisi

dengan rumbia, sehingga tak m udah bocor. Pada dindingnya

yang dicat putih itu, tergantung beberapa gambar Sultan Turki

dengan Wazir-Wazirnya. Kolong di bawah rumah itu, sekeliling-nya berkisi-kisi papan kecil-kecil, yang bercat hitam. Di serambi

muka, yang dipagari kisi-kisi kayu berpahat, ada sebuah lampu

gantung, yang dapat dikerek turun-naik, terbuat dari ukir-ukiran

timah, bertutupkan gelas, sedang di bawah lampu itu adalah

sebuah meja marmar bulat, yang kakinya berukir-ukiran pula, di-kelilingi oleh empat buah kursi goyang, macam dahulu. Serambi

ini tengahnya menganjur ke muka sedikit. Di sanalah bertemu

kedua tangga yang terletak di kanan-kiri serambi.

Sitti Nurbaya ( Kasih Tak Sampai )Where stories live. Discover now