Chapter 2 : Kejutan Besar

1.1K 13 0
                                    

"Melody…" ucap Nabilah dengan wajah pucat.

"Melody? Ya ampun jasmu basah!" kata Michelle.

"Heh! Beraninya lo! Siapa lo nabrak-nabrak Melody? Traitor!" kata Noella marah.

"Keep calm, girls…" kata Melody, dengan aura dingin.

"Kita lihat aja gimana nasib gadis pengkhianat ini nanti, orang yang berani berurusan sama gue, gak akan pernah tenang…" kata Melody dengan senyum mengerikan, lalu berjalan berbalik diikuti Noella dan Milchelle.

"Nabilah, kamu dalam bahaya besar!" kata Yuvia gelisah.

"Gak apa-apa, Yup. Kita gak perlu takut sama temen sendiri!" kata Nabilah tersenyum terpaksa.

"Kamu hati-hati aja ya Nab. Mereka punya cara bully yang genius dan menyeramkan… ditambah lagi, kita ini traitor… Pasti dia akan lebih kejam…" kata Milenia.

"Ya udahlah, yuk lanjut jalan, kita mau makan ke taman kan?" kata Nabilah mengubah topik pembicaraan.

Mereka bertiga lanjut berjalan, dengan kegelisahan yang meliputi mereka, terutama Nabilah.

"Mel, udh punya rencana untuk si traitor?" tanya Noella disela-sela makan mereka di kantin.

"Tenang aja, seorang Melody gak pernah kehabisan rencana untuk orang bodoh yang berani berurusan dengannya…" kata Melody dingin, sambil menyesap sup asparagus yang dibelinya.

"Uh huh? Are you sure? Gaya lo ketinggian!" kata seseorang yang tiba-tiba ada di hadapan mereka bertiga.

"Shania? Mau ngapain lo di sini?!" kata Michelle sambil berdiri.

"Nyantai, girl. Gue di sini, cuma mau peringatin aja… Jangan sombong dulu! Karena suatu saat lo pasti kalah tenar dan kalah kejam sama gue!" kata Shania yakin.

"Yap! Dan cheerleaders bakal jadi ekskul perempuan yang paling diminati! Bukan club dance bodoh yang gak berguna!" kata Viny mendukung Shania.

"Gak berguna? Gak berguna kata lo? Woi, nyadar kali….ekskul mana yang paling banyak nyumbang piala buat dukung Girls Unit? Ekskul dance kan? Bahkan piala cheerleaders bisa dihitung dengan jari… So, gak usah sok berkuasa di sini…" kata Melody.

"Lo tuh, uh!" kata Shania yang kesal karena merasa kalah, lalu pergi bersama Viny dan  Sofia.

"Gimana mau jadi tertenar dan terkejam kalau gayanya kayak pengecut begitu?" kata Michelle yang sudah duduk untuk melanjutkan makannya lagi.

"Girls, sekarang kita bukan susun rencana untuk si traitor itu doank, tapi juga buat Shania…" kata Melody dingin.

"Apa?!" kata Noella dan Michelle kaget.

"Siapapun yang berurusan sama gue dan kalian, gak akan tenang…" kata Melody dengan senyum menyeramkannya. Kepalanya sudah dipenuhi ide-ide bully yang kejam.

"Lo emang kayak hantu ya, yang berurusan sama lo gak akan tenang.." sindir seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Melody.

"Orang gak jelas lagi? Oh please. Kenapa dunia ini dipenuhi orang aneh yang suka muncul tiba-tiba?" kata Michelle dengan nada lelah.

"Terkadang aku berpikir kau dan Shania itu serasi." kata Melody sambil berdiri dan menghadap lelaki yang datang tiba-tiba itu.

"Sampai kapanpun gue gak akan mau sama cewek kecentilan itu. Dan, hey! Sejak kapan kau memanggilku dengan sapaan 'kau'? Dan menyebut dirimu sendiri 'aku'?" kata cowok itu dengan tampang sok heran yang menyebalkan.

No Limit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang