Chapter 2

13.6K 958 74
                                    

A/N: Thanks for your excitement and feedbacks on the first chap, pals! :D I really appreciate it ;) Well, it's a long long chap :) Pic of Nina Dobrev as Ro on multimedia!

***

-Ro’s POV-

Sudah lebih dari tiga hari Harry menyita novel Fifty Shades-ku dan hingga sekarang belum juga ia kembalikan. Brengsek! Aku bersumpah aku akan membuat perhitungan dengannya sekarang juga. Lagi pula untuk apa juga ia menyimpan novel itu? Atau jangan-jangan sebenarnya ia juga penggemar novel erotis?

“Ro? Kau mau kemana?” panggil Elena ketika aku bangkit dari kursiku dan beranjak untuk pergi.

“Mencari si pria sombong itu. Aku harus mendapatkan bukuku kembali.” Dengan penuh emosi yang berkobar, aku pun melangkah meninggalkan kelas yang akan dimulai 20 menit lagi. Aku mencari si keriting bodoh itu ke setiap kelas, bahkan aku menanyakannya pada Liam, setahuku dia satu-satunya orang yang akhir-akhir ini cukup dekat dengan Harry. “Liam, apa kau melihat Harry?”

Liam menatapku dengan pandangan meremehkan, aku ingat dulu ia memang pernah mengejekku gay, tentu kau tahu alasannya mengapa. Liam menggidikkan bahunya kemudian menggeleng, “Tidak.”

Oh, terimakasih. Menjawab seperti itu saja lama sekali. Keparat!

Pun aku melanjutkan pencarianku ke kantin, menyapu pandanganku ke sekeliling tapi Harry tetap tidak ditemukan dimana pun. Ya ampun, dimana dia? Padahal pagi ini aku melihatnya pergi ke sekolah dengan mobil Audi R8-nya yang mengkilat itu.

Kewalahan, aku pun kembali menanyakannya pada yang lain. Mungkin para gadis yang kini diam-diam menyimpan kekagumannya pada Harry bisa membantuku. Umm, ya agak heran memang karena pria seperti Harry memiliki penggemarnya sendiri padahal ia murid baru dan kupikir penampilannya biasa saja, kecuali jika ia sedang menyengir. Well, kuakui ia cukup manis saat tersenyum lebar.

“Hey, Susan, apa kau melihat Harry?”

Ia mengerucutkan bibirnya kemudian menyibakkan rambut pirangnya ke belakang, “Mengapa kau mencarinya?”

Oh, ayolah mengapa kau meminta alasanku? Gadis batinku memutar bola matanya dengan angkuh. “Aku ada urusan dengannya.”

“Urusan apa?”

Astaga. Dengan muka yang memerah, gadis batinku seolah mengangkat kursi dan melemparkannya ke wajah Susan yang dipenuhi riasan tebal itu. “Ia menyimpan bukuku. Well, jadi dimana dia?”

Susan menggidikkan bahunya, “Aku tidak tahu.” Sialan! Ia dan ketiga temannya langsung terkekeh seperti para gadis jahat yang ada di film Mean Girls 2. Dasar brengsek. Untung aku masih bisa sabar dengan gadis-gadis seperti mereka. “Hey, dengarkan aku. Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu, Ro. Harry adalah pria yang menyukai gadis cantik, bertubuh indah, berpenampilan menarik, dan memakai sepatu hak tinggi, aku tahu ini kedengarannya sangat jahat tapi aku benar-benar harus menyampaikannya padamu. Kau tidak boleh menaruh harapanmu terlalu tinggi.”

“Ya, ditambah lagi Harry mengakui bahwa dirinya hanya mau berkencan dengan gadis normal.” Timpal Ivy yang disertai oleh anggukan teman-temannya.

The Middle (Harry Styles - Short Story)Where stories live. Discover now