Prolog

297K 23.7K 634
                                    

       

Irza menyesap rokok di tanganya, entah sudah berapa batang rokok yang dihabiskannya hari ini. Sambil memandangi birunya lautan yang menjadi pemandangannya selama dua bulan terakhir, Irza tidak berhenti menghela nafasnya.

Tinggal dua minggu lagi dan dia akan kembali ke rumah, berkumpul kembali bersama dengan keluarganya yang telah ditinggalkannya selama kurang lebih dua setengah bulan ini.

Profesi yang dijalaninya saat ini memang mengharuskan Irza berjauhan dengan keluarganya. Dia harus berlayar selama dua bulan setengah sebelum kembali pulang dan menikmati waktunya bersama orang-orang yang disayanginya.

'Disayanginya?'

Mengingat kata itu Irza jadi teringat seseorang. Dia merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya. Irza membuka album foto di galeri ponselnya, lalu mengamati foto-foto seorang wanita cantik yang selama setahun ini menjadi kekasihnya.

Andin...

Sosok perempuan yang memenangkan hati Irza. Cantik, pintar dan yang pasti bisa menerima profesi Irza sebagai pelaut. Yang artinya Andin tidak hanya harus bertahan dengan hubungan jarak jauh, tapi juga harus tahan dengan minimnya komunikasi di antara mereka berdua.

Irza tidak selalu bisa menghubunginya, saat sedang merapat ke daratan, Irza baru bisa menghubungi Andin. Itupun kalau Andin bisa mengangkat panggilannya, terkadang saat Irza punya kesempatan untuk menghubungi Andin, di Jakarta sedang tengah malam. Akhirnya malah membuat Irza tidak bisa menghubungi Andin, dengan alasan tidak ingin menganggu gadis itu.

Ini lebih berat dari pejuang LDR pada umumnya... tapi selama setahun ini hubungan mereka berjalan lancar. Dan Irza harap Andin memang pelabuhan terakhirnya....

******

Jangan kasih kendor yaaa hahha
Baru tamat satu langsung buat yang lain, ya mau gimana lagi. Biar idenya nggak ilang gitu aja.
Nggak janji update cepet ya.

Happy reading

28 Maret 2017

Desiran Angin LautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang