What If I'm Fall in Love [7]

632 26 6
                                    

Gue diam disini. Bastian duduk disamping gue, gue tau dia cape banget. Gimana ngga? Dia gendong gue dari rumah Aldi ke taman yang ada danau itu. Inget? Ngga? Yaudah. Gue nangis disini. Bener bener ga nyangka kalau ternyata Aldi itu seorang vampir.

                        “Alvaro Maldini Siregar, Aldi. Dia itu sepupu gue. Ayahnya emang manusia, tapi dia punya darah vampir dari Nyokapnya, Tante Meliana. Perempuan itu.. lo tau kan? Tante Meliana yang ngebunuh pelayan lo,Sya. Dia gamau Aldi suka sama lo atau sebaliknya. Karena itu dia nyuruh lo ngejauhin Aldi.

                        Aldi vampir setengah manusia. Bokapnya manusia, nyokapnya vampir. Tapi dia lebih ke vampir, darah vampirnya lebih banyak dari darah manusianya. Bokapnya udah pergi ninggalin dia dan nyokapnya karena dia pernah digigit sampai hampir meninggal sama Tante Meliana.

                        Sedangkan gue, juga sama kayak Aldi. Tapi darah manusia gue lebih banyak daripada darah vampir gue. Karena itu, gue lebih tahan sama sinar matahari dan bisa hidup layaknya manusia biasa”

                        Pembicaraan Bastian yang begitu panjang di jalan tadi membuat gue mulai gila! Vampir...setengah vampir... apa itu?! Gue ragu. Ragu buat percaya ataupun buat ga percaya. Gue ga percaya vampir itu ada, tapi tadi gue lihat dengan mata gue sendiri orang orang berdarah dingin itu ngejar gue dengan ekspresi kehausan darah yang buat gue harus percaya kalau mereka memang nyata.

                        “Sya...maaf ya. Gara gara gue, lo jadi gini” ujar Bastian memecah keheningan diantara gue dan dia.

                        “Gapapa Bas. Tapi lo ga gigit kan?” tanya gue, mencoba bercanda walaupun kalo nanti akhirnya garing garing juga.

                        “Hahaha ngga lah, Sya. Gue ga minum darah kok” jawab Bastian sambil ketawa terpaksa.

                        Keheningan kembali datang. Samar samar terdengar suara langkah seseorang. Oke kuulang. SESEORANG yang berarti hanya satu orang. Bukan gerombolan seperti yang gue liat tadi. Gue sama Bastian serentak nengok kebelakang dan..

                        BUGH...

                        Sebuah hantaman tepat mengenai pipi kanan Bastian. Membuat sedikit darah mengalir dari sudut bibirnya. Gue bingung, gue harus apaaa??! Aldi mencengkram kerah kemeja Bastian dan memaksa Bastian berdiri.

                        “LO MAU BIKIN LISYA MATI?! HAH?! BODOH!” Aldi kembali memukul Bastian, kali ini di perutnya.

                        Gue Cuma bisa lihat, nangis, bingung, gue bodoh! Gue emang bodoh! Aldi masih mukulin Bastian yang keliatan lemes banget. Gue berdiri dan langsung meluk Bastian, membuat Aldi berhenti melakukan kegiatan kasarnya itu.

                        “Lisya...” panggil Bastian.

            “Lisya, lo...”

“Lo siapa?!” bentak gue. Aldi terkesiap. Gue gapercaya.. gue gapercaya Aldi seorang vampir. Dan gue gapercaya kalo yang di depan gue sekarang adalah sosok Aldi, laki-laki yang selama ini gue suka.

“Gue.. gue Aldi sya” jawab dia terbata-bata. Gue ngelepas pelukan Bastian setelah gue bantuin dia duduk senderan di pohon. Gue berdiri di depan sosok yang mengaku Aldi itu.

“Gue gasuka ada yang ngaku ngaku jadi Aldi ya!” bentak gue masih sambil nangis.

            “Tapi gue Aldi” jawab dia. Dia megang kedua bahu gue, tangannya dingin, tatapannya tajan dan mata hitam dengan titik merah itu...

What If I Fall in LoveWhere stories live. Discover now