Part 2

7 0 0
                                    

"Kamu udah siap??" Tanya papa nanda dengan wajah yang tak bisa di artikan.

"Udah pa...ma"

"Yakin tidak ada yang ketinggal?? Tambah papa nya dengan sedikit senyum di wajahnya.

"Yakin pa... Aku udah cek lagi ko" jawab nanda singkat

" kalau begitu kita langsung saja begangkat" Ucap mama nanda tanpa banyak basa basi.

Sebelum meninggalkan rumah nya nanda menatap kesekeliling pekarangan dan tidak tau kenapa hatinya semakin berat untuk pergi,,, bayangan indah nya sore dri jendela kamar dan senyum bahagia dua temannya membuatnya semakin pilu dan larut dalam kesedihan.
.
.
.
Selain itu Kemarin Nanda,,Olla dan dimas sempat bertemu untuk berpamitan dan menghabis kan waktu bersama, entah kapan mereka bisa berkumpul dan hagout bersama lagi.

(FLASHBACK)

"Nga nyangka ya... Kita udah mau kuliah aja" Nanda mulai membuka pembicaraan.

Di depan mereka sudah tersaji makanan yang biasa mereka pesan setiap datang ke kafe ini.

"Iya yahh padahal baru kemarin rasa nya kita ikutan orientasi sekolah" jawab amel sambil membuang pandangan jauh keluar jendela kafe.

"Hahaha iya gw masih inget waktu Olla di suruh joget ala ala penari india di lapangan" tambah Dimas sambil tertawa memegangi perutnya.

Nanda yang mendengar ikut tertawa mengingat kejadian itu...ia masih ingan ekspresi olla saat menari seperti penari india sungguhan itu. Tapi di tengah tawa diwajah mereka tiba-tiba tetesan air mata mulai membasahi meja kafe tempat mereka duduk,,,Ya nanda menangis ia tak bisa membayangkan bagai mana nasib nya nanti saat sudah tak bersama teman-teman nya lagi...

Olla dan dimas yang melihat langsung mendekati nanda dan memeluknya...mereka paham betul dengan apa yang sedang di rasakan nanda pada saat ini.

Persahabatan yang sudah terikat sejak lama tidak mungkin bisa di lupakan dengan mudah. Setidak nya itulah yang selalu nanda pikirkan.

Dan sisa hari itu mereka habiskan dengan bermain..tertawa..berfoto bersama dan berjanji.... Oya berjanji bahwa nanti "saat mereka bertemu lagi mereka akan menemukan senyum yang sama dan perasaan yang sama seperti terakir mereka bertemu"

Itu lah janji yang dapat menguatkan hati nanda selama jauh dari ke tiga sahabat nya itu.

Back...

Bunyi mobil yang di hidupkan menyadarkan nanda dari lamunan nya.. Nanda pun langsung masuk kedalam mobil dan mulai memasang sabuk pengamanyan. Papa nanda yang memperhatikan nya sejak tadi merasa sedih dengan apa yang di rasa kan oleh anak nya namun ini semua demi kebaikan nanda juga, papa nya ingin yang terbaik untuk nanda jadi dia harus menahan rasa sedih yang juga ia rasakan.
.
.
.
.
20 menit sudah berlalu nanda dan kedua orang tua nya sampai di depan pintu gerbang keberangkatan.

Nanda yang duduk di antara barang bawaanya hanya bisa menatap lesu orang-orang yang berlalu lalang di depan nya. Tak ada sedikitpun raut kebahagian terlihat di wajahnya... Semakin mendekati waktu keberangkatan hati nya semakin berat untuk meninggalkan kota yang telah membesarkan nya ini.

Mama dan papa nanda hanya bisa memperhatikan anak nya dengan sedih dan sesekali menghembuskan nafas nya secara gusar.

"Nak...papa tidak akan marah kalau nanda membatalkan keberangkatan ini, walau kita sudah melangkah sampai d sini" Papa nanda mulai membuka suara

Brilliant and meWhere stories live. Discover now