Part 1

28 2 0
                                    

Malam itu langit berubah kelabu, hujan mulai membasahi kota Jakarta. Malam ini umurku 15 tahun, dan aku masih menyukai dongeng sebelum tidur. Malam ini aku tidak bisa tertidur, karena gemuruh petir yang menggelegar memecah hening malam Jakarta. Ibu ku selalu menemaniku sebelum tidur, katanya ia takut aku tidak bisa tidur. Seperti malam ini, aku tidak bisa tidur dan ia ada disini.

"Ma, dongeng dong! gabisa tidur" ujar ku yang dibalas tawa oleh ibuku. "Haduh kamu ya, udah 15 tahun masih aja suka dongeng" ujar ibuku malam itu. "ah! ma cerita biar aku bisa tidur" paksa ku kepada ibu. "Oke oke mama ceritain kamu yang sebelumnya tidak pernah mama ceritakan ya, ini tentang nenek dan kakek yang mengejar cinta mereka". "wah seru ma! ceritain!" paksa ku dengan senangnya.

Ya aku selalu senang akan kisah masa lalu milik nenek kakek, mereka selalu punya cerita yang unik, tapi sekarang aku belum sadar bahwa cerita ini sangat memberikan pelajaran berharga untuk hidup.

***

Sore itu gerimis membasahi kota Solo. Hari ini di tahun 1942, kurang lebih umur kakek 13 tahun. Ia seperti biasa mengikuti hobinya dan menghampiri sebuah toko buku besar lalu mulai mencari buku baru. Ia lelah membantu kakek buyutku menjaga toko, maka ia mencari buku-buku baru yang belum dibaca.

Walaupun kakek hanya keturunan warga Indonesia, ia tetap disekolahkan setinggi mungkin, kakek buyutku selalu mengusahakan yang terbaik. Dan buktinya pada masa itu kakekku sudah menginjak bangku kelas 1 sekolah menengah pertama.

"Koh ada buku baru ga ya?" tanya kakek pada saat itu kepada pemilik toko buku. [penjaga toko berkebangsaan Tiongkok, maka orang-orang memanggilnya 'koh'] "Halah kamu itu kerjaannya nanya buku baru terus dibeli juga tidak" omel sang pemilik toko.

Memang kakek hanya membaca, karena pada saat itu buku bagus sangatlah mahal. Tapi kakek tetap berusaha mencari ilmu dengan membaca di toko buku ini setiap sore.

"Yah koh, namanya juga mencari ilmu, kan gaharus selalu beli hehe" ujar kakekku. "Huh untung kamu anak Pak Tjondro makanya tidak pernah saya usir, dia orang yang baik makanya saya masih baik sama kamu, coba bapakmu itu tau, dimarahin habis-habisan kamu!" omel pemilik toko lagi.

Kakek buyutku memang selalu memarahi kakek apabila hanya membaca di toko buku tersebut, kata kakek buyut beli saja bila memang kakekku mau, tapi kakekku selalu merasa tidak enak harus merepotkan kakek dan nenek buyutku.

"Hehe ampun koh, kalo gaada saya pergi aja deh hehe" ujar kakekku. "Halah kamu memang bisanya, minggu depan stok baru akan datang, datanglah minggu depan siapa tahu yang kamu harapkan ada" ujar pemilik toko.

Lalu kakek pun pergi menuju toko milik kakek buyutku dengan hati senang, karena tahu buku-buku baru akan datang minggu depan.

Dan mereka tidak sadar, bahwa hal ini lah yang akan memulai kisah cinta mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 12, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DetikWhere stories live. Discover now