Precious Lady - Bab 5

39.2K 2K 103
                                    

Holaaaaa....

selamat Tahun Baru Olmaipreeennnnn.... buat menyambut tahun baru, eke yang menawan hati ini mempersembahkan Bab baru buat para pecinta Diva. heran eke, tokoh somplak kok pada mau baca. kalian hebaaaaattttt dan menawan OLMAIPREEEENNNN.... wakakakakakkakakakakakakakak

Jadi semoga pada terpuaskan ye di bab ini. bab kemaren pan dikit banget tuh, bab ini puas-puasin dah. eke kasih dikit juga. wekekekekekeeke.... becanda ding.

jadiiiii jangan lupa VOTE DAN KOMEN ya! apalagi kalo vote-nya banyak, sapa tahu, hati eke langsung tergerak untuk aplot lagi. wakakakakakkakaakakakakak...

lopyuuuuuu OLMAIPREEEENNNN!!! Muaaaahhhhh....

BAB 5

KENAPA BEGINI TUHAN?

Seharusnya ini menjadi makan malam yang indah dengan Bima. Makan malam yang aku impikan! Tapi kenapa jadi seperti ini?

Baik, kita mundur sejenak.

Setelah aku bersedia menerima ajakan makan malam Bima dan menahan luapan rasa bahagia di depannya, dia berjanji menghubungiku ketika sudah menemukan tempat dan juga waktunya. Aku sudah sangat berbahagia ketika dia menelponku dan menanyakan kesediaanku bertemu dengannya malam ini di Big Hunger resto. Aku sudah sangat bahagia membayangkan makan malam romantis yang akan kulewatkan bersama Bima malam ini. Aku sudah sangat bahagia membayangkan ini adalah awal yang bagus bagi hubungan kami. Dan aku langsung ingin melepaskan setan Gorila yang tertidur di dalam tubuhku saat melihat apa yang terjadi malam ini.

Baik, aku memang melihat Bima duduk di meja itu dan dia sangat mempesona. Amat sangat mempesona dengan setelannya abu-abunya yang klimis, rambutnya yang tersisir rapi ke belakang dan memperlihatkan wajahnya yang tampan dengan tulang pipi yang tinggi itu. Tapi aku melihat wanita lain di sebelahnya. Bukan…bukan seperti kekasihnya, tapi lebih mirip ibunya. Dan di sana aku melihat Papa duduk juga di meja itu.

Pertama aku kira ini halusinasi karena aku terlalu bahagia menghadapi malam ini. Tapi bagaimana bisa halusinasi menghadirkan wanita yang tidak kukenal. Berbeda dengan Papa, setelah kami sempat bertengkar beberapa saat yang lalu karena masalah perjodohan, bisa jadi Papa muncul di halusinasiku sebagai wujd rasa rindu. Biarpun sebenarnya aku masih sebal.

“Kamu siapa?” tanyaku pada sosok yang mirip Papa ketika aku sudah mendekati meja.

Sosok seperti Papa itu mengkerutkan wajahnya dan terlihat melotot. Persis seperti ekspresi Papa kalau marah. “Kamu mau jadi anak durhaka pakai bilang seperti itu?”

“Hah, ini Papa beneran?” tanyaku terkejut dan segera memegang badan Papa untuk membuktikan.

Papa menarik lenganku sembari melotot kemudian berbisik pelan, “akhirnya kamu dateng juga!”

Aku mengernyit heran dan duduk di kursi di sebelah Papa.

“Memang aku ada janji sama Papa?” tanyaku berbisik.

“Memang kamu lupa, kita sudah bicara soal pertemuan ini seminggu yang lalu!”

Pikiranku kembali melayang ke beberapa saat yang lalu. Saat aku bertengkar dengan Papa masalah perjodohan itu. Demi bisa bersaing dengan Endo, Papa bermaksud menjodohkanku dengan anak salah satu pemegang saham juga. Lagi-lagi Endo menjadi akar masalahku dengan orang di sekitarku. Betapa aku ingin menghajarnya kalau kami bertemu nanti. Aku kembali teringat, Papa mengatakan akan membuat janji dengan keluarga temannya, tapi aku sudah menolaknya dan berjanji tidak akan datang.

“Papa jangan ganggu kencanku malam ini! Lagipula aku sudah bilang, gak mau dijodohin sama siapapun!” bisikku mengancam.

Betapa memalukannya!

Precious LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang