4. Miller

54.6K 3.1K 139
                                    

A/N yang ini agak drama gitu wwkkwkw

Chaps 4| Miller

“Mereka berantem sama Miller!”

Gue dan Gia buru-buru ngacir menuju loker anak kelas satu . Disana udah dipenuhi dengan kerumunan orang. Baik cowok maupun cewek. Aduh, ada apa sih sebenarnya? Miller dikeroyok sama Nelo dan Gio?

“COWOK BRENGSEK TAU NGGAK LO?!!”

BUG. Gio menendang perut Miller sampai Miller tersungkur ke lantai. Cewek-cewek yang menonton menjerit ketakutan. Gue terdiam melihat Gio menarik kerah baju Miller dengan kasar lalu menonjoknya dengan kuat.

“GY! PISAHIN GY! PISAHIN!” kata Gia sambil mendorong-dorong gue untuk maju ke depan. Gue menggeleng kuat. Takut.

“ADUH GY! KALO KAYAK GINI NTAR BISA BAHAYA!” kata Melon yang udah berdiri disebelah gue.

“Mereka pada emosi! Takut gue! Ntar gue yang kena!” kata gue sambil menggigit jari Melon dengan gugup.

“AW! SAKIT MONYONG!” pekiknya kaget.

“NE… NELO UDAH!” teriak gue sambil melompat ke hadapan Nelo yang bersiap melayangkan tonjokannya ke wajah Miller yang udah penuh darah. Tangan Nelo diam diudara, gue bisa lihat ada luka dibibir dan hidungnya. Nelo menatap gue dalam-dalam. Dia menurunkan tangannya lalu mengacak-ngacak rambut gue.

“Oke…” katanya lalu berbalik tapi tiba-tiba Miller menariknya lalu menonjok Nelo tepat dibibirnya. Nelo menabrak loker lalu jatuh ke lantai. Darah dihidungnya berjatuhan ke lantai.

“NELO! MILLER LO APA-APAIN SIH?” kata gue melotot ke arahnya. Miller diam, dia melihat gue dari atas sampai bawah. Apa yang ada dipikirannya sekarang?

“Kita Putus.” Kata Miller lalu pergi.

Hening.

Gue mengerjap berkali-kali. Memandangi punggung Miller yang terus berjalan tanpa berhenti, ataupun berbalik ngeliat gue meskipun sedetik. Nggak berapa lama, langkah kaki dan bisik-bisik orang yang tadi menonton mulai menjauh.

Tinggallah gue disini, bareng Gia, Melon, Nelo dan Gio. Mereka diam menunggu reaksi gue yang masih terlalu bingung.

“Oke…yuk balik ke kelas! Kalian nggak apa-apakan? Atau ke UKS aja dulu biar…biar…” gue menarik nafas dalam dan berusaha tersenyum, “biar lukanya diobatin ya…ya…gitu…” kata gue dengan mata berkaca-kaca. Nelo berdiri lalu mendekati gue, dipeluknya gue dengan penuh perhatian.

“Nggak boleh nangis disini, key…” bisik Nelo sambil mengacak-ngacak rambut gue.

“Iri deh.” Kata Gia sambil menyeka air hidungnya.

“Samaaa!” sambung Melon sambil gigit jari.

“Hati-hati, ntar ada yang marah.” Kata Gio lalu pergi.

Gue mengedarkan pandangan ke sekitar, tepat disana, diujung tangga, ada Karenina. Gue mau menarik tubuh gue dari Nelo tapi kok dia nggak mau ngelepasin pelukannya?

NELO POV

Tetap disini…ini bikin gue…nyaman, Gy.

Author POV

“Bisa nggak sih kakak bersikap lebih dewasa?” Karenina mendekati Miller yang tiduran dilantai ruang seni. Suara Karenina terdengar jelas diruangan yang luas itu. Miller bangun dan menahan lututnya dengan kedua tangannya.

Maugy (Beautiful Fate)Where stories live. Discover now