Sixth Lie

2.8K 138 4
                                    

Lolongan panjang terdengar.

Jika bukan aku sendiri yang menciptakannya, pastilah saat ini aku sedang sibuk menelepon regu penanganan objek misterius untuk melaporkan bahwa terdengar suara yang dicurigai dihasilkan oleh makhluk misterius yang tidak teridentifikasi. Sayangnya suara yang jauh dari karakteristik manusia itu, aku sendiri yang menghasilkannya. Bahkan menyanggah pun tidak bisa kulakukan, dikarenakan aku masih mengeluarkan suara yang bahkan kuakui sangat menyeramkan itu.

Jika sebelumnya aku beranggapan bahwa Alvan-sinting adalah penghuni neraka lapis akhir, atas tindakan yang dilakukan pria gila itu, lagi-lagi aku harus merubah opiniku. Neraka lapis akhir? Tempat itu terlalu bagus untuk ditempati oleh makhluk laknat bernama Alvan. Hanya tempat yang mungkin dinamakan planet kambing-melintir yang letaknya terpencil di Jagad raya, yang mana orang-orang ternistakan seperti Alvan-Kambing berkumpul. Hanya tempat itulah yang cocok untuk ditinggali oleh orang brengsek garis miring penjahat kelamin yang dengan tega menganiaya gadis yang tidak berdosa sepertiku.

Dan orang gila itu seperti membenarkan pendapatku. Di mana Alvan-Sinting mengeluarkan tawa di tengah teriakanku yang menggema, bagai ada suatu hal yang lucu.

Melihat bajingan-jahat-bernama Alvan bereaksi seperti itu, membuatku dengan senang hati memberikan tendangan membabi-buta pada bagian tubuh makhluk sial itu. Bagus lagi jika mengenai bagian tubuhnya yang tidak ingin kusebutkan dan merusak fungsinya. Agar penjahat kelamin ini tidak lagi melakukan perbuatan amoral. Memikirkan ide tersebut membuatku kembali mengingat apa yang dilakukan oleh Alvan-Gila hingga membuatku berteriak lagi.

"Kenapa berteriak lagi, Gadis Kecil?"

Kekesalanku memuncak saat mendengar nada yang pria jahat itu gunakan. Berbicara seakan membujuk tapi warnai dengan tawa. Yang membuat orang bodoh pun tahu Alvan-Kambing tengah mengejek. Dan, aku yang tentunya bukan orang bodoh, mengetahui maksud bajingan-kejam-bernama-Alvan itu.

Yang semula hanya sebuah ide, kini akan kulakukan. Mencoba melancarkan serangan pada bagian tubuh Alvan-Sinting yang lebih baik tidak kulihat demi menjaga kesucian mataku. Hanya dalam jarak yang cukup dekat, hingga aku dapat merasakan panas yang keluar dari tubuh Alvan-Sinting, aku menghentikan rencanaku.

Bukan karena aku berbelas kasihan pada Alvan-Bajingan. Benar-benar bukan. Sebab jika Alvan-Sinting itu pun mati, aku bahkan mungkin akan menggelar pesta di atas kuburannya yang belum mengering. Lebih dikarenakan jika aku melakukan apa yang kuniatkan, maka itu berarti aku harus bersentuhan langsung dengan bagian tubuh Alvan-Gila yang menjijikkan itu.

Ugrh! Aku sangat tidak rela.

Sepertinya, ada yang memanfaatkan keadaanku yang tengah terbelah antara keinginan untuk balas dendam dan ketidakrelaan. Tentu saja aku tahu siapa orang itu. Mengecualikan hantu dan makhluk tidak terlihat yang mungkin ada, hanya ada aku dan orang-sial-yang-lebih-sialnya-lagi-juga-penjahat-kelamin. Aku menyadari hal itu saat merasakan cengkeraman pada pergelangan kakiku.

"Mau apa kamu, Bajingan?"

"Mau apa kamu, Gadis Kecil?"

Rasanya aku ingin membersihkan mulutku karena melemparkan pertanyaan itu. Aku tidak menyesali nada bicaraku yang menyuarakan kejijikan pada orang yang menjadi lawan bicaraku. Tapi dikarenakan kalimat itu membuatku bersinkronisasi dengan Alvan-Bajingan, yang demi konspirasi yang aku tidak tahu apa, mengucapkan kalimat yang kurang lebih sama sepertiku. Jika orang lain ada dalam ruangan ini, mungkin mereka akan menganggap kami serasi karena mengatakan satu hal secara bersamaan.

Dengan segala kesialan yang menimpaku, dikarenakan hanya berdua di ruang yang sama dengan Alvan sang Penjahat Kelamin, aku merasa bersyukur atas ketidakhadiran orang ketiga yang bisa beranggapan akan suatu hal mengenai hubunganku dengan makhluk-hina-bernama-Alvan. Asumsi yang kuyakini begitu nista hingga membuatku menjambak rambutku untuk melampiaskan frustrasi yang menjadi.

The Beloved Liar (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang