Hope 17

2.5K 123 6
                                    

Layla berjalan pelan memasuki kamar Leon, perasaannya masih tercampur aduk melihat apa yang sedang ada didepannya. Tangannya yang memegang gelas gemetaran. Leon menoleh kearah Layla dengan tenang, Matanya yang mengkilap berwrna merah darah menatap Layla tanpa ekspresi apapun. Ia menjatuhkan korbannya ke lantai. "Layla..." ucapnya dengan suara serak kemudian menghapus bercak darah di bibirnya dengan lengan kemejanya.

"Onii-san... kamu..." ucap Layla tidak mampu menyelesaikan kata-katanya.

"Maaf membuatmu melihat ini, tapi yah, seperti pikiranmu, aku sedang kehausan" ucap Leon tenang "dan begitu juga kamu."

Kalimat yang dilontarkan Leon sukses membuat gelas di tangan Layla jatuh dan pecah. Layla sendiri pun jatuh terduduk di lantai, menatap Leon dengan tatapan tidak percaya. Leon berjalan mendekati Layla, seluruh tubuh Layla gemetar, ia takut terhadap saudara kembarnya itu. Leon berhenti didepan Layla dan berjongkok, mengelus lembut kepalanya dan memainkan rambutnya.

"Hei, kamu tidak percaya?" ucap Leon pelan "Mau kubuka segel vampiremu?"

Mata Layla membulat menatap saudara kembarnya "Silahkan..." ucap Layla tanpa sadar. Ia sendiri tidak tau kenapa ia bisa menjawab pertanyaan itu. Leon tersenyum kemudian berdiri dan menarik Layla berdiri, ia menutup pintu kamarnya dan kali ini menguncinya, memastikan kalau tidak akan ada orang yang bakal mengintip ataupun membuka seperti yang dilakukan Layla tadi. Ia mendudukkan Layla disofa ditengah ruangan kemudian ia berpindah ke belakang Layla, menyibak rambut Layla kesamping. "Apakah kamu yakin? Imouto-chan(adik perempuan)?" bisik Leon.

Layla mengangguk, ia tidak memikirkan konsekuensi apa, yang sekarang ia tau adalah ia ingin segera menjadi jenis makhluk yang sama seperti saudara kembarnya. "Baiklah, ini maumu" ucap Leon pelan kemudian mendekatkan bibirnya ke leher Layla, menjilatnya kemudian menancapkan taringnya ke leher Layla.

Layla mendesah tertahan menahan sakit, ternyata ini lebih sakit daripada digigit Raxier dulu, rasa sakitnya berkali lipat, pandangannya berkunang-kunang dan akhirnya ia jatuh pingsan.

~*~

"Layla...Layla..." panggil seseorang. Layla membuka matanya perlahan, melihat sebuah tubuh berbalut kain hitam didepannya.

"Layla...." ucapnya sambil menempelkan sesuatu yang dingin di pipi Layla,yang langsung membuat Layla terbangun kaget.

"Itu! Apaan!" jerit Layla menatap sesuatu yang tadinya menempel di pipinya.

Orang tersebut tertawa tertahan kemudian melemparkan benda itu ke Layla "Tuh, minum"

Layla menangkap benda yang dilemparkan itu, suatu cairan merah yang terbungkus dalam kantongan plastik. "Darah?" tanya Layla

"Iya, minumlah, kamu kan baru berubah jadi vampire"

"Hah? Vampire?" tanya Layla kaget, kemudian ia ingat, dia memang sudah berubah. Dilihatnya kantong darah tersebut, menggigit ujungnya kemudian meminumnya.

"Bagaimana rasanya?" tanya orang tersebut,duduk di samping Layla, dan ikut meminum darah dari kantong lainnya.

"Manis, Leon nii-chan" ucap Layla kemudian melanjutkan minumnya.

"Baguslah kalau kau menyukainya" ucap Leon kemudian menyandarkan tubuhnya pada Layla "Aku capek..." ucapnya lemah kemudian memeluk Layla dari samping.

"O-onii-chan..." ucap Layla gugup.

~*~

"Hm?" terdengar gumaman dari orang disebelahku itu.

"Onii-chan berat tau!" ucapku sambil mengeluh.

Dia hanya terkekeh kemudian makin menimpaku, dan dia benar-benar berat. Aku berusaha mendorongnya menjauh tetapi yang terjadi malah dia semakin menimpaku. Dengan kesal aku langsung berdiri, membuatnya langsung jatuh ke lantai, aku hanya tertawa melihatnya.

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang