The Past 17

1.8K 156 5
                                    

Semburat oranye mulai terlihat di ufuk timur, yang menandakan sang raja siang sudah terbangun dari istirahatnya. Kicauan burung gereja yang gembira menyambut pagi mulai terdengar. Berbagai suara lain yang berasal dari kendaraan yang mulai memadati jalan raya. Suasana pagi ini luar biasa indah, khususnya bagi dua insan yang sedang dimabuk cinta. Eh...

Adam membuka matanya perlahan tanpa menghentikan ciumannya. Entah sudah berapa lama mereka saling memadukan bibir. Melihat semburat merah di pipi Gladys membuat Adam tanpa sadar melengkungkan senyuman dan membuyarkan mood mereka. Gladys menarik wajahnya menjauh lalu membenamkannya di dada Adam yang mulai bergetar karena tawa. Gladys memukul pelan dan membuat tawa Adam semakin menggelak.

"Kenapa ketawa sih? Jahat!" rengek Gladys tanpa mengangkat wajahnya yang masih tersembunyi di dada Adam.

"Kok jahat? Kamu lucu,hazy. Berapa lama tadi kita ciuman?" Gladys menggeleng dan kembali memukul Adam.

"Gak perlu dibahas kurasa. Udah ah, aku mau mandi!" kilah Gladys sambil beranjak dari ranjangnya meninggalkan Adam yang masih tertawa.

"Aku tunggu disini ya, kamu jangan lupa bawa baju ke dalem,biar gak malu nanti" goda Adam. Gladys melebarkan bola matanya dan melempar Adam dengan sandal kamarnya.

Adam merebahkan tubuhnya di ranjang Gladys dan tersenyum lebar mengingat apa yang terjadi barusan, di kamar ini, di atas tempat tidur ini.

*******

*Gladys POV

Aku segera menutup pintu kamar mandi dan meluruhkan badannya di balik pintu. Tanganku mengusap bibirku, mencecap rasa yang baru saja dia rasakan. Aku merasa wajahku sangat panas, mungkin warna nya juga berubah menjadi merah padam.

"Apa yang baru saja ku lakukan? Oh my GOD!!" rutukku gemas.

Aku menghabiskan waktu setengah jam di dalam kamar mandi. Membayangkan kejadian yang terjadi tadi dan mengingat Adam masih menungguku di dalam kamar membuatku berpikir berkali-kali untuk menyudahi acara mandi pagi ku. Baru saja selesai mengeringkan rambut, pintu kamar mandiku diketuk perlahan.

"Kamu baik-baik aja kan,hazy?" seru Adam dari luar. Reflek wajahku langsung kembali merasa panas dan tanganku menyentuh bibirku.

"Y..ya.. Aku udah selesai kok" jawabku lalu membuka pintu perlahan. Adam menyambutku didepan pintu dengan senyumnya yang mungkin akan menjadi hal terindah dalam hidupku.

"Udah cantik... Turun yuk, nanti mama pikir kita lagi ngapain lagi di kamar kamu lama-lama" goda Adam. Aku mencubit pinggangnya keras-keras.

"Yaaaak, sakit..."

Aku meninggalkan Adam di belakang dan bergegas keluar kamar. Tapi begitu pintu terbuka, wajah mama adalah yang pertama kali ku lihat. Aku terkejut dan reflek mundur lalu menabrak Adam yang juga hendak keluar.

"Ma...?" gumamku kaget.

"Uhmm...?" Mama melihatku, er, tepatnya kami berdua dengan kedua alis terangkat serta tangan di lipat di depan dadanya.

"Aaa... aku gak ngapa-ngapain kok,Ma. Ya kan,Dam?" ujarku sambil menyikut Adam.

"Gak sih,Ma. Tadi kita cuma ci..." PHAKKKK! Aku memukul lengan Adam keras-keras membuat Adam menghentikan ucapannya dan mengaduh.

"Berarti kalian udah sepakat dengan pertunangan yang Adam tawarkan semalam?" tanya Mama.

"What?? Ma...?"

"Adam belum bilang sih,Ma. Tapi Gladys pasti setuju kok" ujar Adam yang tiba-tiba sudah berada di samping Mama. Mama tersenyum dan mengangguk lalu menggandeng Adam turun. Aku masih terpaku di posisiku.

The Past and LastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang