The Past 15

2.3K 181 7
                                    

Semua orang sedang berkumpul di ruang keluarga Mahardika ketika seseorang masuk dan membuat suasana menjadi ramai seketika. Memang hanya mereka berlima saat ini, namun kehadiran Gladys di tengah-tengah mereka merupakan sesuatu yang menggembirakan, mengingat keadaan Gladys kemarin. Kania menyuruh Gladys duduk di sampingnya dan terus memeluknya. Joanna pun dengan antusias mengambilkan minuman untuk kakak kesayangannya itu. Adam hanya tertawa melihat kelakuan keluarganya yang begitu menyayangi Gladys.

"Aduh,Mom...ini kasian Gladys nya donk di pelukin terus" protes Adam sembari menarik Gladys ke sisi nya. Gladys hanya tersenyum geli melihat kelakuan keluarga ini.

"Kakak kenapa sih?Orang Gladys nya aja gak protes kok" ujar Kania.

"Ya udah,sekarang kalian boleh peluk Gladys sepuasnya, karena aku mau mandi dulu. Setelah itu, Gladys cuma boleh deket aku" ujar Adam. Kania dan Aratta hanya tertawa melihat kelakuan putra nya. Joanna langsung menggandeng tangan Gladys dan menyeretnya ke dalam kamarnya.

"Yaaa! Mau di bawa kemana,Jo?" teriak Adam. Joanna tertawa dan tak menjawab lalu menutup pintu kamarnya.

"Ya udah aku mandi dulu ya,Mom,Pa"

"Bentar,kak. Duduk sini" ujar Kania sambil menepuk sofa di sampingnya. Aratta duduk di tangan sofa di sebelah Kania dan merangkulnya mesra.

"Kenapa,Mom?"

"Emm...Gladys sudah lebih baik kelihatannya?" Adam mengangguk dan tersenyum.

"Ingat kata Mommy,kak. Jangan pernah kamu menyakiti wanita, apalagi gadis sebaik Gladys. Dia butuh kamu saat seperti ini. Dan kamu harus bisa menjadi kekuatan untuknya" pesan Mommy.

"Ya,Mom. Aku melakukan semampuku"

"Itu baru jagoan Papa" ujar Aratta sambil mengajak Adam ber-high five.

"Eumm..lalu kapan tante pulang?Kasihan kalo Gladys di tinggal terus seperti ini,Mom"

"Yah,,Om kamu gak bisa meninggalkan pekerjaannya disana. Dan sepertinya mereka akan pindah dan menetap disana" jawab Aratta.

"Hah?Tapi Gladys ga ikut kan?"

"Ya kalo keadaannya seperti ini mungkin saja Gladys akan dibawa serta"

"Yah, aku bahkan baru jadian, masa mau ditinggal sih" gerutu Adam.

"Hahahaha,,kamu bisa kok menahannya buat tetap disini" ujar Aratta membuat Adam berbinar dan menatap penuh tanya pada Papa gantengnya.

"Ohya? Gimana caranya,Pap?"

"Ah, anakku...kamu itu terlalu polos apa gimana sih? Masa gitu aja gak tau?"goda Kania yang disambut tawa Aratta. Adam hanya diam dan memikirkan sesuatu. Lalu tiba-tiba sebuah senyum mengembang di bibirnya.

"Jadi aku di ijinkan menikah,Mom?Pa?"

"Mommy rasa kamu sudah cukup dewasa untuk itu,nak. Ya kan Pa?"

"Yah...selama itu bisa membuat kalian berdua bahagia dan kamu sebagai pria bisa menjaga wanitamu dengan sungguh-sungguh, Papa rasa bisa lah kamu jadi pemimpin rumah tangga yang baik"

"Thank you,Mom,Pa. I love you" Smooch!! Smooch!! Adam mencium kedua orang tua nya dan bergegas masuk ke kamar mandi.

*******

*ADAM POV

Aku baru selesai mandi saat tiba-tiba pintu kamarku di ketuk pelan. Aku beranjak membuka pintu dan melihat Gladys berdiri disana.

"Akh..!! Pakai baju mu dulu baru buka pintunya,Adam!!" pekik Gladys sambil menutup wajahnya. Seketika aku melihat ke bawah dan menyadari bahwa aku hanya menggunakan celana jeans pendek tanpa atasan. Aku tertawa melihat reaksi Gladys yang merona.

The Past and LastWhere stories live. Discover now