Kayla bergegas cepat keluar dari taksi, dengan membawa koper di tangan kanan nya, dan jaket berwarna navy ditangan kiri nya.
Langit berwarna hitam gelap, berbeda jauh ketika Kayla sudah berada di dalam bandara. Begitu terang, oleh puluhan, atau mungkin ratusan Lampu.
15 menit lagi, pesawat menuju Singapore akan segera lepas landas.
Kayla sedang berada di pintu pemeriksaan pertama.
Badan Kayla diperiksa oleh petugas, dengan detektor manual.Setelah aman, dan memastikan Kayla memang tidak membawa bom, ataupun benda-benda yang mencurigakan, Kayla bergegas lari menuju tempat check in.
Napas nya terengah-engah. Dengan cepat, dia mengeluarkan KTP dan bukti pembayaran, kemudian menyerahkan nya kepada pria berseragam yang ada di depan nya.
" Maaf, mbak. Pesawat nya sudah lepas landas, 2 menit yang lalu. Karena ini bukan tiket promosi, jadi, mbak bisa menunggu penerbangan berikutnya, besok pagi."
Mendengar perkataan pria berseragam, membuat Kayla merutuki dirinya sendiri.
Ah! Gimana bisa ketinggalan pesawat!! Ah! Sebeeell!!! Sebel sebel sebel sebeeel!!!
Kayla menghentakan satu kaki nya ke lantai, dan bibir nya pun mengkerucut sebal.
" Dek, lagi patah hati ya? "
Arsa dengan spontan bertanya pada gadis di sebelah nya, Kayla.Pertanyaan itu, cukup membuat hati Kayla terbakar kembali.
Arsa tersenyum geli, melihat Kayla yang sedang menatap nya sinis. Bukan nya Arsa takut dengan tatapan sinis Kayla, Arsa justru gemas ingin mencubit pipi nya yang sedikit tembem.
Ditambah lagi, badan Kayla yang mungil, kulitnya yang cukup putih, rambut sedada nya, dan satu lesung pipi di sebelah kanan nya. Itu menambah kadar ke-imutan Kayla.
Kayla memakai jaket navy nya, tanpa melepaskan pandangan sinis ke arah Arsa.
Dia menarik cepat koper nya, kemudian, berjalan tanpa tujuan.
" Eh, Dek! Tunggu,Dek!,"
" Gue juga sama, ketinggalan pesawat. Adek orang tua nya kemana? " ledek Arsa
Padahal, Arsa tau, pasti umur mereka tidak jauh beda.
Mendengar perkataan Arsa, Kayla yang tadinya berjalan cepat, dia langsung diam ditempat. Kemudian, membalikan badan nya cepat.
" Aku bukan adek-adek! Kamu tuh! Om-Om. Hih! "
Padahal, Kayla sangat mengakui bahwa kadar ketampanan Arsa sangat di atas rata-rata. Tidak ada tampang om-om sama sekali.
Arsa tersenyum kembali melihat tingkah Kayla, yang lagi-lagi sangat menggemaskan. Suara nya pun, tak kalah menggemaskan.
Arsa terus saja mengikuti Kayla, hingga Kayla duduk di sebuah kursi. Tepatnya, kursi panjang, berwarna putih.
Arsa duduk di sebelah Kayla tanpa permisi.
" Dek, abis patah hati ya? " Goda Arsa
Kayla mendesah sebal
" Ish! so tau! "" Travel sendirian, rambut acak acakan, kantung mata tebel, badan nya bau, kurus, kecil. Fix banget Dek! Itu tanda orang lagi patah hati. " Arsa mengetuk-ngetuk telunjuknya
Celotehan Arsa hanya di balas dengan tatapan sinis milik Kayla.
" Lo itu.. pasti golongan darah nya B. Soalnya, sifat jutek lo itu parah banget. Lo itu orang nya moody-an parah. Tapi, kalo udah kenal, pasti jutek nya ilang. Makanya, kenalan dulu. Nama gue Arsa"
YOU ARE READING
Airport [ 1/1 ]
Short StoryRupanya, takdir senang bermain-main. -One shoot- cerita nya ucull, suka banget sama arsaaa modusnya gak tanggung2 wkkw -Att-Vide keren ka... ending nya juga keren bangett -stuffedpanda kyk org gila nihh senyum2 sndirii endingnya topp banget...