Truth in Fact

3.2K 211 17
                                    

Thanks buat semua readers tersayangku yang membaca ini lebih dari 5k. Oke tengkyu, tapi jangan lupa tinggalkan Vote and Comment untuk menyemangatiku. Jangan menjadi silent-readers oke!

Dan thanks buat @awbitah @beccalaude @meigatandyza @KellyFransiscaOngCa @estimon
Yang sudah mensupport saya untuk melanjutkan cerita ini dan juga seluruh readers :)

Oke langsung aja Cekidot.

^-^Happy reading ^-^

-_Author Pov_-

Seluruh orang itu membungkukkan tubuhnya dan mensejajari tanah. Tangannya berada di samping telinga masing-masing. Hiruk pikuk yang tadinya menyesakkan pun berubah  180 derajat secara drastis. Tak ada yang berani menyuarakan suaranya walaupun hanya menyicit sekalipun. Mereka tau jika makhluk di atas hadapan mereka adalah The Wolf Rulling yang sempat mereka nyatakan bahwa itu semua hanya mitos belaka. Mereka juga tau jika Wolf Rulling itu sudah beratus-ratus tahun lalu sudah punah, mungkin mereka dahulu sering mendengarkan kisah itu yang sudah biasa menjadi penghantar tidur anak-anak hingga saat ini.

Wanita yang berdiri diatas batu besar itu tersenyum kejam seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Smirk  itu menunjukkan bahwa dia meremehkan pada seluruh orang di hadapannya sekarang. Matanya menatap tajam keseluruh penjuru lapangan luas milik kerajaan SilverMoon ia begitu sangat yakin jika semua orang itu tak akan berani untuk mengangkat kepalanya agar dapat melihat siapa gerangan wanita aneh itu namun hasilnya sangat nihil dia pun sangat yakin jika seluruh orang itu tak berani untuk membalas pertanyaan yang di lontarkan oleh gadis bermata ungu tersebut.

"Siapa yang membuat keributan ini!!" Teriaknya murka, dia sudah mengulangi pertanyaan yang sama namun tak ada yang berani untuk menjawabnya mereka memilih membungkam bibirnya masing-masing. Bahkan sang raja ataupun Fandy sebagai prince pun tak berani membuka suara untuk menjawab pertanyaan Mey.

Lalu wanita yang di sebut Mey oleh Fandy sebelumnya pun menghela nafas kasar, dia sudah tak sabar menanti jawaban dari mereka. Karena jika dia sudah mengetahui pelaku dari penyerangan mendadak itu mungkin dia akan membunuh satu kerajaan mereka terutama keturunannya dan pengikutnya.

Suara gemersik daun yang saling bergesekan begitu pula dengan angin yang berhembus sedikit lebih kencang dari biasanya menambah aura kejam yang dipancarkan oleh wanita bermata ungu itu. Langit malam berwarna hitam pekat di sertai suara gemuruh dan awan hitam itu menyelimuti seluruh langit dalam pandangan Mey. Suara Mey-lah yang menggema di tengah lapangan luas yang dijadikan saksi bisu pertempuran kedua kerajaan serta helaan nafas kasar berulang kali dari Mey karena Mey berusaha sedikit merilekskan tubuhnya.

"Jika kalian akan tetap berperang mungkin aku akan membunuh kalian semua terutama pada keturunan dan pengikut kalian nanti. Ingat aku tidak akan memandang bulu siapapun!" Suara lantang itu membuat siapapun yang mendengarnya bergidik ngeri. Bagaimana gadis yang hanya memiliki tak kurang dari satu setengah meter itu dapat membuat suara dingin, dalam dan yang terlebih membuat bulu kuduk Fandy sang matenya itu berdiri.

"Kalian tahu! Kalian terlalu berani sekali untuk menyuruhku mencari makanan untuk kalian!" Sindirnya kepada seluruh kerajaan SilverMoon karena kerajaan itulah yang menyuruh Mey mencarikan makanan untuk anggota kerajaan namun dia sedikit pun tak di beri secuil daging hasil tangkapannya. Dia sudah sangat murka, benar-benar sangat murka. Entah kenapa Mey bisa seperti itu, bahkan sewaktu dia di perintahkan mencari makanan untuk anggota kerajaan itu pun dia sama sekali tak sakit hati seperti saat ini. Dia ingin sekali menghentikan kata-kata yang seenaknya keluar dari mulutnya tanpa adanya perintah dari pikirannya. Dia merasa aneh dengan dirinya sekarang, karena dia berbicara tanpa harus memikirkan apa yang ingin dia katakan. Seakan ada orang lain yang menggerakkan dirinya bagaikan mannequin. Dia juga merasa ada orang lain di dalam dirinya. Apakah dia memiliki kepribadian ganda? Batinnya bertanya.

The Wolf Rulling (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang