Day 2 - 4 January, (8 - 2 = 6)

23 0 0
                                    

Pagi hari kami sudah sibuk membereskan segala perlengkapan kami. Hari ini kami berencana untuk berkumpul di Bandara waktu Asar. Dari Gambir ke Bandara ditempuh kurang lebih 1 jam. Aku, Mbak Rias, Mas Gasa, dan Mas Hengki memutuskan berangkat bersama dari Gambir dengan Bus DAMRI Bandara. Mbak Fiyya agaknya harus menyusul karena ada keperluan mendesak di daerah Kalibata. Begitu pula dengan Mas Ario yang akan berangkat pada waktu asar.

Pukul 12.00 WIB kami menuju gambir dan membeli tiket DAMRI yang akan berangkat pukul 13.00 WIB. Tentunya sebelum berangkat kami membungkus makanan di Stasiun Gambir terlebih dahulu karena harganya lebih ekonomis daripada di bandara.

Kami tiba di bandara tepat pukul 14.00 WIB, padahal penerbangan kami pukul 20.00 WIB, rajin banget kaan! Di bandara, kami berempat menunggu Mbak Fiyya, Mas Ario, Mas Reza, dan Mas Hendro yang juga akan ikut trip bersama. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB, Mas Ario sudah terlihat batang hidungnya dari kejauhan. Di sinilah Aku, Mbak Rias, dan Mas Hengky berkenalan dengan Mas Ario, sosok yang berawakan tentara. Setelah itu, ak lama kemudian Mbak Fiyya menyusul kami.

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB, Mas Reza dan Mas Hendro masih saja belum terlihat. Mas Ario yang penasaran dengan mereka memutuskan untuk menelepon mereka. Sebelum Mas Ario sempat menelepon Mas Reza, ternyata dia sudah lebih dulu menghubungi Mas Gasa. Dia sedang tertimpa musibah. Orang tua Mas Reza sedang sakit, dan dia tidak tega untuk meninggalkan orangtuanya hanya karena sebuah trip. Tipe anak saleh banget kan Mas Reza, salut deh!

Mas Ario pun menghubungi Mas Hendro. Dalam pembicaraannya dalam telepon, sesekali Mas Ario menganggukkan kepalanya sambil berkata, "Oooh gitu."

Kemudian ia lanjutkan dengan berkata, "Terus gimana?" Lalu ia mengangguk-anggukan kepalanya lagi. Kata terakhir sebelum menutup telepon ia pun berkata, "Ya udah deh, kalo gitu makasih ya."

Setelah Mas Ario menghubungi Mas Hendro, tiba-tiba dengan muka yang sedih bercampur kecewa dia berkata, "Batal!"

"Passport si Hendro ditahan karena lagi ngurus visa, jadi nggak bisa ikut," jelasnya kemudian.

"Yaaaah," kami mulaimemadu suara. Kebetulan Mas Hendro memang ada agenda umroh setelah backpacker-an ini bersama keluarganya.Jadi wajar saja kalau passportnya saat ini masih ketahan karena sedang urusvisa. Jadilah kami berangkat backpackerdengan jumlah enam orang saja karena dua orang lainnya berhalangan.������¾����

Bosan Jalan-JalanWhere stories live. Discover now