Menghitung Hujan Part 16

56.9K 2.6K 48
                                    

Yang tertinggal hanyalah kau dan aku Dalam senyum dan tatapan mata rindu Bersenandung teriring debaran merdu Melangkah maju dalam langkah-langkah terpadu. Kau dan aku adalah sepotong cinta yang tiba tanpa rencana Membawa harapan baru yang penuh dengan doa          

Semua mata langsung memandang ke arah Nana, membuat Nana merasa canggung luar biasa. Diandra sendiri tampak tenang, perempuan itu tersenyum dan menghampiri Nana,  

“Ayo Nana, aku kenalkan kepada mama dan papa Reno.” Gumamnya cepat, meraih tangan Nana hingga Nana terlepas dari Nirina yang masih terduduk shock. Nana tersendat-sendat mengikuti langkah Diandra yang menarik lengannya,  

“Mama, papa, ini Nana. Mama dan papa pasti sudah mendengar namanya dari Reno.” Diandra tersenyum ceria, kemudian menepuk bahu Nana, “Ayo, masuklah ke sana, dokter pasti akan mengizinkan kita menambah satu orang untuk membesuk Reno, apalagi kalau mengetahui itu akan memberikan efek yang bagus bagi kesembuhan Reno.”  

Semua orang masih terpaku bisu dalam suasana yang canggung, kecuali Diandra yang memasang wajah ceria, seperti tidak ada hal yang aneh di balik suasana ini.  

Papa Reno yang kemudian tersadar dan berusaha memecah suasana canggung itu,  

“Saya papanya Reno.” Gumamnya mengulurkan tangan yang segera di sambut Nana dengan gugup. “Saya tahu Nana pasti sangat ingin menengok Reno, iya kan ma?”  

Mama Reno yang masih menelusuri seluruh penampilan Nana dengan tatapan mata menyelidik tampak kaget karena namanya disebut.  

Dia kemudian menganggukkan kepalanya meskipun tampak tidak rela.   “Silahkan, Reno pasti sangat ingin bertemu denganmu, Nana.”  

Dengan Izin dari mama Renopun, Nana masih ragu-ragu, dia benar-benar kebingungan akan keadaan yang tidak diduga-duganya ini. Tetapi kemudian Diandra mendorongnya dan terkekeh ceria,  

“Ayo, masuklah ke dalam sana.” Gumamnya setengah mendorong Nana, membuat Nana mau tak mau melangkah masuk ke dalam ruangan tempat Reno terbaring.  

***  

Begitu Nana masuk dan menghilang di balik pintu, mama Reno langsung menyambar Diandra dengan pertanyaan,  

“Kenapa kau lakukan itu Diandra?” tanyanya tajam.  

Diandra menatap lembut ke arah mama Reno,  

“Itu yang seharusnya dilakukan, mama. Kita tidak boleh memisahkan dua pasangan yang saling mencintai.”  

“Tetapi Diandra... bagaimana denganmu? Kau...”  

“Diandra tidak apa-apa, mama. Diandra sudah sampai di suatu titik untuk menyadari bahwa Reno mungkin memang bukan jodoh Diandra, banyak sekali kejadian sebelum ini yang menunjukkan kepada Diandra akan kenyataan itu.” sekilas Diandra melirik ke arah Axel yang segera tahu apa maksudnya. Semua kejadian sebelumnya.... kenyataan bahwa Diandra adalah anak angkat, kenyataan bahwa Diandra mempunyai kakak lelaki yang ternyata adalah Rangga....  

Diandra meremas jemari mama Reno,   “Diandra sudah merelakan Reno, mama. Tetapi mama tidak usah kuatir, hal ini tidak akan merenggangkan sayang Diandra kepada mama, Diandra akan selalu menjadi puteri mama.”  

Air mata bergulir dari mata mama Diandra, perempuan setengah baya yang masih cantik itu menangis, lalu memeluk Diandra erat-erat.  

***  

Axel menggenggam jemari tangan Diandra erat-erat dalam perjalanan mereka pulang dari rumah sakit, mereka sudah berada di tempat parkir. Dengan sopan Axel membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Diandra masuk, dia kemudian duduk di balik kemudi.  

Menghitung HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang