ii

142 2 0
                                    

Kau menbuaiku dengan sikap kotormu. Aku tak menyangka kau akan melukai aku. Apa salahku? Heh, saat kelas enam di sekolah dasar, aku selalu mengikuti kau, pendusta. Bukan kerena aku senang atau mencintaimu, itu semua karena aku kuat dan kau lemah. Perbedaan itu memaksa orangtuamu berharap padaku agar aku menjagamu. Namun apa yang kau lakukan? Kau memanfaatkan keadaan. Kau menyebarkan gosip murahan pada semua teman, aku adalah kekasihmu. 

Awalnya aku tenang, tak menanggapi tapi kau lama-kelamaan semakin menjadi-jadi. Tak hanya dibelakangku tapi kau juga berkata begitu saat  didekatku. Apa maumu? Sabar..sabar.., aku harus sabar. Segera saja begitu upacara kelulusan selesai, aku bertanya tentang sikap yang kau 

tunjukkan selama ini. Jawabnya, sumpah mati bila kau ulangi kembali mengatakannya kau akan kehilangan nyawa. 

“Selama ini aku mengatakan begitu agar aku aman dari sikap buruk mereka. Jujur saja kamu dimata mereka seperti dewi cantik berkelakuan iblis,” ucapmu sambil mengikik kecil. 

“Maksudmu?” suaraku bergetar, wajahku menegang. Tanganku telah 

siap-siap menghilangkan kau dari daratan ini. Kau terkejut melihat 

reaksiku,dasar kau memang buaya! Dengan sigap kau menggengam 

jemariku dan mengusap mataku yang tanpa kusadari meneteskan air mata 

sia-sia. 

Memelukku! Memelukku! Kau sungguh berani. Kau telah merusak aku. Kau tak pantas hidup dengan semua kelakuan itu. Aku kembali tak berani melawan kehangatan. Kau laki-laki dan aku perempuan. Itulah yang kusesali. Itu adalah kodrat, itu adalah takdir. Itu adalah nasib. 

Permainan kata adalah hal yang mudah bagi kau yang pecundang busuk. Bongkahan kata-kata basi kau susun menjadi istana kalimat yang membutakan siapa saja. Untung otak yang kau miliki tidak ikutan dekil seperti semua sikap yang kau perlihatkan padaku. Semua prestasi kau raih dengan begitu mudah, semua hati guru dan teman-teman kau tundukkan dengan jentikan jari. Tapi mengapa kau selalu disamping aku, seorang gadis dengan setetes prestasi yang tak berguna sehingga bila suatu saat tak dibutuhkan akan menghilang. 

SENYUM-SENYUM PALSUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang