Let Me Be The One (2)

1.4K 11 8
                                    

Dia memandang ke arah depan dengan tatapan kosong. Dia masih tak mau bicara sejak aku memutuskan untuk mengajaknya ke sini. Kami sekarang berada di bukit. Aku duduk di sampingnya. Dia terus memandang ke arah depan, dan aku terus memandanginya yang terlihat semakin berantakan. Aku tadi sempat mengajaknya ke rumahku untuk mengambil mobilku, tapi dia masih saja diam. Dia tak lagi marah-marah denganku, tapi dia masih saja mendiamkanku.

Aku terus menatap wajahnya yang benar-benar sendu. Air matanya masih saja mengalir dari pelupuk matanya walaupun tak terdengar suara isakan apapun. Aku yakin dia berusaha menahan agar air mata itu tidak keluar, tapi usahanya itu sia-sia. Ingin rasanya aku menenangkannya, tapi apa yang bisa aku lakukan? Aku lebih baik melihat dia tak mempedulikan aku seperti tadi asal aku bisa melihatnya tersenyum dan tertawa lepas. Aku lebih baik dimarahi olehnya asal dia tak menangis seperti ini. Rasanya lebih baik aku yang merasakan sakit yang dia rasakan daripada aku melihatnya terus seperti ini. Yoo Jin, kau kenapa? Apa aku perlu memanggil Key untuk menghiburmu? Atau aku harus memanggil dongsaengku yang lain? Aku akan memanggil Key, Taemin, Minho, bahkan Jonghyun jika itu memang bisa membuatmu kembali ceria seperti tadi, Yoo Jin. Aku benar-benar tak mau melihatmu seperti ini.

"Kau benar-benar tak mau cerita denganku, Yoo Jin?"

Dia tak menyahut. Dia masih saja memandangi pemandangan di depan kami. Di depan sana ada padang bunga dandelion. Aku mengajaknya ke tempat ini karena aku pikir dia akan cepat ceria lagi seperti saat aku pertama kali mengajaknya kesini. Dia sangat menyukai bunga dandelion, dan aku mengajaknya ke sini saat dia berulang tahun 2 tahun lalu. Saat itu dia begitu bahagia bisa melihat bunga-bunga dandelion tersenyum manis padanya. Dia bilang bunga-bunga dandelion itu berkata 'Saengil Chukaehaeyo, Yoo Jin' padanya, entah itu benar atau tidak yang jelas aku juga menikmati keindahan bunga dandelion itu. Rasanya aku benar-benar merindukan saat dia ceria dan bercanda tawa bahagia denganku dulu. Yoo Jin, aku mohon tersenyumlah. Jangan menangis seperti ini!

"Apa aku perlu memanggilkan Key, Taemin, Minho, dan Jonghyun untuk menghiburmu??" ucapku akhirnya.

Dia menoleh ke arahku. Sekarang dia menatapku lekat-lekat. Aku masih melihat matanya terus saja menjatuhkan bulir-bulir air mata. Hatiku benar-benar miris melihatnya seperti itu.

"Kenapa bukan kau yang menghiburku o..ppa.." katanya dengan suaranya yang terdengar begitu menyesakkan dadaku.

"Oppa???" aku merasa kaget dan aneh dengan panggilannya itu. Dia memanggilku oppa? Rasa-rasanya benar-benar asing jika dia memanggilku oppa, karena selama ini dia memang hanya memanggilku Onew tanpa embel-embel apapun. Aku merasa panggilan 'oppa' yang dia ucapkan barusan terdengar begitu nyaman di telingaku bahkan aku merasa seperti melayang-layang sekarang. Tolong panggil aku 'oppa' sekali lagi, Yoo Jin...

Dia masih menatapku. Pandangan matanya sayu, keadaannya terlihat sangat berantakan.

"Apa yang bisa aku lakukan untukmu Yoo Jin?," aku mengelus rambutnya untuk menenangkannya. Dia lalu menggeser posisi duduknya yang tadi berada agak jauh di sampingku, menjadi lebih dekat ke denganku.

"Oppa........!" dia memeluk tubuhku erat. Yoo Jin, kau kenapa? Kenapa sampai kau memelukku begini?

Aku langsung membalas pelukannya itu. Tubuhnya menggigil hebat, entah kenapa tubuhnya bisa sedingin ini padahal udara di bukit saat ini tak begitu dingin. Aku mengeratkan pelukanku untuk menghangatkan tubuhnya. Dia semakin membenamkan wajahnya di dadaku. Aku yakin dia sekarang mendengar detak jantungku yang semakin berdegup kencang ini, tapi sudahlah aku harus melindunginya. Hanya aku yang bisa melindunginya.

"Yoo Jin..." ucapku lirih padanya.

"Apa yang bisa aku lakukan untuk menenangkanmu Yoo Jin? Apa yang harus aku lakukan untuk bisa membuatku tersenyum lagi seperti tadi? Katakan Yoo Jin, aku tak mau melihatmu bersedih seperti ini," kataku padanya.

Let Me Be The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang