13 - Good boy

17.4K 2K 87
                                    

komen kalian itu semangatku~ terimakasii 💖💖

Happy Reading!
—✦◌✦—
🐻🤎

Sinar matahari pagi menembus masuk melalui jendela balkon begitu Lovisa membuka gorden di kamar Lou. Levan yang berdiri di samping kasur, terlihat menawan dengan setelan jas mahal melekat di tubuh kekarnya. Netra kelamnya menatap si bayi yang mulai membuka mata dengan mulut tersumpal pacifer. Si bayi beruang ternyata mulai menyukai sensasi menyesap pacifer.

Semalam sempat terjadi keributan kecil, yang membuat Asfar harus kembali dikurung atas perintah Levan. Levan kesal serigala itu tidak mau lepas dari Lou bahkan sampai ingin ikut masuk kedalam kamar.

"Eunghh." Kepalan tangan kecil Lou terangkat di kedua sisi kepala, melakukan peregangan layaknya seorang bayi.

"Pwapa~" panggil Lou serak, saat netra emasnya yang masih redup menangkap kehadiran Levan.

Levan melepas pacifer dari mulut mungil Lou, kemudian merapikan rambut berantakan khas baru bangun tidur si bayi.

"Jangan lakukan itu." Levan mencegah kepalan tangan kecil Lou yang ingin mengucek mata bulatnya.

Lou kembali melenguh, menatap sang Papa sejenak lalu merentangkan kedua tangan. "Gendong tidak?" tanyanya yang lebih seperti meminta.

Bukannya menerima rentangan tangan si bayi, Levan justru berjalan menjauh hingga berada di ujung kasur.

"Datang kesini, kalau mau Papa gendong." Levan ikut merentangkan kedua tangan, memancing si bayi agar mau datang menghampirinya.

Lovisa terkekeh kecil, berjalan mendekati Lou yang menoleh kearahnya dengan wajah bantal.

"Sana, nanti Papa gendong." Lovisa mengusap rambut Lou pelan. Lou mengangguk, lalu meminta sang Mama untuk membantunya duduk.

"Tapi kaki Lou tidak mau jalan." gumam Lou menguap kecil. Dirinya sempat ingin berdiri, namun ia urungkan dan lebih memilih merangkak di kasur.

"Kenapa sekarang jadi pemalas begini?" Levan bersedekap dada, menatap gemas si bayi yang merangkak mendekatinya.

Lou kembali berbaring setelah sampai di hadapan Levan, mata bulatnya mengerjap menatap wajah tampan sang Papa yang terkekeh melihat tingkahnya.

"Good boy." puji Levan, langsung mengangkat tubuh mungil bayinya kedalam gendongan.

"Papa bau mint." celetuk Lou polos, mengendus aroma mint menyegarkan yang selalu menguar dari tubuh Levan.

Levan mencium pipi chubby Lou gemas, mengusak hidung mancungnya pada rambut si bayi yang mengeluarkan aroma manis buah strawberry.

"Tapi kalau Loulou manis, iya kan Mama?" tanya Lou menatap Lovisa, Lovisa yang gemas segera mendekat dan menciumi pipi chubby nya berkali-kali.

Lou langsung memeluk leher Levan dan mendusel disana. "Aaaa! Mama Loulou belum mandi masih bau!" rengeknya malu.

Lovisa tertawa geli, tangan cantiknya mulai bergerak melepas kaus kaki yang membalut kaki kecil bungsunya. "Kalau begitu sekarang kita harus mandi, Mama sudah goreng kan sosis yang banyak untuk Loulou."

"MAKAN SOSIS!" pekik Lou tiba-tiba, Levan yang terkejut bahkan langsung menjauhkan wajah karena si bayi memekik tepat di samping telinganya.

"Ambilkan pacifer, bayi ini sangat berisik." ringis Levan memegangi dengan wajah datar, Lovisa kembali tertawa saat melihat wajah Lou berubah murung begitu mendengar ucapan sang Papa.

LOUISE Where stories live. Discover now