50. Pengakuan

55.4K 4.4K 562
                                    

"Sholawat lebih utama dari istigfar, jika engkau memperbanyak sholawat maka ALLAH mengampuni dosa dosa mu dan ke dua orangtuamu lebih cepat dari air yang memadapkan api"

[Habib Umar Bin Hafidz]

اللهمّ صلّي على سيدنا محمد وعلى عليّ سيدنا محمد


HAPPY READING❤️

•••

Setelah mengetahui ke dua Tangan Zia luka, Gus Syafiq tidak tidur lagi padahal semalem masih jam 12 masih 2 jam lagi untuk beliau bisa istirahat sebelum bangun untuk sholat malam. Jam 2 beliau memindahkan Zia untuk tidur di bantal dengan sangat pelan, beliau bangun mengambil wudhu dan sholat malam.

Sudah lama Gus Syafiq tidak menangis di dalam sujudnya, tapi malam ini beliau kembali menangis tersedu-sedu.

"Ya Allah hukuman apa yang pantas untuk orang sepertiku, Aku sudah membuat istriku terluka. Aku sudah mengingkari janjiku untuk tidak menyakiti istriku. Aku mohon angkatlah rasa sakitnya, sembuhkanlah lukanya, jadikanlah dia prempuan yang kuat,"

Gus Syafiq sangat menyesal banyak kata andai di kepalanya, andai beliau tidak marah, andai beliau tidak cemburu, andai beliau tidak tidur semalem, andai semalam beliau turun untuk mengecek istrinya. Gus Syafiq menengok ke belakang melihat Zia yang masih tidur dengan pulas, beliau bangun dan berjalan menghampiri Zia.

Beliau menumpukkan kedua lutunya di lantai, lalu tangannya mengelus rambut Zia dengan lembut. Saat melihat ke dua tangan Zia Gus Syafiq tidak bisa menahan tangisannya, kasihan istrinya pasti sangat sakit tangannya terjepit dan ke siram air panas.

Katakanlah Gus Syafiq lebay. Kenapa beliau sampai seperti ini karna Gus Syafiq yang sudah janji untuk tidak menyakiti Zia sedikitpun, di depan ayahnya di rumah Allah di saksikan banyak orang-orang besar dan berilmu.

"Jika putri saya lecet sedikitpun karna ulahmu, Saya sebagai Ayahnya sama sekali tidak ridho. Dari kecil hingga dewasa Saya tidak pernah sekalipun menorehkan luka baik itu fisik maupun batinya,"

"Saya janji Om, Saya akan memperlakukannya seperti Om yang juga selalu memperlakukan putri Om dengan baik,"

Percakapan itu tiba-tiba muncul di kepalanya. Rasa bersalah semakin menyerang hatinya.

Gus Syafiq memutuskan untuk tidak sholat subuh jamaah di mushola. Selesai sholat beliau turun untuk membereskan rumah supaya nanti Zia bangun rumah sudah bersih dan rapih, tidak sulit bagi Gus Syafiq untuk melakukan ini semua. Nyapu, ngepel, mencuci, dan memasak semua pekerjaan rumah sudah selesai. Beliau naik ke atas untuk membereskan yang ada di lantai dua, tidak banyak barang dan tidak terlalu kotor jadi hanya memakan waktu sebentar untuk Gus Syafiq membersihkannya.

Selesai semua pekerjaan beliau masuk ke kamar untuk mandi terlebih dahulu, selesai mandi beliau membereskan barang-barang di kamar, hordeng yang di kamar tidak beliau buka, sengaja supaya Zia tidak terganggu dengan sinar matahari. Namun, Zia terbangun karna mungkin mendengar Gus Syafiq yang gusrak-gusruk lagi pula sudah siang mungkin Zia juga sudah merasa cukup tidurnya.

Matanya terbuka dengan pelan menyesuaikkan cahaya masuk, melihat jam sudah jam 8 lebih, Zia duduk dan melebarkan matanya.

"Udah bangun Sayang," ucap Gus Syafiq.

CINTA DALAM DO'A    Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang