Bagian Sembilan Belas

20.1K 2.5K 94
                                    

BAGIAN SEMBILAN BELAS, BOLEHKAH MENJADI AYAHMU?

*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*
*.*

"Tu-tuan Deus, anak itu?"

"Putriku," singkat Gestan, menunjuk Lala dan Danzel secara bergantian. "Mereka berdua adalah anak-anakku."

Apa?!

Tapi ..., bukankah Tuan Deus belum menikah? Jangan bilang mereka adalah anak di luar nikah?

"Ilthera, kau tahu siapa dia, 'kan? Godalah orang itu! Lakukan segala cara sampai kau bisa mengandung anaknya!" desak Sharka sebelum Ilthera berangkat ke Aslett tempo hari.

Deus dikenal sebagai makhluk berumur panjang. Mereka kuat dan memiliki nyawa ganda. Jika Henvitas mendapatkan keturunan sehebat itu, pengikut Dewi Henvetoria pasti akan kian mendunia.

Ilthera juga mengetahui fakta bahwa kekuatan 'deus' hanya akan terwariskan pada satu keturunan, entah sulung, bungsu atau anak ke sekian.

Jika dua anak tersebut adalah anak kandung Tuan Deus, adakah diantara mereka yang sudah mewarisi 'kelebihannya'?

Gawat. Sharka menjamin pernikahan ini dengan harapan mendapatkan bibit unggul demi masa depan Henvitas.

Tapi, jika pria itu sudah mempunyai anak, masihkah aku memiliki kesempatan?

Ilthera meremas roknya di bawah meja. Dia harus mencari tahu dan mempercepat 'misinya'.

Hanya dengan sekali tangkap, melihat reaksi gelisah Ilthera, Duke langsung dapat menebak apa motif Sharka menyerahkan wanita itu untuk dinikahinya.

*****

Usai makan bersama dengan calon anggota baru tersebut berjalan tanpa kendala, Margrave bergegas mendesak putra angkatnya agar bersedia bicara empat mata di ruang kerja.

Duke tahu ini akan terjadi. Makanya, dia sudah siap berkelit dengan seribu satu kebohongan.

"Kerasukan apa kau tiba-tiba membawa pulang wanita asing?" desak Margrave, tak luput dari ekspresi kerasnya yang mengerut curiga.

Semua penghuni kastil, termasuk Margrave, tahu Gestan tidak pernah mengharapkan memiliki hubungan dengan wanita manapun. Jangankan menyentuh, gadis-gadis yang mencoba menggodanya secara vulgar pun dia usir dengan keji.

Wajar bila Margrave meragukan hubungan mereka, bukan? Pasti ada suatu alasan dibaliknya.

"Tolong hati-hati dengan ucapan Anda. Dia calon tunangan saya," tegur Duke, menyembunyikan sikap ganjilnya dengan menyibukkan diri menata berkas.

"Calon tunangan apa? Belum genap satu bulan lalu kau melototiku saat ku suruh cepat menikah!"

"Saya berubah pikiran."

"Berubah ..., pikiran?"

"Ya. Saya langsung berpikir untuk menikahinya saat kami bertemu pertama kali."

"Oh, ya? Dengan mukamu yang ogah-ogahan itu?"

"Ada masalah dengan wajah saya?"

Duke membalas atensi Delzaka sama intensnya. Indera penglihatan mereka pun terjalin menegang selama beberapa detik sampai Margrave menyerah lebih dulu.

Baiklah, mau bagaimana pun paras anak ini tetap tampan meski dia cuma diam. Tapi, bukan sekarang maksud Margrave mengatai muka Gestan ogah-ogahan.

Ketika ia mendampingi wanita Henvitas itu turun dari kereta kuda tadi, apa dia tidak sadar ekspresinya kentara sekali terlihat muak?

"Aku tetap tidak percaya padamu. Entah apa tujuanmu menikahi wanita itu, aku menyatakan keberatan!" lugas Margrave, menggebrak meja kerja hingga retakan kecil muncul.

Ah, ini dia alasan Gestan menutupi pernikahan 'politik' mereka. Dia tahu Margrave akan menjadi orang pertama yang menentang.

Delzaka adalah pria berprinsip kuat yang tidak pernah terlena menjodohkan anak-anaknya dengan ikatan pernikahan yang dilandasi guna mencapai sebuah keuntungan.

Salah satu alasan dia mengusir Harazelle pergi dari kastil selain untuk melindunginya dari tuduhan pengkhianat, juga karena Margrave merelakan putrinya hidup bersama dengan orang yang dia cintai.

Meskipun ujung-ujungnya itu membuat Margrave sakit hati lantaran Hara lebih memilih orang lain ketimbang orang tua sendiri.

"Menikah bukan sesuatu yang bisa kau putuskan semudah itu. Jangan anggap remeh sebuah pernikahan. Dan aku tidak suka dengan caramu memanfaatkan perempuan tidak bersalah. Jika kau tidak benar-benar serius, sebaiknya segera kau pulangkan dia!" tegas Margrave.

Mereka juga memanfaatkanku, asal Anda tahu, batin Duke memilih tidak menyuarakan. "Anda tidak perlu khawatir. Saya akan memperlakukannya dengan baik selayaknya pasangan saya."

"Oh, akhirnya mengakui juga kalau kau tidak benar-benar menyukainya."

"Margrave, kami memang bertunangan demi tujuan tertentu. Tapi tidak ada pihak yang dirugikan dalam kesepakatan ini," aku Gestan pada akhirnya. Percuma membohongi pria tua yang tidak mudah dikelabui itu.

"Tidak ada yang dirugikan? Benarkah? Lalu menurutmu aku ini apa? Patung?"

"...,"

"Sebenarnya, apa yang kau pikirkan?" serang Delzaka habis-habisan. "Kau anggap menikah itu hanya permainan? Aku memang ingin cepat mendengar kabar tentang Hara dan berharap kau segera menikah, tapi tidak begini juga caranya!

"Mengesampingkan fakta bahwa kita tidak memiliki hubungan darah, aku juga menganggapmu sebagai anakku, Gestan! Aku peduli pada perasaanmu! Aku mohon mengertilah."

Duke juga tak pernah menyangka akan menyanggupi sebuah ikatan sakral dengan cara seperti ini. 

Kali ini dia benar-benar terpaksa. Tidak ada cara yang lebih cepat ketimbang menginvasi Henvitas dan mendapatkan akses informasi dari sana.

Toh, dia sudah tahu secara garis besar niat terselubung Sharka menjodohkannya dengan Ilthera. Mereka tidak mengincar harta atau kekuasaan, melainkan mendambakan 'deus' dalam dirinya. 

Duke sengaja mengakui Lala dan Danzel sebagai 'anak' supaya wanita itu menyerah. Tinggal taktik apa lagi yang akan Ilthera kerahkan. Apakah dia mundur, atau justru melancarkan siasat lain yang lebih merepotkan.

"Beri saya waktu, Margrave. Bukan sebagai putramu, melainkan sebagai penguasa wilayah ini," pintanya, lebih seperti menekan.

Duke sengaja memanfaatkan kedudukan guna menghentikan Margrave melawan lagi. "Satu bulan-, tidak, dua minggu. Beri saya waktu dua minggu. Jika hubungan kami membaik, jangan tentang pertunangan kami lagi."

***** 

Be My Father?Where stories live. Discover now