Bab 35.

11K 1K 63
                                    


16/05/2024

Noah memakan, makan malamnya dengan lahap. Ini pertama kalinya dia memakan masakan sang ibu. Anak itu bahkan sampai dua kali menambah, padahal selama ini Noah hanya makan sedikit. Karena dia memiliki nafsu makan yang kurang baik.

Sejak tadi Bella tidak bisa melepaskan pandangannya pada sang putra, iya masih tidak percaya jika Noah masih hidup dan kini berada di depannya. Putra yang selama ini telah dianggap meninggal, nyatanya dia tumbuh dengan baik bersama sang ayah. Ada kekecewaan yang besar dalam diri Bella, karena dia tidak bisa mendapatkan informasi lebih tentang anaknya. Dulu dia terlalu takut untuk tahu tentang sang anak, sehingga dia tidak berani bertanya apapun tentang anak yang telah dilahirkan dulu.

"Ibu, Issha sudah kenyang." Putri kecil Bella menghabiskan sayur terakhirnya, yaitu wortel. Isshana sebenarnya sangat tidak menyukai wortel. Tapi Bella selalu memaksanya untuk memakan wortel karena dia suka sekali membaca.

"Althul, juga sudah kenyang ibu," bocah laki-laki itu menunjukkan piringnya yang sudah kosong.

Bella tersenyum melihat kedua anaknya menghabiskan makanan mereka tanpa sisa. Malam ini tidak ada drama Bella memaksa keduanya untuk menghabiskan makan malam si kembar. Biasanya anak kembar Bella akan sulit untuk menghabiskan makan malam.

"Baiklah kalau begitu, segera pergi ke dapur dan letakkan alat makan kalian di sana, mengerti?" Suruh Bella, yang diangguki langsung oleh Arthur dan Isshana.

Noah menatap dua adiknya yang dengan patuh membawa peralatan makan mereka ke dapur. Dia sebenarnya heran, karena sebelumnya tidak pernah melakukan hal itu. Tapi setelah menghabiskan makan malamnya, Noah mengikuti apa yang dilakukan oleh kedua adiknya. Ternyata di dapur masih ada Arthur.

"Ibu, apa ibu akan mengajak Noah tidul berlsama kita?" Tanya Arthur, membuat Noah menghentikan langkahnya.

Tiba-tiba dia merasa jika Arthur tidak mau dirinya bergabung, mengingat anak itu tidak mengajaknya berbicara sejak mereka pergi dari restoran. Bahkan dia juga jika Arthur dan Isshana menghindari dirinya.

"Iya, malam ini kita akan mulai mengenal kakak Noah lebih banyak. Arthur setuju?" Bella mengelus pelan kepala putranya. Arthur hanya mengangguk, lalu pergi dari dapur begitu saja.

***

Sudah berjam-jam lamanya, sejak pergi dari restoran dan melihat putranya pergi dengan sang istri. Gabriel mengurung diri di dalam kamar apartemen yang ditempati. Dia tidak bisa menggerakkan badannya dengan leluasa karena dadanya yang terasa sakit.

"Thomas, jika Noah menelpon ku, katakan jika aku sedang sibuk dengan bberapa pekerjaan." Pinta Gabriel, dia tidak mau putranya cemas saat tahu kondisinya saat ini.

"Baik, Tuan," jawab Thomas, dia menatap kasihan pada sang majikan yang tidak bisa melanjutkan perjuangannya tadi. Dia sempat berpikir jika Gabriel menyerah dan memilih untuk menyerahkan Noah begitu saja pada Bella. Tapi ternyata Gabriel sedang menahan rasa sakit, sehingga ia hanya bisa pasrah saat Bella pergi bersama ketika anaknya.

"Tambah penjagaan disekitar meeka, jangan sampai kecolongan." Perintahnya, dengan suara yang semakin melemah.

"Sudah dilaksanakan Tuan," melihat kondisi Gabriel sekarang ini. Thomas yakin jika majikannya ini pasti sudah melakukan hal yang dilaraang oleh dokter. Mengingat terakhir kali dokter mengatakan jika kondisi Gabriel sedang dalam keadaan baik. Tapi sekaraang secara tiba-tiba drop lagi.

Di sisi lain, Noah sudah bersiap untuk tidur bersama ibu dan kedua adiknya. Tapi sebelum bergabung, Noah ingin menghubungi sang ayah terlebih dulu untuk mengucapkan selamat malam seperti biasanya. Hal yang tidak pernah terlewatkan, dan biasanya kecupan sebelum tidur yang ayahnya berikan.

because of my stupidityWhere stories live. Discover now