RL | 29

905 20 0
                                    

Galang masuk ke dalam kamar Gilang, tadi juga ia sudah menjelaskan semuanya kepada Andika.

Galang berdecih, ia berkali kali membangunkan Gilang dengan cara memanggilnya, namun Gilang tidak bangun bangun juga.

Galang menyambungkan telfon kepada ponsel Gilang, dan Gilang juga langsung terbangun.

Saat ingin berbalik Gilang sontak terkejut melihat Galang sedang berdiri dengan wajah datarnya, ada apa Galang ke kamarnya sepagi ini.

Pagi apanya, ini sudah jam 9

"Ikut gua ke kantor polisi."

Gilang langsung melotot, ia bangun dan langsung menghampiri Galang yang akan keluar dari kamarnya.

"Lu mau laporin gua Gal?"

"Mandi sono lu, gua tunggu di bawah."

Galang langsung melesat pergi begitu saja, sedangkan Gilang dengan pasrah ia berjalan mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Galang turun kembali dan duduk di sebelah Grace, " tadi ada mama sama papa, kemana sekarang?"

"Papa ke kantor, mama ke rumah sakit."

Galang mengangguk, ia memainkan ponselnya selagi menunggu Gilang.

Kondisi Aluna belum membaik, Aluna sering kali mengigau menyebutkan nama Galang.

Apakah itu artinya Aluna juga menyukai Galang?

Galang yang selalu menunggu Aluna di ruangan bergantian dengan Zyan, Galang tidak jauh dari Aluna. Galang benar benar merawat aluna dengan baik.

Setelah beberapa menit menunggu Gilang, akhirnya pria itu turun dari kamarnya. Ia juga mengikuti Galang di belakang.

"Kalian mau kemana?" Tanya Grace

"Mau ke kantor polisi." Jawab Galang

"Grace ikutt, grace ikut." Kata Grace

Melihat raut wajah Gilang yang sepertinya tidak menginginkan Grace untuk ikut, Galang melarang nya dengan lembut.

"Disini aja."

Mendengar ucapan Galang, grace langsung cemberut. Padahal ia sangat ingin melihat penderitaan yang di terima kaira.

****

Galang dan juga Gilang kini sudah sampai di kantor polisi, sampai di kantor polisi Gilang masih belum mengerti apa yang di maksud Galang membawanya kesini.

Disana juga sudah ada teman - teman Galang, terutama Gavin disana.

Gilang menatap kepada gadis yang berada di dalam jeruji besi, gadis pernah ia cintai, gadis yang selalu ia banggakan.

Setelah mendengar penjelasan dari Galang, Gilang berjongkok tatapan nya terus menatap kepada gadis di dalam sama, bukan tatapan cinta lagi yang ia perlihatkan.

Tatapan datar, tatapan amarah, tatapan benci yang ia berikan kepada gadis itu.

"Gua gak nyangka ra, jahat lo ra. Setelah apa yang gua kasih semuanya ke lo, jahat ra. Lo pantes di tempat ini." Ucap Gilang

Galang tersenyum menyeringai saat mendengar ucapan Gilang, bahkan ia terus menyaksikan kembarannya itu yang menangis menyesal.

"Bangun Lang." Suruh Galang

Mendengar suara berat yang tidak asing di telinganya, Gilang berdiri kembali. Ia kembali menatap Galang yang berada di hadapannya.

"Gal, gua mohon izinin gua buat ketemu aluna sebentar. Gua mau minta maaf Gal."

Galang meletakan tangannya di pundak Gilang, "gua bisa izinin lo ketemu Aluna, gua gak bisa maksa kalo aluna ngga mau ketemu lo."

"Gua terima Gal, gua mau minta maaf sama Aluna Gal."

Melihat raut wajah saudaranya, sepertinya ia memang ingin sangat bertemu dengan Aluna.

Setelah dari kantor polisi keduanya sudah sampai di rumah sakit, Galang sengaja menyuruh Gilang untuk berada di liat sebentar.

Galang menatap Aluna yang sedang diam dengan tatapan kosong, ia menutup pintu ruangan kamar Aluna.

"Gimana keadaannya?"

"Sedikit baik."

Galang mengangguk, ia duduk di kursi tepat di samping ranjang Aluna.

"Gilang mau ketemu lo."

Aluna membuang wajahnya, Aluna juga sudah tahu siapa pelaku yang menabraknya dan kejadian Gilang di hotel.

Galang sudah menjelaskan semuanya, namun tetap saja aluna masih terlihat benci kepada Gilang.

"Lun, Gilang cuma mau minta maaf. Sekalian akhirin hubungan kalian."

Aluna menatap Galang yang mengangguk kepadanya, dengan yakinan dari Galang, aluna menganggukan.

Galang tersenyum, ia mengusap puncak kepala Aluna sebelum keluar.

"Sana, omongin baik baik sama Aluna."

"Makasih Gal, makasih."

Galang mengangguk, "masuk."

Mendengar perintah Galang, Gilang segera masuk kedalam ruangan.

Matanya langsung menatap Aluna yang sedang berbaring di kasur, Gilang mengehela nafasnya aluna bahkan tidak menatap kehadirannya.

"Lun maa-"

"Puas kamu Lang? Kenapa kamu lakuin itu semua Lang, Bahkan kamu udah janji sama Galang sendiri."

"Aluna, maaf. Aku ngaku salah, maafin aku Aluna, aku bener - bener minta maaf."

"Aku mau sendiri Lang, kamu keluar sekarang!"

Dengan lesu Gilang bangun dari duduknya, "maafin aku lun." Ucapnya sebelum meninggalkan Aluna.

"Udah?"

Gilang mengangkat wajahnya saat mendengar pertanyaan Galang, ia mengangguk.

Galang menepuk pundak Gilang, jika ia perhatikan raut wajah Gilang. Sepertinya  Aluna tidak mau bertemu dengan Gilang.

"Gua ngerti Gal, Aluna kecewa banget sama gua." Ucap Gilang, "gua pulang duluan, salam buat Aluna."

Galang mengangguk, ia menatap punggung Gilang yang semakin menjauh. Sebenernya ia tidak tega melihat Gilang seperti itu.

Namun ia juga tidak bisa membiarkan Aluna kembali tersakiti.

Galang terus menatap kepergian Gilang, setelah tak terlihat, Galang masuk ke dalam ruangan.


_________

JANLUP VOTE NYAA YAWWW!!!!

REAL LOVEWhere stories live. Discover now