12. Jemputan tak terduga.

26 7 2
                                    

"Selamat apaan baru juga pdkt.. haha.." Tifany tertawa bahagia tanpa melihat keadaan sahabat nya itu

"Yaa.. e.. selamat aja, itu kan artinya lo udah ketemu jalan buat deket sama andrew.." rain hanya bisa tersenyum getir di hadapan tifany.. sesungguhnya ia teramat cemburu namun apa pantas ia cemburu sementara ia bukan siapa-siapa andrew, rain buru-buru menepis pikiran itu.

"Iya sih.., tapi rain belom tentu juga gue bisa dapetin andrew.. andreww itu orang susah di tebak kadang cuek kadang juga baik... Gue bingung rain gue sama sekali gak bisa baca hatinya." Keluh tifany

"Menurut lu.. gue bisa gak ya rain milikin andrew..?" Sahut tifany

"Uhukk.. uhukk.." rain terbatuk-batuk mendengar perkataan tifany

"Rain lo kenapa..?" Sahut tifany

"Ahh.. uhuk.. gue gak papa kok.." sahut rain

"Yakin lo gak papa..?" Tanya tifany yang hanya di angguki kepala oleh rain, di tengah kejadian ini tiba-tiba saja andrew sudah berdiri tepat di samping rain sembari tersenyum lebar

"Rain... Tif.." Sahut Andrew

"Hai.." sahut tifany dengan antusias

"Eh hai.." Sahut rain

"Jadikan hari ini?" Sahut Andrew

"Oh Iya.. aduhhh rain sorry ya gue lupa bilang.. hari ini lo balik sendiri dulu gak papa kan?, Gue udah janji mau balik bareng andrew.." Sahut tifany

"Hahh.." Sahut dengan makin terkejut

"Iya.. tadi pas balik dari kantin andrew ngajak gue buat balik bareng soalnya dia bilang di pengen banget makan di tempat kemarin... Jadi lo gak papa kan ya pulang sendiri hari ini..?" Sahut tifany

"Ah.. ohh gitu.., (tersenyum) yaudah gak papa santai aja.. gue udah biasa balik sendiri kok.." Sahut rain dengan agak berat.

"Syukurlah kalau gitu, sekali lagi sorry ya rain gue gak bisa nganter lo balik kayak biasanya.." Sahut tifany tak enak

"Eh tiff.. gak papa kalau lo gak bisa lain kali aja kita pergi--" sahut andrew terpotong

"Ahhh.. drew.. gak papa lo pergi aja sama tifany.. gue bisa pulang sendiri kok.., nanti gue tinggal naik angkot aja.. lagian rumah gue juga deket kok.." Sahut rain panik tak ingin merusak suasana hati tifany

"Yakin.. lo gak papa balik sendiri..?" Tanya andrew dengan khawatir

"Iya santaii.., gue udah biasa kok balik sendiri.., biasanya juga kalau tifany lagi gak bisa gue selalu balik sendiri.." sahut rain mencoba setenang mungkin.

"Yaudah kalau gitu kita jalan bareng-bareng aja ke gerbang, kita temenin lo sampe dapet angkot.." sahut andrew dan di angguki oleh tifany

Rain hanya tersenyum saja menjawab perkataan andrew lalu mereka bertiga pun berjalan beriringan menuju gerbang sekolah, sepanjang perjalanan tifany dan andrew sangat asik mengobrol hingga tak menyadari keberadaan rain yang sedang murung itu.

Rain, tifany dan andrew kini ketiga nya sudah sampai di gerbang sekolah, baru saja mereka berdiri tiga detik disana tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di hadapan mereka sembari membunyikan klakson.., sesaat setelah itu seseorang keluar dari dalam mobil yang tak lain dan tak bukan adalah barak.

"Kak barak, lo ngapain disini.., kakak gue yang suruh.. perasaan gue tadi udah telpon gak usah jemput.." sahut tifany terkejut

"Dihh..., Geer lu siapa juga yang mau jemput lu.." sahut barak.

"Lha kalau gak jemput gue emangnya lo mau jemput siapa kak?" Sahut tifany

Barak tersenyum lebar, lalu ia menunjuk kearah rain dengan wajahnya, sontak andrew dan tifany kompakan melihat kearah rain, seementara itu rain hanya bisa terdiam saja, ia melongo tak percaya sembari menunjuk kearah dirinya sendiri.

"Rain.." sahut tifany dengan senyum yang lebar..

"Ohh.. syukurlah rain lo gak perlu balik sendiri" sahut tifanya dengan senang sementara andrew hanya terdiam sembari mengengam tangan nya, disisi lain barak tersenyum penuh dengan tanda tanya kearah rain, rain yang melihat itu tau akan kemana arahnya dan langsung menggelengkan kepalanya kearah barak.

"Balik sendiri?" Sahut barak dengan satu alis naik keatas

BUKAN SALAH JODOH!Where stories live. Discover now