8. Pernah jatuh cinta.

33 10 8
                                    

"Rain balik.." sahut andrew sembari menggengam tangan rain.

Andrew menarik rain cukup kasar untuk menjauh dari sana namun rain yang tak enak hati pada tifany pun langsung menghentikan langkahnya dan menarik tangannya dari andrew dengan kasar pula, hal tersebut menyebabkan andrew terkejut cukup kuat.

"Andrew.., gue gak bisa.." tegas rain.

"Why..?" Andrew

"Ada hati yang harus gue jaga.." rain

"Siapa..?" Tanya andrew tak percaya.

Rain menatap dengan lirih kearah tifany lalu ia pun langsung tersenyum lebar, sementara tifany hanya menatap sinis sembari sesekali menghela nafas.

"Tiff..?" Rain

"Gue balik duluan ya, lo sama andrew hati-hati di jalan.." rain

Rain langsung berlalu dari sana tanpa menghiraukan tatapan andrew yang terlihat kesal, rain berjalan menghampiri barak, sontak dengan sigap barak pun langsung membukakan pintu mobil untuk rain.

"Duluan ya bro.." sahut barak menatap remeh kearah andrew, sementara andrew hanya menatap tajam kearah barak tanpa bisa berbuat apa.

"Kita juga pulang yuk ndrew.." sahut tifany tersenyum sembari merangkul andrew, namun langsung di tepis oleh andrew sendiri.

Kini mobil sudah melaju perlahan, rain hanya terdiam saja di dalam matanya tak lepas memandang kearah spion mobil, yang dari sana ia bisa melihat tifany dan andrew yang sudah berboncengan sepeda motor, lalu dengan sengaja tifany memeluk andrew dengan erat, ia mencari kesempatan di dalam kesempitan, lihat saja senyum nya mengembang sangat lebar.

Tentu saja hal itu membuat hati rain terasa ngilu, mungkin benar rain sudah jatuh cinta pada lelaki itu, namun rain sadar betul hingga kapan pun ia tak akan pernah bisa memiliki lelaki itu, itu sebab ia tak pernah bisa melihat sahabat baiknya itu terluka, ya tifany adalah segala-gala nya untuk rain bahkan ia sudah seperti adik untuknya maka dari itu rain teramat menyayangi tifany lebih dari dirinya sendiri.

Sementara itu barak yang sedang fokus menyetir hanya bisa tersenyum penuh arti kearah rain, kini mobil sudah melaju jauh dari sekolah dan rain hanya bersandar di kursi itu sambil terdiam, ia menghela nafasnya  hingga beberapa kali, lalu ia pun mulai duduk dengan tegak dan menatap kearah barak dengan lekat.

"Kak..?" Rain

"Ya.." barak tersenyum

"Aku.. turun disini aja deh.." rain

"(Tersenyum) emang gue supir taksi yang turunin orang di pinggir jalan.." canda barak namun tak menggubrisnya.

"Udah santai aja, gue anter aja sampe rumah lo.." sahut barak

"Emang gak ngerepotin?" Sahut rain

"Enggak, kenapa lo gak nyaman ya sama gue, kalau gitu kenapa lo mau balik sama gue.. ngindarin cowok tadi.." sahut barak, sontak hal itu membuat rain terlonjak kaget dan menatap balik kearah barak.

"(Tersenyum) lo lagi jatuh cinta ya sama cowok tadi, tapi lo gak enak sama tifany karna dia juga suka sama cowok itu.." barak

"Lho kok kakak tau dari mana..?" Tanya rain kaget

"(Tertawa kecil) gue juga pernah ngalamin cinta kali.." barak

"Kakak pernah pacaran?" Rain

"(Tersenyum) hampir.." barak, rain menatap penuh tanda tanya kearah barak

"Dulu gue pernah jatuh cinta sama seorang perempuan cantik, namanya qillah, kita ketemu di caffe waktu itu dan gue langsung jatuh hati sama.. saat itu gue ngerasa dia adalah takdir gue.." jelas barak

"Gue selalu berusaha keras untuk dapetin dia, hingga suatu saat gue berhasil dapetin hatinya dia tapi kita gak pacaran karna dia belum siap katanya.." jelas barak

"Terus apa yang terjadi?" Tanya rain penasaran

"Terus.. orang tuanya gak ngerestuin karna akhirnya orang tua qillah tau kalau gue ketua geng motor.. dan qillah di jodohin.." sahut barak

"Woah.. kakak ketua geng motor?, Keren banget.." sahut rain

"(Tersenyum tipis) dulu.. sekarang udah enggak" barak

"Kenapa?" Rain

"Trauma, dulu gue punya musuh namanya galaxy, dia selalu aja nyari masalah sama gue dan dia selalu bilang akan merebut apapun yang gue punya.. dan bener aja dia di jodohin sama qillah.." barak

"(Terkejut)" rain

"Lo mau tau apa yang paling lucu.." barak

"Apa?" Rain

"Qillah memilih nyerah sama gue dan dia lebih memilih di jodohin sama si cowok brengsek itu.." jelas barak.

"(Terkejut) hahh.. kok gitu?" Rain

"Who knows" barak

BUKAN SALAH JODOH!Where stories live. Discover now