05

2.8K 339 13
                                    

Sepulang dari istana, Juhra terus memikirkan rencananya untuk menawarkan diri pada Sean. Sejujurnya dia takut Sean akan marah tapi setidaknya dia mencoba setelah yang terjadi pada mereka berdua pagi tadi.

"Ada apa nak ?" Tanya ibu Juhra saat melihat putranya duduk menatap bintang-bintang di langit.

Juhra mengenggam tangan ibunya dengan senyuman manis.
"Aku tidak membawa pulang apapun hari ini ibu tapi aku berjanji besok akan ku bawa makanan untuk adik dan ibu" ujar Juhra.

Ibu Juhra tersenyum.
"Kita masih memiliki sisa lauk yang kamu bawa hari itu, jangan khawatir.. adik mu juga akan membawa kerang atau ikan besok"

Juhra mengangguk.
"Iya ibu"

Keesokkan harinya, Juhra menyempatkan diri untuk mencuci baju Sean. Juhra berniat mengembalikannya saat baju Sean sudah kering padahal baju itu sudah Sean berikan untuk Juhra.

Selesai menjemur pakaian, Juhra berangkat ke istana dengan berjalan kaki. Juhra memiliki kartu khusus agar bisa masuk ke istana bersama beberapa pemetik bunga lainnya.

Penjaga kebun istana sudah mengenali Juhra jadi hanya Juhra saja yang dia perbolehkan masuk pagi ini, Juhra memetik beberapa bunga sesuai permintaan raja.

Juhra pergi ke kamar raja tanpa ditemani oleh Rusha karena Sean tidak punya jadwal pagi ini dan lagi penjaga di sekitar kamar raja sudah diberitahu oleh Rusha akan ada pemetik bunga yang masuk ke kamar raja setiap paginya.

Juhra mengganti bunga di setiap vas bunga kamar raja, setelah selesai Juhra menunggu Sean dengan duduk di lantai dekat dengan kasur Sean.

Cukup lama menunggu akhirnya Sean bangun, awalnya Sean tidak melihat Juhra akan kehadiran Juhra hingga akhirnya Juhra menyapa Sean yang membuat raja ini sedikit terkejut.

"Selamat pagi yang mulia" sapa Juhra.

"Hm, kamu sudah datang rupanya" ujar Sean, dia meminta Juhra untuk berdiri.

"Apa kamu sudah mengganti semua bunga di kamar ku ?" Tanya Sean.

"Iya yang mulia, saya sudah menggantinya" jawab Juhra.

"Ya.. terima kasih" Sean berjalan kearah lemari lalu membuka kotak berisi simpanan uang, Sean mengambil dua koin emas lalu memberikannya pada Juhra.

"Apa ini cukup ?" Tanya Sean.

Mata Juhra berbinar-binar, dia baru pernah memegang koin emas. Juhra bisa membeli pakaian untuk ibu dan adiknya juga makanan di pasar.

"I-ini sangat banyak yang mulia tapi terima kasih atas kemurahan hati Anda !"

Sean tersenyum kecil.
"Ya, aku kemarin lupa memberi mu uang jadi ku berikan upahnya untuk dua hari"

"Terima kasih yang mulia" Juhra merasa tersentuh karena bisa mendapatkan koin emas.

Juhra mengenggam koin itu lalu menatap Sean.
"Ya-yang mulia.. maafkan saya tapi saya ingin menawarkan sesuatu pada Anda" ujar Juhra.

"Menawarkan apa ?" Tanya Sean.

Juhra menelan salivanya berat.
"Apakah.. um, apakah Anda tertarik membeli tubuh saya sebagai pemuas nafsu Anda yang mulia ? Sa-saya akan menjualnya dengan harga tiga koin perak"

Sean diam menatap Juhra, dia tidak menduga Juhra akan menawarkan hal seperti ini padanya atau memang dia sudah terbiasa seperti ini sebelumnya.

"Apa yang kamu katakan ? Membeli tubuh mu ?"

Juhra langsung menundukkan kepalanya.
"Iya yang mulia"

Sean mengepalkan kedua tangannya.
"Siapa pelanggan mu sebelumnya ? Apa dia berasal dari kalangan bangsawan atau kasta lain ?"

Juhra semakin kuat meremas celananya, Juhra takut Sean marah.
"Sa-saya tidak memiliki pelanggan, ini pertama kalinya saya menawarkan diri"

Mendengar apa yang Juhra katakan, Sean mencoba memastikan lagi.
"Aku yang pertama ?" Tanya Sean.

"Iya yang mulia" jawab Juhra.

Sean mendekat lalu menyentuh wajah Juhra, dia mengusap-usap lembut pipi Juhra.
"Bisakah aku menyentuh mu sekarang ?"

Blush!
Kedua pipi Juhra memerah, dia tidak menduga Sean akan secepat ini meminta tubuhnya.

Juhra segera mengangguk mengiyakan pertanyaan Sean, Sean merendahkan tubuhnya mengecup singkat bibir Juhra.

"Tidak ada penyesalan karena aku akan menyentuh mu kapan pun aku mau, apa kamu bersedia ?"

"Hm," Juhra mengangguk lagi.

'Bagus.. aku yang pertama' Sean terlihat senang, dia langsung mengangkat tubuh Juhra lalu membaringkan Juhra di kasurnya.

Deg. Deg. Deg.
Jantung Juhra berdebar kencang, dia bisa mencium aroma tubuh Sean di kasur ini.

Sean mengenggam kedua tangan Juhra di dekat kepalanya, dia mengecup beberapa kali bibir Juhra hingga akhirnya kecupan itu turun ke leher juga dada Juhra.

Jujur saja Juhra merasa takut tapi dia tidak akan kabur karena ini kesempatannya untuk bisa mendapatkan uang.

Sean melepas baju juga celana Juhra hingga pria manis ini telanjang total tanpa sehelai pakaian pun yang melekat di tubuhnya.

'Tidak apa-apa Juhra.. kamu bisa melakukan ini, nanti akan terbiasa' batin Juhra mencoba menguatkan dirinya.

Sean bisa melihat tubuh Juhra bergetar ketakutan, Sean berusaha menenangkan Juhra.
"Aku akan membuat kamu menikmatinya" kata Sean dengan suara beratnya.

Juhra menyentuh wajah Sean.
"Saya serahkan semuanya pada Anda yang mulia" ujar Juhra yang membuat libido Sean naik tapi dia berusaha sabar agar Juhra tidak terkejut.

"Aku mulai, tidak apa-apa ?" Tanya Sean yang mendapat anggukan dari Juhra.

Sean menjulurkan lidahnya lalu menjilat pelan kedua nipple Juhra bergantian, tak hanya itu sesekali dia memelintir nipple pria manis ini yang membuat desahan berhasil keluar dari mulutnya.

Tak hanya bermain dengan nipple Juhra, Sean juga bermain dengan p*nis Juhra.

"Uh! Mm.. mm.. !" Juhra mengigit jarinya mencoba meredam sensasi nikmat di tubuhnya.

"Oh.. hah, hah ! Yang mulia.. ah.. Mng! Ah! Ah ! Hah-Uhh!" Cairan kental itu keluar didalam mulut Sean.

Juhra sangat terkejut, dia memohon agar Sean mau memuntahkan cairan kental itu, Sean memang menuruti kata-kata Juhra dengan memuntahkan cairan itu ke tangannya akan tetapi cairan itu dia gunakan menjadi pelumas jari-jarinya.

Sean mendorong kedua kaki Juhra ke depan kemudian mendorong dua jarinya masuk ke dalam hole Juhra.

"Akhh!" Juhra meremas seprei kasur, rasanya sedikit aneh juga penuh.

"Sakit ?" Tanya Sean.

"Mm.. ha-hanya saja rasanya aneh" kata Juhra. Sean tersenyum mendengar hal itu, dia menarik juga mendorong jarinya bahkan sesekali membukanya seperti gunting.

"Hah.. hah! Ah.. hah!" Juhra menutup matanya.

Perlu lima menit bagi Sean hingga akhirnya menemukan titik ternikmat didalam hole Juhra yang membuatnya langsung klimaks.

Sean menjauh sedikit dari Juhra lalu menurunkan setengah celana.

"Mm.. " Juhra meremas seprei kasur saat melihat Sean mengenggam p*nisnya sendiri.

'A-apa akan muat ? Itu cukup besar' batin Juhra.

Sean seolah bisa membaca pikiran Juhra, dia mengecup singkat bibir Juhra.
"Aku akan memberitahumu satu hal.." Sean mendorong kedua kaki Juhra ke depan.

" ..karena ini pertama kalinya, kamu pasti akan merasakan sakit " Sean mendorong miliknya yang membuat kedua mata Juhra terbuka lebar, dia hampir berteriak tapi mulutnya langsung di tutup oleh Sean.

"Hngg! Hnnggg!" Juhra meremas tangan Sean, air matanya keluar membasahi kedua pipi Juhra. Holenya terasa robek dan dia yakin itu belum masuk sepenuhnya.

Sean mengerutkan alisnya saat hole Juhra menjepit p*nisnya.
'Hah.. dia sempit sekali' batin Sean.

.
.

Bersambung ...

Dance With Me (BxB 18+)Where stories live. Discover now