Genggaman tangan pada ponsel mengerat. Suara geraman rendah terdengar disertai helaan napas berat. Seluruh wajah laki-laki itu mengeras dengan guratan di sekitar pelipisnya menonjol.
"Aku akan segera ke sana."
Sambungan telepon terputus. Geogra terdiam sejenak mengamati ponselnya. Dia menyugar rambut dengan kasar. Geogra bangkit kemudian segera melangkah keluar dari ruang kerja. Mengabaikan berkas-berkas yang masih menumpuk di meja. Ia memasang wajah dingin beserta sorot matanya yang tajam. Melihat kehadiran majikannya, para pelayan dengan kompak menunduk.
"Di mana Zeyra?"
"Zeyra sedang menyiram tanaman di halaman belakang, Tuan Muda."
Seusai mendapatkan jawaban, Geogra melanjutkan langkah menghampiri sang pujaan hati. Saat ini, Geogra merasa khawatir. Entah kenapa, hatinya menjadi tidak tenang. Ada perasaan aneh yang membuatnya menjadi gelisah.
Langkah kaki Geogra terhenti. Netra gelapnya menatap lurus, menemukan seorang gadis cantik dengan dress selutut bermotif bunga tengah asyik menyiram tanaman. Sebelah tangan gadis itu terangkat, menyelipkan rambutnya yang menjuntai ke belakang telinga. Zeyra bergumam sembari tersenyum.
"Zeyra," panggil Geogra dari kejauhan.
Gerakan Zeyra terhenti, ia menoleh cepat. Terkejut melihat keberadaan Geogra. Sejak kapan lelaki itu ada di sana? Gadis itu meletakkan gembor terlebih dahulu sebelum beranjak menghampiri Geogra.
"Ada apa, Geo? Apa Geo butuh sesuatu?" tanya Zeyra, ia mendadak gugup saat berhadapan dengan laki-laki itu.
Geogra mengamati wajah kekasihnya dari dekat. Raut muka Zeyra terlihat polos. Gadis itu belum tahu apa-apa. Seorang wanita tua yang sangat berperan penting dalam hidup Zeyra hingga gadis itu rela bekerja hanya untuk kesembuhan sang nenek. Apa yang akan terjadi jika ia mengetahui bahwa neneknya telah tiada?
Kedua matanya yang indah selalu berbinar cerah. Sudut bibirnya seolah tak pernah lelah untuk terus menyunggingkan senyum. Ekspresi ceria yang selalu ditunjukkan ketika gadis itu bersama neneknya. Apa semua itu akan lenyap saat ia tahu nenek kesayangannya sudah tidak ada lagi bersamanya?
Tangan Geogra terkepal kuat, rahangnya mengeras. Ia menghembuskan napas kasar, menarik tubuh kecil gadisnya ke dalam pelukan.
"Ehm?" Gadis itu mengerutkan kening. "Geogra?"
Terdiam selama beberapa detik dalam posisi tersebut, Geogra menarik diri namun tangannya tak lepas dari lengan Zeyra. Ia menatap gadis itu dengan tatapan sulit diartikan.
"Apa kau sudah menyelesaikan tugas sekolah?" tanya Geogra, nada suaranya terdengar lembut.
Zeyra mengangguk. "Sudah..." cicitnya.
"Kau ingin ikut denganku?"
"Ke mana?"
"Bertemu nenek?" ujar Geogra.
YOU ARE READING
GEOGRA
Teen FictionPertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berharap tidak dipertemukan kembali dengan pemuda itu, akan tetapi seolah dunia tak berpihak padanya. Se...