Cahaya matahari perlahan mengintip dari celah-celah tirai jendela kamar disertai suara kicauan burung. Dalam tidurnya gadis itu merasa terusik, keningnya mengerut dengan mata yang setengah terbuka. Zeyra menguap seraya menutup mulut, masih merasa mengantuk.
Zeyra melirik jam di atas nakas. Dia membulatkan mata ketika melihat jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Itu berarti ia akan terlambat pergi ke sekolah. Ketika hendak bangun dari tidurnya, Zeyra merasa tubuhnya sulit untuk digerakkan. Seperti ada sesuatu yang menimpanya.
Zeyra terdiam sebentar mencerna sesuatu yang terasa ganjal. Saat ia tersadar, gadis itu langsung menyibak selimut. Alangkah terkejutnya ketika ia menemukan Geogra yang tengah tertidur sambil memeluknya erat.
"Geogra?" panggil Zeyra, ia mengerjapkan mata beberapa kali untuk memastikan penglihatannya. "S-sedang apa di sini?" tanyanya, panik.
Geogra bergerak pelan, laki-laki itu malah semakin menarik Zeyra ke dalam dekapan hangatnya seraya menempelkan hidungnya di puncak kepala Zeyra. Menghirup wangi kekasihnya yang terasa candu.
"Tidur lagi," bisik Geogra, serak. Dengan mata yang masih terpejam, ia mengusap punggung Zeyra. Menyuruh gadis itu untuk menutup matanya kembali. Zeyra menggigit bibir gelisah mendengar deru napas Geogra yang mulai teratur.
"Geogra, tapi hari ini Zey sekolah," ucap Zeyra, menarik-narik ujung kaos hitam yang tengah Geogra kenakan.
Tak mendapat jawaban, Zeyra menghela napas kemudian menepuk pelan lengan kekar laki-laki itu sembari memanggil namanya. Geogra hanya terusik sedikit lalu kembali mengeratkan pelukannya.
"Geogra—"
Geogra berdecak memotong ucapan Zeyra. Matanya terbuka seraya mengerutkan kening. "Hari ini libur, Sayang. Lupa, hm?"
Gadis yang masih berada dalam dekapan Geogra seketika terdiam. Mencoba mengingat-ingat. Geogra mencubit ujung hidung Zeyra, gemas dengan ekspresi lucu gadisnya.
"Maaf, Zey lupa," ujar Zeyra, meringis malu. Dia lupa bahwa hari ini adalah weekend.
"Hm. Aku mengantuk. Bisa temani aku?"
Geogra menatap wajah kekasihnya dari dekat dengan mata yang kian memberat. Semalam laki-laki itu bergadang mengerjakan pekerjaan kantor. Saat tengah bekerja pun pikirannya terbagi dua, antara berkas-berkas dan juga Zeyra. Maka dari itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya, Geogra segera beranjak mencari keberadaan Zeyra. Bahkan laki-laki itu membuka pintu kamar Zeyra menggunakan kunci cadangan yang hanya dimiliki olehnya.
"Oke. Temani aku." Tanpa mau menunggu jawaban Zeyra. Geogra menarik pinggang Zeyra mendekat. Dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu sembari memejamkan mata. Zeyra hanya bisa menghela napas pelan, ia pasrah menuruti keinginan Geogra.
Saat Zeyra hendak memejamkan mata, tiba-tiba sebuah jari menahan kelopak matanya membuat gadis itu tersentak. Kedua jari Geogra menahan kelopak mata Zeyra yang hendak menutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEOGRA
Teen FictionPertemuan yang tidak disengaja karena berniat menolong seorang pemuda yang terjatuh dari motor malah membuat hidup Zeyra menjadi semakin rumit. Berharap tidak dipertemukan kembali dengan pemuda itu, akan tetapi seolah dunia tak berpihak padanya. Se...