Teratai dibawah bulan

279 28 4
                                    

Malam dipenghujung musim gugur selalu terasa lebih dingin. Li lianhua merapatkan mantel bulu putihnya. Tangannya mendambakan seteko arak panas tapi dia terpaksa puas dengan secangkir teh yang sudah dingin.

Li lianhua menghela nafas. Dia sudah melarikan diri dari Fang Duobing dan Di feisheng seharian. Bertemu dan menghindari beberapa orang lainnya. Sekarang dia terdampar disalah satu gajebo kecil halaman belakang Aula Tianji dengan secangkir teh yang sudah dingin.

Li lianhua merindukan gedungnya, tapi Kakinya terlalu lelah untuk bergerak lagi.

Li lianhua tersenyum kecut. Memikirkan bagaimana dia harus menemukan jalan kembali dengan mengandalkan pijar pijar redup lampu taman. Semoga dia tidak tersesat dan menggemparkan seisi rumah.

Itu akan sangat memalukan.

"Aku menemukanmu lagi, Furen." Suara Di feisheng terdengar tiba-tiba. Li lianhua hampir menjerit saat merasakan nafas pria itu ditelinganya. "Apa kau tidak bisa muncul seperti manusia normal?" Dia mengusap dadanya, memasang wajah terkejut yang berlebihan.

Di feisheng terkekeh. Dia meletakkan sepiring kue dan seteko arak diatas meja. "Kau melewatkan makan malam."

Li lianhua tersenyum. Matanya berbinar bahagia melihat seteko arak panas didepannya. Dia mengosongkan cangkir tehnya sembarangan lalu menuangkan arak. Tersenyum puas melihat asap yang mengepul halus dicangkirnya lalu menyesapnya pelan-pelan, merasakan bagaimana rasa hangat yang nyaman mengalir dari tenggorokan ke perutnya.

Di feisheng duduk disamping pria itu. Dia mengeluarkan salep obat dari bajunya kemudian meletakkannya diatas meja. Dia menunduk sedikit, mengangkat kaki Li lianhua hingga pria itu hampir jatuh terbalik. "Apa yang kau lakukan?!" Li lianhua berteriak. Cangkirnya jatuh menggelinding, arak tertumpah mengotori pakaiannya. Di feisheng melihatnya dengan alis terangkat. "Angkat kakimu. Aku tidak akan berlutut didepanmu, jadi menurut."

"Mau apa kau?" Li lianhua menggerutu, tapi tidak menolak. Dia membiarkan Di feisheng mengangkat kakinya dan meletakkannya diatas pahanya. "Kau terus menghindariku seharian." Di feisheng bicara tanpa melihat. Dia melepaskan sepatu Li lianhua kemudian menggulung celananya. Li lianhua hampir memukul kepala pria itu dengan cangkir teh saat matanya melihat ruam merah menutupi betis hingga pergelangan Kakinya.

Li lianhua tiba-tiba kebingungan. Alisnya berkerut dalam.

Kapan dia mendapat Luka bakar sebesar itu? Jadi sensasi perih saat pakaiannya menggesek Kakinya bukan hanya halusinasi otak gilanya?

Di feisheng yang tidak menangkap kebingungan Li lianhua terus mengoleskan salep disepanjang luka kakinya. Terkadang berdecak, terkadang menghela nafas. Pria itu mengamati hasil kerjanya sekali lagi, "aku ingin meminta Yao Mo untuk memeriksanya, tapi dia pergi bersama Guan Hemeng tadi sore. Aku pikir mereka akan mengunjungi kuil Pudu." Di feisheng mengangkat wajahnya, bertatapan langsung dengan mata Li lianhua yang kebingungan. "Furen?"

Li lianhua menjawab dengan 'hah' pelan, lalu buru-buru merapikan celananya. Memakai kembali sepatunya. Sama sekali tidak fokus. Dia kemudian meletakkan tangannya diatas lutut, meremas pakaiannya tanpa sadar. Matanya melihat cangkir yang masih terbalik diatas meja dengan pandangan rumit. Aroma arak menguar lembut, tapi pria itu sudah kehilangan selera. Li lianhua melempar pandangan bingung pada Di feisheng. Mulutnya terbuka, hendak melontarkan pertanyaan lalu tertutup kembali tanpa berucap.

Di feisheng melihatnya tidak mengerti, lalu sedetik kemudian dia tiba-tiba seperti memahami semuanya. "Kau tersiram arak panas kemarin malam. Kau tidak ingat?"

Li lianhua menggeleng pelan. Buku jarinya memutih saat dia tanpa sadar meremas pakaiannya semakin kuat. Dia menunduk, menggali penggalan ingatan dengan mata terpejam dan hanya menemukan kotak kosong. Dia menghela nafas frustasi, memukul lututnya pelan. Berdecak, "aku harap aku tidak menyerangmu tiba-tiba."

Di feisheng tertawa, "seperti kau tidak pernah melakukannya. Aku sudah menerima seranganmu ribuan kali dimasa lalu, tapi sayangnya kau memilih untuk memelukku kemarin. Aku tidak mengeluh, tentu saja."

Li lianhua melirik pria itu, tiba-tiba bertingkah seperti gadis yang baru saja dilecehkan. Bibirnya membentuk garis lurus yang menarik. "Di Mengzhu, kapan otakmu menjadi begitu kotor. Kau bahkan menggodaku seharian penuh. Tidak tau malu."

Di feisheng tersenyum, "siapa yang menggodamu? Aku bukan penipu sepertimu, aku mengatakan yang sebenarnya." lalu dia merengkuh Li lianhua dalam pelukan ringan, tapi pria itu menolak. Dia menyingkirkan tangan Di feisheng dari pundaknya dengan jengkel. "Omong kosong. Dan kau!" Tangannya menunjuk Di feisheng jengkel, "Kau terus memanggilku Furen Furen Furen. Lao Di, pergilah ke biro jodoh lalu menikahlah dengan seseorang."

Di feisheng tertawa lagi. Dia menggenggam tangan Li lianhua yang menunjuk ke arahnya, menariknya hingga pria itu mendekat. Tatapan jenakanya tiba-tiba membuat Li lianhua salah tingkah. "kau membawaku pergi dimalam pernikahanku lalu menggendongku ke kamar pengantin. Kau bahkan minum arak pernikahan denganku. Li Xiangyi, Aku bisa menikah dengan siapa lagi jika bukan denganmu."

Di feisheng hampir tertawa lagi saat melihat wajah pria didepannya memerah. Jika wenjing masih tersembunyi dibalik lengan bajunya, Di feisheng yakin pedang itu sudah ada dilehernya. Sekeras apapun Dia menolak, Li Xiangyi tetaplah Li Xiangyi. Entah dia memanggil dirinya dengan nama Li lianhua atau siapapun, Li Xiangyi tetaplah Li Xiangyi. "Sudah." Di feisheng menarik ketua Sigu itu semakin dekat, "Kemari sebentar."  Tangannya yang besar membimbing kepala Li lianhua bersandar dipundaknya. Kemudian jemarinya menyusup dan bermain-main dengan helai-helai rambut pria itu. Meski bibirnya masih menggerutu, mantan pemimpin Sigu itu tidak menolak. Bagaimanapun, telapak tangan besar Di feisheng yang menyisir rambutnya membuat sakit kepalanya sedikit membaik. Li lianhua memejamkan matanya. Tidak bisa dipungkiri, Di feisheng menawarkan sandaran hangat yang luar biasa. "Tidak bisakah kau memberiku sedikit wajah."

Di feisheng terkekeh tapi tidak mengatakan apa-apa. Pria itu kembali sibuk bermain-main dengan helaian rambut Li lianhua. Tidak ada yang bicara lagi setelahnya, menciptakan hening yang lama. Hanya dua orang yang sedang duduk disudut gajebo. Melihat bulan tanpa benar-benar melihatnya. Arak Dan camilan tergeletak tidak tersentuh. Li lianhua masih bersandar dipundak Di feisheng sementara pria itu menyisir lembut rambutnya. Gerakannya yang perlahan bersama dengan nafasnya yang teratur menjadi lullabi yang aneh untuk Li lianhua. Aneh tapi ampuh. Seperti segala sesuatu tentang Di feisheng.

Li lianhua sudah hampir tertidur saat Di feisheng tiba-tiba bicara, "murid bodohmu akan mengamuk Jika dia melihat kita sekarang. Jangan tersinggung Jika aku memukulnya."

"Fang Xiaobao lebih kuat Dari perkiraanmu. Dia akan memberi perlawanan yang menarik."

"Lawanku hanya Li Xiangyi."

"Li Xiangyi sudah tenggelam. Apa kau tidak mengerti?"

"Tentu saja mengerti." Di feisheng mengecup puncak kepala pria disampingnya. "Sekarang kau adalah Furen ku."

Li lianhua mendorong Di Feisheng menjauh, "Tidak Tau malu." Pria itu lantas berdiri dan berjalan pergi. Di feisheng melihat punggung putihnya menjauh, tersenyum kecil. Memancing kemarahan Li Xiangyi selalu menarik.

Dia menenggak arak langsung dari teko, mengambil camilan lalu makan dengan santai. Wu Yan tiba-tiba muncul dari balik Pilar, "zhunshang."

"Kirim orang ke Qinzhou. Dapatkan bunga lanyin secepatnya."

Wu Yan menunduk hormat sebentar lalu kembali menghilang. Di feisheng menenggak araknya sekali lagi lalu pergi.

Kemudian,

Disisi yang lain, Li lianhua berjalan setengah terhuyung. Matanya terpejam dengan alis tertaut. Satu tangan memegangi kepalanya, tangan lainnya terayun disisinya.

Li lianhua hampir jatuh tersungkur saat kakinya tersandung bebatuan taman Jika tidak karena sebuah tangan kokoh yang memegangnya. Dia memaksa matanya terbuka, mengeryit dengan tidak sabar saat pandangannya menolak untuk fokus.

Mulutnya terbuka dalam keterkejutan. Sosok didepannya tersenyum familiar. Bahkan Jika matanya tidak bisa melihat, Li lianhua tidak akan Salah mengenalinya. Segala sesuatu tentang orang didepannya sangat familiar. Matanya, senyumnya, tubuhnya bahkan nafasnya.

"Shixiong?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Little LotusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang