Part 2 : Kantor Polisi

7 1 0
                                    

"Wah, kamu mukul orang lagi?"

"Hehehehe."

"Masih bisa nyengir?"

Kila hanya bisa cengengesan saat teman yang sudah dia anggap sebagai kakaknya itu dengan suka rela menjemputnya ke kantor polisi karena sudah membuat onar di pasar pagi ini.

"Kenapa lagi?" tanya Valerio sambil memjiat kepalanya, sudah pusing dengan kelakuan Kila yang melebihi anak laki-laki.

"Orang itu duluan, dia mengang pantat aku, Kak." Kila memasang wajah kesal dan melihat ke orang yang diduga pelaku itu. Dia menunjuk dengan jari telunjuknya dan membuat laki-laki berwajah sedikit tua itu takut.

"Me... megang apa?"

Valerio tidak salah dengar? dia bahkan mengulangi kata itu dengan sedikit gugup, "Pa... Pantat?"

"Iya, pas aku turun dari ojek, tu orang tiba-tiba pegang pantat aku. Ya aku nggak terima, aku tonjok aja giginya..." Kila sedikit gelagapan saat melihat kembali ke arah gigi orang yang dia pukul. "Giginya lepas satu."

"What?!"

"Lagian, dia yang salah, kenapa pegang-pegang pantat orang?! Dasar cabul!"

"Jadi ini gimana, mbak, mau damai atau gimana?" tanya salah satu polisi yang menangani kasusnya sekarang ini.

"Nggak mau damai, saya bakal tuntut dia sebagai pelecehan."

Polisi itu tampaknya sudah lelah dengan kelakuan Kila. Sebelum Valerio datang, Kila terus mengomel di depan pak polisi, mengungkapkan kekesalannya terhadap orang yang diduga pelaku itu. Polisi itu tampak ingin masalah ini cepat selesai dan dia bisa mengurusi kasus lainnya.

"Tapi kamu mukul dia, dia juga bisa nuntut kamu," bisik Valerio. 

Mata Kila menatap orang itu tajam. "Dia yang salah pokoknya, kenapa pula pegang-pegang pantat orang? Fetish-nya aneh banget," gerutu Kila. 

"Arkila, kita damai aja, ya? Kalau kamu dituntut, pasal kamu bisa lebih berat dari dia. Muka dia bonyok banget soalnya, kamu yakin cuma mukul giginya aja? Kakak kok nggak yakin." Valerio lagi-lagi berbisik, dia tidak yakin kalau gadis ini hanya memukul di bagian gigi. Pasalnya, orang itu babak belur karena perbuatannya.

"Ini udah bukan kekerasan lagi, ini jatuhnya penganiayaan."

"Ck, orang-orang kenapa selalu menyepelekan pelecehan seksual? Seharusnya kubunuh aja dia tadi."

Emosi Kila belum reda juga, dia bahkan masih mau memukul pelaku yang sudah memegang pantatnya itu sampai benar-benar jadi gepeng. Tapi untungnya Valerio dengan cepat menahannya. 

"Auuhhh, kesel banget, ah!" Kila berteriak frustrasi.

"Sabar, sabar. Bukannya menyepelekan. Tapi, kamu kan udah bales dia. Mukanya sampek bonyok gitu, Kila, kasihan."

Valerio lalu melihat ke arah polisi yang terlihat juga sudah lelah. "Dia jago bela diri taekwondo, Pak. Jadi wajar aja masnya jadi bonyok gini."

Valerio lalu kembali ke Kila. "Udah, damai aja, hmm? Dia juga udah kamu hajar habis-habisan, kan? Tinggal suruh dia minta maaf, terus..." Valerio berbisik di telinga Kila. "Tonjok giginya satu lagi, biar yang rontok sepasang."

Kila dengan berat hati harus berdamai. Dia menghela napas dalam-dalam dan menatap pelaku itu tajam.

"Ok, ok, damai... Puas?"

"Udah mas, minta maaf ke dia. Lain kali jangan gitu, jadi orang kok cabul banget," kata Valerio.

"Ma... maaf, mbak, saya nggak akan mengulanginya lagi." orang itu terlihat seperti benar-benar menyesal karena sudah berurusan dengan orang yang salah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Married by Fate [NathaKila]Where stories live. Discover now