S E P U L U H

1.1K 176 21
                                    

Kala baru saja membuka mata saat terdengar ketukan pintu dari luar, Kilat berdiri di depan pintu sambil tersenyum secerah matahari, "morning tuan putri..."

"Hah?"

"Kamu baru bangun? Ya ampun ternyata cantik-cantik begini kamu pemalas juga ya" komentar Kilat sambil memiringkan kepala, meneliti adiknya yang baru bangun dari atas sampai bawah, "bersihin dulu coba beleknya"

Kala melotot, "Abang ngapain disini???"

"Mau dandanin kamu ke sekolah pagi ini, tiga abang lagi berbagi tugas, tugas Langit adalah manasin mobil buat nganter kamu ke sekolah, Petir lagi bikinin bekal pakai tusukan-tusukan gemoy gitu katanya biar kamu suka, dan tugas abang bangunin kamu dan dandanin kamu ke sekolah"

Lalu Kilat mengangkat kedua tangannya ke udara, menunjukkan sisir dan dua ikat rambut berbentuk pita "liat, Abang bawa ikat rambut lucu persis kayak kamu, adik abang yang paling lucuuuu"

"Emangnya aku anak kecil?" Kala menyahut, dia kembali merebahkan diri di kasur membuat Kilat berdecak melihatnya.

"Adek bangun terus mandi, nanti kamu bisa telat loh ke sekolah" Kilat mengomel, dia menarik satu tangan Kala agar bangun menyeret tubuh adiknya ke kamar mandi, tidak lupa membawakan seragam hari ini untuk adiknya kenakan.

Selesai membangunkan Kala, cowok itu merapikan tempat tidur adiknya dengan tenang, lalu beralih ke meja rias, duduk di sana menunggu.

Kala keluar dengan muka cemberut, "dingin bangettttt!!"

Kilat bergegas menuju Kala, tersenyum kembali melihat adiknya menggigil, cowok itu menunduk mengelus rambut Kala yang basah karena sehabis keramas, "ayoo, abang bantuin kamu nata rambut hari iniii!!"

"Abang semangat banget" Kala mendomel, duduk di depan meja rias, memperhatikan Kilat yang dengan telaten mengusap rambutnya dengan handuk, lalu gantian memakai hair dryer di rambut Kala, tidak lupa memakaikan beberapa minyak rambut yang tidak Kala ketahui merk-nya. Seperti sudah profesional saja.

"Abang kan udah lama pengen ngelakuin ini, kalau kamu lebih kecil lagi mungkin udah abang gendong-gendong keliling taman sambil beliin mainan barbie"

Kala diam tidak menjawab, dia memejamkan mata saat Kilat memakaikan cream ke wajahnya, lalu meratakannya ke seluruh wajah Kala. Saat bagian rambut Kala, dia mengikat rambut atas Kala menjadi dua bagian dengan pita, membuatnya tampak lucu dan menggemaskan.

"Kamu cantik bangett, pokoknya adek abang yang paling cantik di duniaaaaaa" ujar Kilat memperhatikan hasil karyanya dengan tatapan berbinar.

"Aku tau aku emang pretty" Kala mengangkat kedua alisnya, tersenyum manis sambil melambaikan tangan, dadah-dadah di depan kaca.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampilkan Langit yang menatap mereka berdua, "lama banget ketimbang bangunin bayi doang" ujarnya pada Kilat yang sedang membereskan meja lalu matanya jatuh pada Kala "dek, turun sarapan ya"

Kala mengangguk, bergegas menghampiri Langit, sampai di depan cowok itu, alis cowok itu terangkat keduanya, "hm ternyata kamu lucu juga ya, apalagi rambutnya di pitain gini"

"Iya, Abang Kilat yang pasangin pita" sahut Kala antusias.

"Oh gajadi kalo gitu, pitanya jelek" komentar Langit dengan cepat, membuat Kilat mendengus di belakang mereka, "pitanya loh dek, bukan kamu yang jelek"

Kilat menghampiri mereka, "selain pita, akhlak lo juga jelek!" Ujarnya ketus, lalu memegan tangan Kala agar ikut bersamanya menuruni tangga, membuat Langit yang berdiri tertinggal berdecak keras.

"Elo yang jelek Lat, nama lo kayak gledek!"
________________________

Kala bergegas menuruni mobil karena dia sudah hampir terlambat, Petir memaksanya mencoba semua jenis masakan yang cowok itu masak, jadilah Kala sampai hampir telat ke sekolah sekarang.

"Eh eh, salim dulu dek, astaghfirullah gak sopan banget anak muda zaman sekarang" Langit menggerutu, dia melototi Kala yang nyengir sambil menutup pintu mobilnya.

Langit sudah ingin kembali menjalankan mobil saat matanya tertuju pada tas kotak bekal pemberian Petir untuk Kala. Dia sontak melotot panik, kalau Langit pulang dengan membawa makanan yang sudah di buat dan di hias petir dengan susah payah bisa-bisa dia di sambar Petir sampai menjadi manusia gosong.

Langit turun dari mobil, dia ingin masuk dan menghampiri post satpam saat seseorang lewat di depannya, laki-laki yang sepertinya juga terlambat.

"Dek, boleh minta bantuan gak?" Langit menyapa, membuat pemuda itu menoleh dengan kening berkerut.

"Kenapa?"

Langit memperhatikan pemuda di depannya, lumayan ganteng, aura cowok badboy jelas terlihat pada wajahnya.

"Kenal Niscala Maharani gak? Anak ips 2 deh kayaknya"

"Kenal" mata Selatan sedikit memicing, memperhatikan sosok laki-laki di depannya dengan seksama.

"Tolong kasih ini ke dia ya, bilang aja dari cowok yang paling ganteng di dunia ini" ujar Langit lagi sok keren.

Selatan mencibir, menerima dengan ogah-ogahan sebelum kemudian mengajukan pertanyaan songong, "Lo siapanya ya?"

Langit sedikit bingung saat pertanyaan ini di ajukan, dia menatap Selatan membandingkan dengan wajah cowok yang kemarin datang ke rumahnya, jelas berbeda. Berarti dia bukan pacar Kala kan?

"Gue--"

"Kalau lo mau bilang lo itu calon pacar Kala,  udah basi, Kala udah punya pacar yang ganteng, baik dan perhatian sama dia" Selatan mengangkat senyumnya tinggi-tinggi, menyeringai pada Langit yang tidak mengerti apa-apa.

"Lah gue bukan--"

"Sssttt, gue gak mau dengar penjelasan apapun, makanan ini bakal gue kasih tapi yang selanjutnya tolong jaga jarak sama Kala, karena dia udah punya pacar yang ganteng, baik dan perhatian"

"Maksud lo ap--"

"Ah kita belum kenalan kan? Perkenalkan nama gue Selat--"

Belum selesai Selatan memperkenalkan diri, pak satpam yang ada di depan gerbang meneriaki cowok itu agar segera masuk ke dalam area sekolah sebelum pagar di tutup.

"Gue harus pergi tapi ingat ini satu hal" Selatan menajamkan matanya pada Langit yang masih ngang ngong ngang ngong tidak mengerti, ini orang bukan pacar Kala tapi sikapnya kenapa rese begini sih??

"Kala udah punya pacar yang ganteng dua kali lipat dari lo, baik dan perhatian sama dia"

Selatan menyeringai, seakan bangga dengan ucapannya sendiri, lihat saja akan dia buat cowok di depannya ini tidak akan berani menemui pacarnya lagi.

Setelah itu Selatan bergegas menuju gerbang sekolah, saat berbalik dia melayangkan jari tengahnya pada Langit yang tercengang syok.

"Astaghfirullah Tuhan, sabarkan lah manusia ganteng macam Langit"
_________________________

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

H.O.M.EWhere stories live. Discover now