04

819 52 0
                                    

[Revisi]

Happy Reading

---

Seorang pria tinggi dan sedikit besar itu bersidakap dada menatap Hael yang terlihat tersenyum santai kepadanya.

Dia, adalah Rune, adik dari Ryuu—mucikari yang ditemui Hael sebelumnya.

Melihat fisiknya yang besar, mungkin kemungkinan banyak orang akan menebaknya dia adalah seorang alpha atau beta. Tapi, nyatanya, dia adalah seorang omega.

Omega Dominan yang memiliki fisik tubuh seperti alpha dan beta. Aneh? Entahlah, Hael tidak pernah menganggap itu aneh.

"Jadi, Ryuu yang menyuruhmu mendatangiku untuk menanyakan prihal pekerjaan?" tanya Rune setelah sekian lama terdiam menatap lekat Hael yang menyengir polos.

"Benar." Hael mengangguk dengan senyuman lebarnya. Tatapan optimisnya terlihat berapi-api membuat Rune mengernyit merasa aneh. "Ryuu bilang jika aku mendatangimu aku bisa mendapatkan rekomen pekerjaan yang layak."

"Aku bukan tukang rekomendasi pekerjaan," cibir Rune tak terima. "Mengapa kamu bisa sepercaya itu kepada beta jalang itu, huh?"

"Apa maksudmu?" Hael memiringkan kepalanya seolah dia sedang kebingungan atas tanggapan Rune saat ini. "Ryuu adalah kakakmu sekaligus temanku, dan kamu pun juga temanku."

Rune sontak memutar bola matanya jengah. "Dasar naif," tukasnya dengan wajah keji.

Hael tidak mengerti, mengapa dua saudara ini selalu memiliki ekspresi keji seperti itu?

"Ayolah, beri aku pekerjaan, aku janji apapun yang kamu berikan kepadaku aku akan menerimanya dengan baik dan aku akan berusaha sebaik mungkin supaya tidak mengacau." Hael berkedip memelas untuk menarik simpati Rune.

"Hah, dasar sialan." Rune meraup wajahnya dengan telapak tangan. "Saat ini aku hanyalah pemilik toko biasa, pekerjaan yang bisa kuberikan kepadamu mungkin tidak akan bisa membuatmu kaya dalam waktu sekejap seperti beta jalang itu."

"Itu tidak masalah untukku, aku akan baik-baik saja." Hael menggaruk kepalanya sendiri yang tiba-tiba terasa gatal. Omega itu meringis kecil lalu memasang wajah malu-malunya. "Aku tidak cocok untuk menjadi penggoda, itu... Tidak mudah untukku."

Rune mengangkat sebelah alisnya dan bertanya heran, "mengapa? Bukankah kamu sudah mencobanya? Aku dengar dari beta jalang itu bahwa kamu sudah mendapatkan klienmu malam itu."

"Haha, sesungguhnya itu karena keberuntungan saja, karena tiga dua hari setelah itu aku tidak berhasil mendapatkan klien lagi." Hael mengunyah bibirnya sendiri dengan ekspresi resah ketika dia mengatakan yang sebenarnya kepada Rune.

Sungguh memalukan ketika mengingat berbagai penolakan yang dia terima setelah menggoda beberapa alpha dan beta di tempat haram itu. Jika para alpha yang menolaknya dengan beralasan bahwa aroma feromonnya yang kurang sedap, maka para beta akan menolaknya karena pengalamannya yang masih kurang.

Satu-satunya orang yang menerima dirinya sepenuh hati hanya alpha itu. Seorang alpha tampan yang dia temui empat hari yang lalu. Tidak hanya menerimanya, bahkan alpha itu terus memuji aroma feromonnya yang katanya membuat kecanduan.

Ah, memikirkannya saja sudah membuat Hael tidak karuan.

Hael tidak tau entah alpha itu begitu kasar karena pengaruh alkohol atau insting liarnya. Yang Hael tau hanya satu yaitu alpha itu terlalu panas untuknya.

Hm, ya setidaknya Hael bersyukur meski pengalaman pertamanya dia alami dengan cara yang cukup kasar dan brutal, dia tidak terluka sama sekali. Nyatanya alpha itu cukup baik karena meninggalkan banyak uang untuknya.

Ah, Hael berdoa semoga alpha itu selalu mendapatkan keberuntungan di setiap langkahnya atas kebaikan hatinya.

"Aku ditolak dengan alasan aroma milikku tidak memenuhi selera," kata Hael mengaku dengan gamblang.

Hael menggaruk pipinya yang memerah, lalu berkata dengan sedikit canggung, "Hanya alpha itu yang tidak menolakku karena bauku."

"Alpha yang menjadi pelanggan pertamamu?"

Hael mengangguk membenarkan dengan ekspresi semangat.

"Hh, ya kalau begitu kenapa kamu tidak menjadi pelacur pribadinya saja."

"Ide bagus!" Hael mengangguk setuju. Tapi pada detik berikutnya tatapan semangatnya surut dan perlahan menjadi suram. "Tapi aku tidak bisa melakukannya."

"Mengapa tidak bisa?"

Hael mengangkat kedua bahunya ringan lalu menjawab, "Aku telah menunggunya sepanjang malam sejak hari itu, namun dia tidak datang kembali ke klub milik Ryuu."

"Mungkin dia menyadari bahwa bermalam denganmu adalah suatu kesalahan terbesarnya, makanya dia tidak pernah kembali."

Hael tidak menampik hal itu. Ketika dia terbangun di salah satu kamar hotel, dia hanya menemukan dirinya sendirian dan beberapa lembar uang di atas meja. Alpha itu pergi meninggalkan dirinya tanpa berpamitan begitu saja.

"Tidakkah kamu mencoba menggoda orang lain lagi setelah itu?"

"Aku mencobanya, sungguh! Namun hasilnya masih sama saja, banyak yang tidak merasa nyaman dengan aroma milikku."

"Jadi masalahnya disini adalah aromamu ya?" Rune mengangkat sebelah alisnya.

Hael mengangkat kedua bahunya tak acuh. "Entahlah, hm, mari lupakan soal itu. Kita kembali ke topik awal. Jadi, bisakah aku mendapatkan pekerjaan di tokomu ini, Rune?" tanya Hael kemudian.

"Kamu sangat gigih." Rune pada akhirnya tidak memiliki pilihan lain lagi.

Rune yang memang sudah tau kisah hidup milik Hael sedikit merasa iba. Bersusah payah banting tulang hanya demi menghidupi ibunya yang suka berjudi dan memiliki kesialan dalam dunia pekerjaan. Menyedihkan bukan?

"Kamu boleh bekerja disini dan aku sarankan kamu harus mengurangi kecerobohanmu itu agar kamu tidak terus menerus menjadi sial."

"Sungguh?!" netra bulat Hael berbinar terang. "Kamu tidak sedang menipuku bukan?"

Rune memutar mata. Dia malas menanggapi kehebohan Hael untuknya. Jadi, dia lebih memilih untuk menjelaskan mengenai pekerjaan yang akan dia berikan kepada bocah omega ini saja.

"Pekerjaan pertamamu cukup jaga saja toko ini selama aku tidak ada di tempat." Rune melirik ke arah jam dinding di tokonya. "Kebetulan hari ini aku akan pergi keluar sebentar, baik-baiklah disini."

"Hanya itu?" Hael berkedip cepat. "Apa aku tidak akan melalui tes?"

"Ha..." Rune menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Tidak ada tes, berterimakasihlah kepada kisah hidupmu yang menyedihkan itu."

"Woah, itu hebat! Terimakasih Rune!" Hael menjadi semangat dalan waktu sekejap. Dia kemudian segera melambaikan tangan kepada Rune yang berjalan pergi meninggalkannya. "Hati-hati di jalan Rune, pergi lalu kembali dengan cepat."

"Hm."

Hael tersenyum cerah sepeninggal Rune. Dia tidak tahu apa yang akan dia alami berikutnya setelah Rune pergi meninggalkan tokonya.

Karena pada akhirnya, takdirnya telah siap untuk segera datang menghampirinya.

--
Tbc

Crazy Accident [ABO]Where stories live. Discover now