diana dan kehidupanya

5 0 0
                                    

       Diana baru saja menduduki kelas 10 SMA.Seorang diana yang takut akan berkenalan,bahkan menyapa dengan tiga huruf saja takut "hai".Sekolah menurutnya hanyalah formalitas,untuk tugas? "yasudahlah,aku udah cape latian. ngga sempat untuk hal lain". Mengumpulkan tugas,ranking kelas selalu saja tidak pernah ia perdulikan bahkan ranking 36 sekalipun.Semuanya baik baik saja,hanya latihan yang menurut dia sangat menyebalkan.Wanita yang selalu ingin ada support system di hidupnya,sangat memaksakan.Namun,memang nyatanya dia sangat kesepian.Hidupnya hanya sebatas latihan-sekolah-latihan-sekolah,dan terus berjalan seperti itu.Diana selalu berpikir bahwa ia hanya wanita biasa yang tidak pantas untuk dimiliki karena "tidak cantik" katanya.Mengejar cowo sudah biasa untuknya,sampai akhirnya ia berada di titik lelah dan "yasudahlah,cape juga udah gamau aku ngejar ngejar cowo kaya cewe murahan".Diana merasa ketika mengutarakan perasaan kepada cowo adalah cewe murahan,gampang dibodohi dan dipandang oleh perempuan lain seperti norak.

Hidupnya berjalan biasa saja,hanya dihiasi dengan tangisan tersendu-sendu hingga bantal tidurnya basah terkena tetesan air mata itu.Pada saat itu Covid-19 masih ada dan sekolah belum sepenuhnya masuk.Semua teman-teman memakai masker,tidak mengenali wajah satu per satu anak dikelas.Masuk pun pelajaran hanya begitu saja,tidak menyenangkan.Boring ia dibuatnya,sekolah pun hanya duduk diam di meja.Pada saat saat itu diana ingin berbicara secara jujur kepada ibunya bahwa ia cape untuk latihan setiap hari.Karna Covid-19 membuat banyak sekali pekerjaan di berhentikan dan lanjut dirumah atau WFH(work from home) jadi latihan diana porsinya terus bertambah hingga diana terseret seret.Dihari Selasa ia bilang kepada ibunya

"bu,diana mau ngomong sama ibu" wajah yang suram dan ketakutan,Bahkan omonganya terbata bata dan sesak.

"Diana cape! latihan terus emang diana gabisa jadi temen temenya diana, yang punya banyak temen? emang diana harus latihan terus? gara gara latihan diana GAPUNYA TEMEN! diana cape! diaga gamau latihan,diana mau main sama temen temen. Masa temen temen main diana cuma latihan aja!"

Sudah bingung ia harus berbicara apa lagi,mulutnya bergetar dengan mata sembab dan tangan yang basah akibat keringat dingin.

"DIANA! ini itu jalan terbaik buat kamu! ibu tau kamu cape,ibu tau kamu jenuh tapi kamu sama kaya kakamu jalan kehidupanya sama! kamu tau ga! ibu sampe jual emas buat kamu makan,kalo orangtua ngasih jalan buat kamu udah ikutin aja pasti niatnya baik."

Malang sekali.Ia tidak menemukan jawaban dari semua kata kata yang dilontarkan oleh ibunya.Semua itu hanya masuk kuping kanan dan keluar kuping kiri. "lalu? kalo misal ibu jual emas kenapa? toh ibu memang orangtua udah seharusnya mengasih anaknya makan. Aku juga lagi cerita kenapa malah adu nasib sama anak sendiri?".Pada hari itu diana kesal dengan semuanya,diana tidak mau berbicara.Dan diana libur latihan hingga dua minggu lamanya.Sendiri saja diana hingga ia merasa lega dari lelah-lelah yang ia rasakan selama latihan.Terkadang ia bermain dan meluapkan seisi hatinya yang penuh dengan rasa kesal.Sekolah rasanya seperti lega karena tidak ada kegiatan selain itu.Diana duduk di bangku depan melihat pepohonan yang terkena angin,dengan tatapan sunyi lalu ia melihat seorang lelaki dengan postur yang tidak pendek tetapi tidak bisa dibilang tinggi.Wajah yang sedang menghadap pepohonan diluar kelas,mata yang sayu-sayu melihat burung beterbangan di atas pohon.Lelaki itu bersandar di depan pintu dengan tangan yang melipat.

can't i go?Where stories live. Discover now