. 04

200 17 3
                                    

"Permisi"

"Assalamu'alaikum, " ucap bara di depan rumah yang terlihat sedikit suram.

"Permisi, " ucap lara.

"Bar, kaya nya gak ada orang deh, " ujar lara pada bara.

"Kita coba panggil lagi, " ucap bara membuat lara lelah.

"Bara kita udah berulang kali manggil, tapi gak ada jawaban apa pun bara, mau manggil seribu kali pun kalau gak ada orang nya sia sia aja bara, " ucap lara panjang lebar. Bara pun menghela nafas pada gadis di depan nya ini. Bara pun memegangi bahu lara.

"Sabar,kita coba sekali lagi, " ucap bara dgn lemah lembut. Lara malah membalas dgn raut kesal.

"Terserah deh, " ucap lara kesal, kini lara pun bersandar di dinding sebelah pintu.

"Assalamu'alaikum bu, " panggil bara lagi.

"Wa'alaikumussalam, " celetuk lara kesal.

"Ra, "

"Iya iya, "

"Permisi, assalamu'alaikum, "panggil bara.

"ada orang gak ya, kalau ada keluar dong, kita nungguin di luar ni, "teriak lara.

Brukkkk" suara vas bunga terjatuh.

"Allahuakbar, " ucap lara kaget dan memegangi dada

"Astagfirullah, "lirih bara.

" afaan tuh, "ucap lara. Bara dan lara pun berlari ke arah samping rumah, ternyata vas bunga besar yang pecah, padahal tidak ada orang di sana.

"Gak ada siapa siapa,tapi kok bisa vas bunga pecah, " tanya lara

"Mungkin ada orang disini, "guman bara

" bentar, "ucapan nara, bara pun mengikuti langkah nara ke pot bunga yang terjatuh. Nara pun memegangi pot tersebut, tiba-tiba nara pun terdiam seperti patung, bara yang di samping tidak kaget karna itu hal yang sudah biasa.

Bersambung

Vote 25 aja

sekolah pembawa nyawa Where stories live. Discover now