1. Menerima segala nya

349 50 70
                                    

Niat baikk,
Kan terwujud segera,
Asal kitaaa,
Percaya dia maha segalanya...

Jangan dulu lelah
yakin semua indah
Pejam kan lah mata,
pada nya kita berserah.. ♪~ ♪

Tak terasa sudah 1 tahun, sejak masuk SMA Mandiri Islam salah satu siswa yang bernama Yuriza Bilqis Saimori telah berhasil melewati masa penderitaan yang di sebabkan oleh "penyakit" yang harus dan wajib berjarak dengan temen-teman nya, tidak hanya dengan temen-temen nya namun dengan keluarganya pun ia terpaksa harus mengurung diri di kamer.

Awal masuk kelas 10, ia berjuang, melawan, berperang dengan penyakit nya selama 01 bulan di hospital R'A, 02 bulan pula ia melewati masa penyembuhan, dan peng-istirahatan yang cukup. Sudah 03 bulan ia berdiam diri dan mengurung diri di kamer nya. Kerjaan nya berandai-andai dengan takdir nya, ia tau tidak ada manfaatnya nya pula mengandaikan sesuatu yang telah terjadi pada kehidupan nya.

Ia mulai menerima segala takdir yang telah allah berikan kepada nya, ia ingin memulai berdamai dengan keadaan, ia ingin mengusir kesepian di kehidupan nya, namun ia pun lupa dengan yang nama nya bersosialisasi di lingkungan nya. Entah karena kelamaan mengurung diri, entah karena mulai merasakan adanya rasa malu, dan entah karena memang sudah waktu nya untuk memasuki fase pendewasaan.

Tapi nyata nya, setelah mulai memasuki sekolah semester 02 Yuriza makin merasa kesepian, tak ada yg mengajak, tidak ada yang menanyakan keadaan nya, tidak ada pula yang mendekati nya, hanya sekedar menyapa pun tidak ada. 1 tahun, ia sudah lewati dengan penuh ekstrak kesabaran yang begitu besar.

Sudah di bagikan pula hasil rapot kenaikan kelas, Yuriza kira ia tidak akan naik kelas karena, ya 03 bulan ia tidak masuk sekolah karena sakit, namun nyata nya Alhamdulillah ia di naikan. Sedikit toleransi dengan nilai pas-pasan KKM, dan kehadiran full di semester 2.

Namun Yuriza tetap bersyukur atas kenaikan nya, ia selalu berdoa di sepertiga malam, sehabis sholat, di sujud terakhir nya, memohon, meminta, berharap kepada dia sang maha segala nya untuk di kirim kan satu orang. Hanya satu orang, untuk Yuriza jadikan tempat rumah ke 02 nya, namun Allah belum mengabulkan permintaan nya.

Yuriza selalu istiqo'mah dalam doa nya. Ia tetap berdoa untuk dirinya sendiri, untuk keluarga nya, dan untuk orang-orang di sekitarnya. Yuriza selalu menantikan hari dimana ia punya sahabat seperjuangan, seferquensi, dan senyaman itu untuk di jadikan sahabat. Dulu waktu zaman SD-SMP ia bener-bener merasakan kebahagiaan, kebersamaan, kesolidaritas-san nya dengan teman-teman nya.

Namun sekarang, sahabat SD yang dulu Yuriza anggap keluarga ke 02, dan tempat nya rumah ke 02 kini sudah asing; seasing-asing nya. Saking asing nya ketika bertemu pas-pasan pun tidak menyapa bahkan saling memberikan senyuman pun tidak, seakan-akan tidak pernah saling kenal, padahal dulu aku sama mereka adalah geng yang paling kompak, geng yang selalu mengutamakan kebersamaan tanpa ada nya kehadiran handphone.

Untuk kali ini, persahabatan aku sama mereka pun renggang. Hanya aku, hanya aku yang di lupakan oleh mereka, sejak aku mempunyai penyakit. Hanya aku yang mereka jauhi, dan hanya aku yang mereka tidak ajakin. Sehingga aku pun mengasingkan diri dari lingkungan sekitar. Malu tidak ada yang mengajak ku keluar.

Untuk temen-temen SMP pula aku sangat bersyukur hingga saat ini, karena mereka masih yang aku kenal, selalu saling mengajak, masih pada ramah, dan masih bisa deket walau jarak yang memisahkan. Jarak tidak akan bisa memisahkan kita, jarak juga bukan suatu penghalang untuk kita bertemu lagi.

Justru yang harus kita salah kan adalah waktu. Waktu lah yang selalu salah, dengan waktu kita bisa jadi sibuk, dengan waktu pula bisa saja kita akan melupakan masa-masa terindah, jika tidak ada komunikasi sama sekali. Dengan itu aku selalu komunikasi dengan baik lewat WhatsApp. Minimal saling sef nomor WhatsApp untuk tidak putus ikatan pertemanan...

Hai, kenalin nama ku Yuriza Bilqis Saimori. Aku mengakui bahwa aku adalah wanita yang tangguh !! Aku sering di sapa dengan sebutan "Riza, iqis, ataupun Riri"... Aku terlahir dari keluarga yang sederhana namun kesederhanaan itu aku selalu belajar arti "Bersyukur"... Namunn >> lanjut part selanjutnya 。◕‿◕。

Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara, diantara mereka aku lah yang memiliki tubuh mungil, serta lemah. Tapi aku akui, aku tidak lemah tekad, aku tidak mudah menyerah, aku tetap tegar dan kuat menjalani kehidupan ku yang penuh dengan penderitaan. Baik dari keluarga, maupun pertemanan.

Aku yang selalu mengalah kepada semua orang, aku juga yang selalu ngerti-in mereka, tapi kenapa mereka selalu tidak bisa ngertiin aku padahal aku juga manusia, yang ingin di mengerti, dan juga di pahami. Namun semua itu akan selalu jadi penantian, akan selalu jadi kata "ketidakmungkinan" untuk aku yang dari awal masuk SMA nya juga selalu berpura-pura menjadi orang lain.

Di sebuah kamar yang gelap gulita, yang dingin dan sedikit menyeramkan kan, namun ini tempat ternyaman untuk Yuriza, yang sudah menjadi tempat segala menampung kesedihan, yang tidak ada satu pun yang tau jika aku selalu menangis dalam diam, di tengah kegelapan itu sudah menjadi saksi bisu nya aku selalu meratapi nasib, dan yang menjadi saksi bisu bahwa kasur, bantal, guling, dan segala barang yang ada disini lebih tau aku di banding keluarga ku.

"Andai mama papa tau aku tidak sekuat ini melawan kerasnya dunia, aku butuh pelukan yang tulus dari kalian. Kenapa, kalian ada waktu aku lagi sakit parah? Dan setelah aku sembuh, kalian malah seperti biasa lagi. Bahkan lebih parah dari dulu. Mama, papa aku juga ingin di perlakukan baik, layak nya mama dan papa berprilaku kepada abang Saga dan juga adek reza" Yuriza seketik membatin lagi dan lagi seperti itu.

"Yuriza bangun, makan siang nya tuh udah ada di dapur. Mamah mau pergi dulu, habisin yah lauk pauk nya soal nya abang sama adik mu udah pada makan" Mila Saimori nama mama nya yuriza. Seketika yuriza tersenyum, namun setelah ibu nya menyebutkan abang sama adik nya sudah makan ia pun kembali murung dan ter-merenung.

"Iya maa"

Tak butuh lama.. ia sudah lapar, ia pun keluar kamar dan turun ke dapur, Mengambil piring, nasi dan lauk pauk nya. Setelah merasa cukup, ia pun kembali ke kamar, ia selalu makan di kamar nya. Sambil makan, sambil ter merenung juga, terkadang juga sambil membatin "kenapa ya setiap makan, aku selalu di akhir? Kan bisa makan bersama-sama :).

-
-
-
-

Ada yang pernah ngalamin seperti yuriza??...

Eisttss ini masih awall ya temen-temen..

Ayo vote, komen dan sher yah biar banyak yang baca + biar semangat ngaplod nya.

Maaf jika tulisan nya kurang rapih, aku masih pemula ehehe... terimkasii yang sudah baca 🔥❤️‍🔥⭐✊🏻.

Need Friends ( SLOW UPDATE )Where stories live. Discover now