00.01

12.8K 866 7
                                    

***

"BANGUN!!!!" sebuah suara menggelegar memenuhi ruangan kecil yang didalamnya terdapat buntalan imut yang sudah meringkuk ketakutan.

" i..iya Bu.." lirih buntalan itu ketakutan

"Sudah berapa kali saya bilang, jangan pernah terlambat untuk bangun!!! Sekarang sana kerja!!!"

"a..api, ayes cakit Bu.." dia mendongakkan kepalanya meminta belas kasihan dari wanita di depannya.

Wanita yang sudah kepalang emosi itu, langsung saja menarik tangan kecil itu dengan kasar. Dia membawa bocah itu keluar kemudian melemparkannya ke jalan dengan keras.

"Kembali setelah membawa uang yang banyak!!" Ujarnya kemudian menutup pintu keras.

"Hiks.. api ayes wlappal..!" Isakan itu kembali keluar dari bibir kecilnya.

Kemudian bocah itu berlalu dari sana dan pergi dengan tangan yang memegang perut kecilnya. Sedari kemarin dia belum makan apa-apa, pagi ini dia kembali tidak di beri makan. Mata bulat nya sudah berkaca-kaca ketika perih menghampiri perutnya.

"Ayes tuat, psti bica cali Wang..!" Semangat nya pada diri sendiri.

Dia berjalan menuju jalan raya yang penuh dengan kendaraan. Pekerjaan nya tiap hari adalah mengemis di jalanan, jika dia mendapatkan uang yang banyak, maka akan diberi makan kalau tidak maka dia juga tidak akan makan.

Balita mungil berumur 4 tahun itu tinggal di sebuah panti asuhan dari kecil. Dia tidak tau dimana dan siapa orang tua nya. Yang dia tau, dia dibesarkan oleh ibu panti bersama dengan anak-anak lainnya. Perlakuan ibu panti sangat berbeda antara dia dan teman-teman pantinya. Jika dengan yang lain, ibu akan memperlakukan mereka dengan lembut, maka berbeda dengan Ares! Dia akan diperlakukan layaknya seekor binatang. Tak jarang, ibu sering memukulnya ketika dia tidak membawa sepeser uang pun jika kembali dari acara mengemisnya.

Tubuh yang kekurangan gizi itu memiliki banyak bekas luka. Tentu saja itu tidak terlihat oleh orang lain. Ibu cukup pintar untuk tidak memukul Ares Di bagian tubuh yang terlihat. Dia akan memukul dibagian yang tidak terlihat dari luar, seperti punggung, perut, dan paha.

Dan hukuman paling ringan yang akan di terima si kecil adalah tidak di beri makan. Jika Ares tidak membawa uang yang cukup banyak, maka ibu tidak akan memberikan makanan untuknya. Tapi jika sedang berbaik hati, dia akan memberi sisa makanan anak panti kepada Ares. Tentu saja Ares akan senang jika di beri makan meski itu sisa sekalipun. Dia hanya bocah kecil yang tidak tau apa-apa.

***

Waktu sudah siang hari, dan sampai sekarang Ares belum juga mendapatkan sepeser uang pun. Orang-orang hanya menatapnya tidak peduli. Tidak ada yang berniat untuk mengasihani bocah kecil itu.

Ares yang tidak mendapatkan apa-apa langsung berjalan tak tentu arah. Pikirannya dipenuhi pertanyaan bagaimana dia harus mendapatkan uang. Dia tidak mungkin kembali dengan tangan kosong. Ibu pasti akan memukulnya jika hal itu sampai terjadi.

"Ayes wlappal, api wang na nda ada!!" Gumamnya.

Tiba-tiba sebuah sedan mewah berhenti di sebelahnya. Ares yang terkejut, hanya melihat dan mengamati mobil itu. Kemudian keluar lah seorang pria dengan tubuh jangkung dengan pakaian yang luar biasa mewah. Ares bahkan sampai membuka mulut sangking kagumnya.

"Aman na ndanteng!" Serunya dengan mata berbinar.

Pria itu mengangkat sebelah alis melihat ke antusiasan bocah di depannya. Tadi dia saat mengendarai mobilnya, dia melihat bocah itu berjalan sambil menundukkan kepalanya. Karna kasihan, akhirnya dia turun untuk menawarkan bantuan.

"Kamu mau kemana?" Tanya pria itu.

"Emm, ayes cawli wang, aman!" Sahut Ares

"Cari uang?" Tanya pria itu tidak yakin.

Ares mengangguk semangat. Dia sangat menyukai pria dihadapannya. Pria itu sangat tampan dan berwibawa.

"Ya udah ini buat kamu!" Ujar pria itu kemudian menyerah kan beberapa lembar uang berwarna merah ke tangan mungil bocah itu. Entah apa yang merasukinya, sehingga mau berbaik hati dan berbagi hari ini.

"Emm" Ares memiringkan kepalanya bingung. Dia menatap uang di tangannya kemudian menatap pria di hadapannya. Begitu terus sampai pria itu berbicara kembali.

"Itu buat kamu! Paman pergi dulu!" Setelah menepuk kepala bocah itu beberapa kali, akhir nya dia pergi dan memasuki mobilnya.

Ares memandang mobil itu pergi dan menghilang dari pandangan nya. Dia kembali menatap uang di genggaman nya. Sebuah senyum kecil terukir dibibir kecilnya.

"Aman baik, makacih!" Lirihnya.

Kemudian dengan langkah penuh semangat, dia pergi dari sana menuju panti asuhan tempat dia tinggal. Dia berpikir bahwa ibu pasti senang karna dia memiliki uang. Sebenarnya dia tidak tau berapa uang yang berada di tangannya. Tapi melihat uang itu ada beberapa lembar dan berwarna merah, Ares menebak pasti uang itu jumlahnya banyak.

***

T

B

C

Next?




THE STORY OF BABY ARES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang