Ep 02 • The Angel : What's the letter for?

53 4 0
                                    

[Dap Dap Dap Dap Dap]

Suara langkah sepatu di lantai tapi terdengar lebih ramai seperti sedang berada di kerumunan.

"Kemarin di Jepang sampai rela antre, di Indonesia ngga mungkin. Mau antre gimana toh mereka download bajakannya"

Melihat berita di HP sambil tetap berjalan aku tidak menghiraukan siapa pun di dekat ku.

"Aku orang yang baik, ngga bakal mau download ilegal. YEEEAAAHHHHH!!!!!!"

Mengepalkan tangan dan mengangkatnya dengan penuh semangat.

"Yaah, tapi kau malah meminta copy-annya"

"Hee? Diam kau, merusak suasana saja"

Pagi ini Aku jadi bahan pembicaraan di sekitar. Setiap kali aku melewati mereka aku di lirik dan jadi bahan omongan, sepertinya. Aku memakai zip sweater hitam ber-kupluk warna biru muda bergaris-garis melingkar putih dari besar sampai kecil di kupluknya dan lengan sweater ku lipat. Bersama seorang teman aku pergi ke sebuah mall yang cukup besar di daerah Jakarta untuk membeli game PS Vita terbaru yang sedang hits. Temanku bernama Acey, ia memiliki wajah yang manis dengan rambut agak pendek bergelombang dan berwarna cokelat gelap. Dia seorang laki-laki.

"Hei Varo"

Mengepalkan tangan dengan tatapan lugunya

"Apa ?"

Aku tetap melihat kedepan.

"Setelah kelulusan nanti apa kamu akan pergi k...."

"Tidak mungkin. Huuaahhhmm"

"Aku belum selesai mengatakannya"

Sambil cemberut lalu ia melanjutkan kembali percakapan.

"Tapi kenapa ?"

"Aku lahir di sini. Lagi pula kakek ku sudah meninggal, tinggal nenek saja itu juga ia tinggal di Jakarta"

"Oh.Tapii.."

"Kenapa kau bertanya seperti itu ?"

Aku melihat ke arah Acey karena ia terlihat seperti memikirkan sesuatu lalu aku pun menaikan kupluk sweater menutupi kepalaku.

"Rahasia. Teehee..." sambil menjulurkan lidahnya.

"Yahh, terserah kau saja"

Pandangan ku menuju ke arah Acey, lalu kembali ke depan karena toko game sudah sangat dekat dengan kami.

Kami berteman sejak SD. Saat kecil rumah kami bersebelahan namun saat SMA aku pindah rumah. Ya meskipun begitu, kami masih sering bertemu di tempat kami biasa bermain.

Kami masuk ke dalam toko dan mulai memilih-milih game yang ingin di beli. Kalau aku sih memang sudah menentukan ingin membeli game apa tapi aku juga ingin melihat-lihat game yang lain. Ku lihat Acey sedang melihat game-game PC(Personal Computer) yang bergenre FPS(First Person Shooter).

"Varo lihat"

Menunjukan sebuah DVD game kepadaku.

"Oh game FPS "

Mengambil dan melihat-lihat kaset itu.

"Kau pernah memainkan game FPS ?"

"Tentu saja sudah berkali-kali"

"Waahhh, hebatnyaaa~ aku baru tau"

Dengan mata yang berbinar-binar dia memujiku, mungkin di mata dia aku terlihat begitu hebat, mungkin.

"Dan kalah berkali-kali"

Aku meletakan kembali kasetnya karena yaa.. memang aku sudah tidak mau ingat lagi sudah berapa kali aku kalah bermain game tembak-tembakan seperti itu.

Children of the Light : Painful DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang