Kajian Ramadhan

183 19 16
                                    

🐶🐯🐨

Sejak bulan suci ramadhan warga komplek 131 ngadain kajian dan buka bersama setiap sabtu sore. Sengaja biar pada nggak bisa pacaran dengan alesan cari takjil.

Kajian sore diisi ustad dari luar namanya ustadz Siwon. Suasana pengajian lebih khusyuk gara-gara orang udah mulai lapar.

"Baiklah mungkin itu materi yang dapat saya sampaikan pada sore hari ini, dapat dipahami ya ibuk-ibuk bapak-bapak semuanya?" Akhirnya sampai penutupan.

"Iyaaa/insyaallah ustadz" jamaah komplek kompak nyahut.

"Ya baiklah terimakasih banyak atas materi yang sudah disampaikan oleh ustadz Siwon untuk sesi berikutnya yaitu tanya jawab silahkan bagi para hadirin yang rahmati Allah SWT barangkali ada yang ingin disampaikan?" Yoshi yang tugas sebagai moderator buka sesi tanya jawab.

Jamaah pada diem, bikin Yoshi merasa nggak enak. Takut banget dia bikin ustadz Siwon merasa nggak dihargai.

"Saya! Saya ingin bertanya!" Hanbin angkat tangan semangat.

Lihat bapaknya angkat tangan bikin Yoshi senang sekaligus was-was. Seneng karena ada yang berpartisipasi tanya jawab tapi was-was sama pertanyaan bapaknya.

"Ada yang lain?" Yoshi nggak langsung acc, kalo bisa jangan bapaknya deh yang nanya. Senyap nggak ada yang tanya, mau nggak mau Yoshi acc bapaknya buat nanya.

"Ya silahkan kepada bapak Kim Hanbin untuk menyampaikan pertanyaannya" Yoshi mempersilahkan.

"Baiklah, sebelumnya ustadz saya ingin bertanya diluar materi seputar ramadhan" Hanbin minta ijin.

"Ya silahkan" ustadz Siwon nyaut santuy.

"Baiklah, begini ustadz saya ingin menikah. Saya sudah lama memendam perasaan pada seorang wanita ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius Namun hubungan saya ini terhalang restu" Yoshi langsung lirik bapaknya nggak santai.

"Siapa yang tidak menyetujui pak? Mungkin bisa dibicarakan baik-baik" ustadz Siwon motong pertanyaan bapak tiga anak itu.

"Suaminya pak, jadi saya ingin minta solusi untuk menyingkirkan suaminya pak" Yoshi tepuk jidat. Tuhkan bener, nggak bener bapaknya.

"Baiklah super sekali bapak, pertanyaan yang bagus. Saran saya perasaan bapak sebaiknya jangan dipendam cukup orangnya saja yang dipendam!" Ustadz Siwon jawab sengit.

Jamaah lain ngakak sama jawaban ustadz Siwon.

"Bersihkan hati pak, istighfar! jika bapak serius ingin mencari istri silahkan kirimkan cv anda ke saya nanti saya carikan yang sesuai dengan tipe bapak" Siwon kasih solusi.

"Baik ustadz terimakasih atas jawabannya" Hanbin balik duduk setelah bikin heboh.

"Baiklah masih ada waktu silahkan penanya berikutnya" Yoshi cari partisipan lainnya.

"Saya! Saya ingin bertanya ustadz!" Jihoon angkat tangan tinggi-tinggi. Yoshi hela nafas, bapaknya aja udah begitu pertanyaannya apa lagi anaknya.

"Ya silahkan" Siwon langsung ACC. Nunggu Yoshi kelamaan.

"Baiklah terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan begini ustadz saya ingin bertanya. Orang yang meninggalkan tenggelam itukan mati syahid jadi kalau kita melihat orang tenggelam haruskan kita diamkan saja agar dia mati syahid?" Jihoon nanya serius. Orang-orang jadi ikut serius.

"Begini wahai anak muda jika anda melihat orang tenggelam alangkah baiknya jika anda menolongnya karena ini bukan film titanus yang tenggelam romantis. Kalo anda biarin dia mati tenggelam berarti anda halal untuk ditenggelamkan juga biar ikut syahid" ustadz Siwon menyesal tadi kasih kesempatan buat tanya. Tau gitu diemin aja tadi.

Jamaah yang tadinya lesu sekarang pada ketawa-ketawa berkat pertanyaan keluarga minus ini.

"Baiklah begitu jawaban untuk pertanyaan saudara Jihoon" Yoshi balik ambil alih sebelum makin merembet kemana-mana.

"Jadi diselamatkan ya?" Jihoon masih nggak paham.

"IYA! jangan bikin emosi ya tolong kerjasamanya!" Yoshi senyum penuh makna tersirat. Makna buat baku hantam sih lebih tepatnya.

Akhirnya Jihoon balik duduk manis ditempatnya.

"Baiklah karena masih ada waktu silahkan satu penanya terakhir" Yoshi berharap banyak kali ini ada yang nanya sesuai materi.

Di tungguin nggak ada yang angkat tangan.

"Saya beri kesempatan bagi satu penanya lagi, ayo silahkan!" Orang-orang masih pada diem.

"Saya mau tanya!" Akhirnya ada juga yang tanya. Tapi Yoshi nyesel karena bukan orang lain yang tanya melainkan saudara sendiri lagi.

"Baiklah silahkan anak muda! To the point saja" Yoshi spontan noleh. Woah nggak tahu nih ustadz betapa randomenya otak Kim Junkyu. Kerandoman otak Junkyu itu lebih parah dari bapaknya ataupun Jihoon.

"Baiklah kalau begitu langsung saja, Ustadz berdosakah kita jika melihat payudara transgender seperti lucinta luna? Kan aurat pria itu dari pusar sampai lutut" kan.... Kan.... Yoshi bilang juga apa.

Ustadz Siwon senyum kecil, Sambil istighfar tiga kali.

"Saya suka dengan anak muda ini. Pembawaannya bagus, bahasanya juga to the point, semuanya sudah bagus tinggal nunggu pencabutan nyawanya saja" orang-orang ketawa.

"Anda ini sepertinya tipe yang diberi cobaan malah dicobain ya. Baiklah jadi begini, secara aslinya dia laki-laki namun onderdilnya kan sudah tidak ori ya jangan disamakan dengan saat dia masih ori dong! Memangnya anda nafsu dengan transgender? Anda minat begitu dengan transgender?" Junkyu geleng kepala. Ya kali dia minat dengan makhluk jadi-jadian begitu. Junkyu masih sangat normal.

"Paham?" Ustadz Siwon nanya memastikan.

"Paham ustadz" Junkyu balik duduk ketempatnya.

Yoshi langsung ambil alih buat penutupan.

Selesai pengajian pas adzan magrib berkumandang, jamaah langsung serbu nasi kotak yang udah disediakan panitia.

Yoshi ambilin bagian buat ustad yang dia undang.

"Ini terimakasih banyak untuk bantuannya" Yoshi salaman cium tangan hormat.

"Sama-sama"

"Sekalian saya ingin booking untuk pengajian minggu depan bisa tidak ya ustadz?"

"Ndak bisa! Sabtu depan saya mau pindah ke Australia jadi silahkan cari ustadz lain" permintaan Yoshi ditolak mentah-mentah. Ustadz Siwon pergi gitu aja.

"Pokoknya jangan hubungi saya lagi! Sekian!" Ustadz Siwon masih nyempetin ngomong padahal udah mau sampai pintu keluar.

"Ya udah sih!" Yoshi nggak ambil pusing. Dia mah tahu ustadznya kena mental ngadepin pertanyaan keluarganya. Ya biasalah.

Fin

RETURN OF SUPERMANWhere stories live. Discover now