05.flight

20.1K 341 43
                                    

Brak!

"Apa! Gadis itu tidak ada di apartment nya!?" Massimo menggebrak meja kerjanya saat mendengar kabar bahwa Maria tidak ada.

Pria itu menarik nafasnya berlahan, berusaha tenang. Namun rahang pria itu nampak tegang.

Paolo tidak membawanya kabur darinya bukan?

Bagaimana jika iya?, Bagaimana jika Paolo membawa gadisnya pergi!? Aku bersumpah akan menguliti tubuhnya dan membuangnya ke jurang!

...

Paolo menurunkan koper dari mobilnya. Pria itu menatap Maria seperti tidak mengizinkannya untuk pergi.

Paolo mengusap wajah Maria saat tetesan air hujan mengenai wajahnya.

"Hujan"

Pria itu segera menarik gadis itu agar masuk ke dalam bandara.

"Kau kedinginan, sir?" Maria mencoba mengelapnya dengan beberapa tisu yang ia ambil dari tas nya.

"Maria, harusnya aku yang bertanya seperti itu. liat, bajumu basah"

Paolo melihat sekitar bandara" satu jam lagi pesawat mu akan terbang ke Venesia, mungkin kita bisa sewa hotel buat mandi dan ganti baju?" Tawar Paolo dan hanya di balas anggukan oleh Maria.

Mereka berjalan di koridor bandara menuju hotel. Untung saja pihak bandara juga memiliki hotel.

Paolo memesan hotel hanya satu kamar, untuk dirinya dan Maria.

What? Satu kamar?

Apa Paolo memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan? Dia akan memperkosa Maria!.

"Kau yakin hanya memesan satu kamar hotel?"tanya Paolo memastikan.

Maria, gadis itu hanya tersenyum lalu mengangguk"iya, aku tidak keberatan dengan itu"

"Baiklah"

Astaga mendadak Maria sangat gugup . Kenapa begitu canggung berjalan berdua dengan Paolo?. Jantungnya berdegup sangat kencang. Sialan.

"Kita akan tidur di kamar hotel atas" kata Paolo melangkah masuk ke dalam lift.

"Kau Masi kedinginan? Sini." Paolo merentangkan tangannya agar Maria bisa merasa hangat saat ia peluk.

Fuck!

Paolo, kau memang laki-laki yang tidak mudah menyerah!. Sudah ku bilang, dia akan mencari kesempatan dalam kesempitan.

Maria memeluknya! Ia memeluk pria itu kuat.

"Cukup hangat?"

Maria mengangguk-angguk. Di dalam lift hanya ada mereka berdua saja dan jantungnya berdegup tak karuan. Sial jika pria ini merasakannya.

Paolo terkekeh" apa kau sangat kedinginan sampai- sampai jantungmu berdegup sangat kencang?" Godanya.

Maria membelalakkan matanya"t-tidak!" Maria mendorong tubuh atletis Paolo.

Ting.

Pintu lift terbuka dan Paolo menuntun jalan yang membawa mereka ke arah hotel transit. Pria itu mengambil sesuatu dari saku celananya lalu menempelkannya di pintu hingga pintu itu terbuka.

VENESIA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang